part 34

8.7K 697 33
                                    

"Tau. Yuk ikut aku" Maura menarik tangan Bia menuju ke suatu tempat.

********************
Maura mengajak Bia menaiki sebuah tangga lalu berhenti di depan sebuah pintu.

"Rooftop?" Tanya Bia. Maura mengangguk.

"Biasanya Felix di sini. Aku yakin dia pasti sekarang di sini" ucap Maura yakin.

"Yaudah, yuk masuk"

Bia ingin membuka pintu rooftop tersebut tetapi Maura menahannya.

"Kenapa?" Tanya Bia.

"Aku takut. Kamu aja deh yang masuk. Felix biasanya selalu marah-marah kalo aku ganggu dia" ucap Maura sambil menunduk.

"Udah gakpapa, ada gue kok. Lo gak perlu takut" ucap Bia sambil menepuk dadanya bangga. Padahal mah si Bia juga ketar ketir takut jika Felix marah padanya nanti.

Bia membuka pintu rooftop lalu masuk.

Di dalam Felix mendengar pintu rooftop yang terbuka. Felix melirik seseorang yang baru saja masuk. Melihat jika seseorang itu adalah Bia, senyumnya langsung mengembang.

"Bia...?" Ucap Felix. Namun, senyumnya langsung memudar ketika seorang gadis mumcul di belakang Bia.

"Ngapain lo kesini?!" Ucap Felix malas.

Bia bingung. Perasaan tadi Felix begitu antusias menyambutnya. Kenapa langsung berubah secepat ini?.

Melihat perubahan Felix, Bia meneguk silvanya dengan kasar.

"Lo gak suka gue ke sini?" Ucap Bia.

"Bukan lo. Tapi cewek di belakang lo itu!"

Bia melirik ke belang. Oh si Maura.

Apakah Felix begitu tidak menyukai Maura, sehingga sikapnya berubah dengan cepat seperti ini?.

Bia duduk di samping Felix.

"Maura, sini" titah Bia.

Maura melirik Felix takut-takut. Bagaimana dia ingin duduk di situ, jika Felix saja saat ini sedang memandangnya dengan tajam seperti itu?.

"Sini duduk di samping gue aja deh. Jangan takut"

Dengan ragu akhirnya Maura melangkah lalu duduk di samping Bia.

"Lo kenapa bersikap gitu sama tunangan lo?" Tanya Bia sambil menatap Felix.

"Tau dari mana kalo gue sama dia tunangan? oh, gue tau... pasti lo yang ngadu ke Bia kan?!" Felix Menatap Maura tajam membuat Maura ketakutan.

Bia menabok lengan Felix.

"Jangan galak-galak gitu sama cewek. Dia tuangan lo juga"

"Asal lo tau, Bi. Gue gak pernah sudi tunangan sama dia!" Ucap Felix sambil menunjuk Maura sinis.

"Kenapa?" Tanya Bia.

"Karena kakak gue egois. Dia udah gak peduli lagi sama gue, tapi apa? dia dengan seenak jidat memutuskan bahwa gue harus bertunangan sama dia!"

"Egois? haha.." Bia tersenyum miris menatap Felix.

"Bukanya lo yang egois? apa lo gak mikir selama ini kakak lo banting tulang bekerja keras demi lo. Coba lo bayangin, gimana kehidupan lo jika tanpa kakak lo?"

"Lo harusnya mikir! jangan hanya merasakan keluh kesah diri lo doang. Lo juga harus bayangin gimana rasanya jadi kakak lo!" Ucap Bia panjang lebar.

"Tunggu-tunggu. Lo kok seolah-olah kayak tau banget tentang kehidupan gue?" Tanya Felix bingung.

TRANSMIGRASI FEBYANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang