part 32

9.5K 770 1
                                    

Bia menegang. Mengapa Andra seteliti ini?. Astaga dia harus menjawab apa?!.

********************
"Kamu gak di apa-apain sama Vernan-Vernan itu kan?"

"G-gak kok. Tadi aku di gigit kecoa, i-iya kecoa" ucap Bia sambil tersenyum.

"Kecoa?" Tanya Andra bingung.

"Kamu habis dari mana? Kok sampe ada kecoa gitu?" Tanya Andra curiga.

"Udah yuk kita masuk, badan kamu panas banget ini. Nanti tambah parah lho" Ucap Bia mengalihkan topik pembicaraan agar Andra tidak terus bertanya kepadanya.

Karena Andra sudah merasa sangat lemas, akhirnya dia mengangguk saja lalu masuk bersama Bia.

Bia membawa Andra ke kamarnya lalu membaringkan badan Andra ke kasurnya.

Bia meluruskan kaki Andra lalu memakaikan Andra selimut.

Bia ingin beranjak pergi tetapi Andra mencekal tangannya.

"Mau kemana?" Ucap Andra lemas.

"Mau ambil kompresan buat kamu, tunggu di sini aja" Andra mengangguk lalu melepaskan tangan Bia.

Bia mengambil baskom kecil di isi air dan sebuah kain di dapur.

Bia kembali menuju kamarnya.

Bia melihat Andra yang sedang memejamkan matanya.

Bia menarik kursi meja rias ke samping ranjang dan duduk di ranjang lalu mencelupkan kain tadi ke baskom dan di peras.

Bia menempelkan kainnya pada dahi Andra.

Andra menggenggam tangan Bia.

"Tidur aja, biar aku jagain" ucap Bia sambil mengelus tangan Andra.

Anda membuka matanya pelan lalu menatap Bia.

Andra menepuk tempat di sampingnya.

"Sini tidur, biar aku cepet sembuh"

"Emm, gak enak. Aku tidur di kamar lain aja, kamu juga lagi sakit nanti keganggu" ucap Bia ragu.

"Sini ah, aku takut kalo aku tidur nanti kamu bakal ninggalin aku atau kamu tiba-tiba di bawa laki-laki lain kayak tadi"

"Astaga! mana ada yang bakal dateng ke sini malem-malem gini" Bia menggelengkan kepalanya melihat tingkah Andra.

"Yaudah makanya sini ih" perintah Andra.

Dengan ragu Bia mendekat lalu berbaring di samping Andra.

Bia menaruh kedua tangannya di atas perut sambil menatap langit-langit kamar canggung.

Andra yang kesal karena melihat Bia yang tidak peka, akhirnya menarik tubuh Bia ke dalam pelukannya.

Bia tersentak. Dia merasa gugup tetapi nyaman di posisi seperti ini.

"Gini aja, aku mau tidur"

Andra mengecup puncak kepala Bia yang berada di bawah dagunya lalu kembali memejamkan matanya sambil memeluk Bia.

Bia mendongkrak saat mendengar deru nafas yang teratur pertanda Andra telah tidur.

Bia tersenyum lalu membalas pelukan Andra dan ikut terlelap menyusulnya.

**********
Keesokan harinya....

Andra terbangun dari tidurnya.

Andra mengucek matanya lalu melirik ke samping ranjang.

Andra membelalakkan matanya panik saat tidak melihat Bia berada di sampingnya.

"SAYANGG!!!" Teriak Andra.

TRANSMIGRASI FEBYANA (END)Where stories live. Discover now