4. Tidak Apa

31 4 0
                                    

"Hmm hahh.", suara pelan itu terdengar oleh Bu Nanda. Dilihatnya Byung Chan mulai membuka matanya perlahan.
"Chan??", panggil Bu Nanda.

"Chan?? Ibu panggilkan dokter dulu ya.", kata Bu Nanda, sambil ingin pergi memanggil dokter namun tangan Byung Chan menahannya. Byung Chan menggelengkan pelan kepalanya.
"Kenapa sayang?", tanya Bu Nanda pelan di dekat wajah Byung Chan.
"Nggak papaa, naantii yangg laiin bangun.", kata Byung Chan pelan dan agak terbata. Bu Nanda paham dengan maksud Byung Chan yang tidak ingin mengganggu waktu tidur anggota yang lain.

"Chan?", gumam pelan Seung Sik. Ia dan Hanse menghampiri Byung Chan di tempat tidurnya.
Byung Chan tersenyum kecil saat melihat ke arah kakak-kakaknya itu, ia masih butuh waktu untuk mengembalikan tenaganya.

"Bagaimana perasaanmu Chan? Ada yang sakit?", tanya Bu Nanda.
"Peruut dan tenggorookan Chan, agak saakit. Tapii nggak paapaa, Bu..", jawab Byung Chan.
"Ini pasti efek karna kamu meminum campuran racun itu. Kamu mau minum? Atau kamu butuh sesuatu?", tanya Bu Nanda penuh perhatian.
"Tidakk Bu. Maaff bikin semuaa orang khawatir. Chann suudahh nggak papaa, jadii jaangaan khawatir. Chan masiih pengen tidurr.", kata Byung Chan.
"Baiklah, istirahat aja lagi Chan, nggak papa. Ibu disini ya, kalau butuh apa-apa bilang aja.", kata Bu Nanda. Byung Chan pun mengangguk, ia kembali memejamkan matanya.

"Chan beneran nggak papa kan Bu?", tanya Hanse khawatir.
"Nggak papa, sepertinya dia bangun cuma pengen bilang itu dulu. Biar kita nggak terlalu khawatir. Kalau ibu liat, kondisinya sudah stabil kok.", kata Bu Nanda menyakinkan Hanse dan Seung Sik.

Bu Nanda pernah mengambil jurusan kedokteran saat kuliah dan ia mendapatkan ijin untuk mengobati pasien. Jadi dia paham tentang kondisi pasien. Meskipun ia tidak menjadi dokter, tapi ia cukup tau dan paham tentang hal-hal yang berbau medis.

***

Keesokan harinya, pelaku yang diduga memberikan minuman beracun kepada Byung Chan ditangkap. Seorang gadis berusia 17 tahun, berinisial YSH. Dengan motif, tidak menyukai keberadaan Byung Chan, ia tidak ingin Byung Chan menjadi saingan idolanya (tidak disebutkan demi keamanan). Bu Nanda tidak habis pikir mengetahui motif si pelaku dan berharap agar pelaku bisa dihukum sebagaimana mestinya. Namun Byung Chan yang mengetahui kabar itu, meminta agar pelaku tidak dihukum, mengingat umurnya yang masih muda dan masih seumuran juga dengannya. Byung Chan tidak ingin pelaku mendapatkan catatan kriminal diusia yang masih muda itu.

"Chan, tindakan seperti ini tidak seharusnya dibiarkan, ini menyangkut masalah nyawa loh Chan.", kata Seung Woo.
"Kak, ini kan juga ada salahnya Chan. Perusahaan meminta untuk makanan dan minuman di periksakan dulu di perusahaan, tapi Chan malah membawanya langsung ke dorm. Untung yang minum itu Chan, bukan yang lain. Kalau yang lain, apa Chan tidak merasa sangat bersalah karena telah menerima minuman itu?", kata Byung Chan.
"Kita tau itu, Chan. Lo juga mungkin kurang hati-hati. Tapi kita juga harus kasih efek jera, biar orang-orang yang mempunyai niat seperti dia, tidak ada lagi dan tidak melakukan tindakan kriminal yang bisa membahayakan nyawa orang lain lagi.", kata Seung Woo. "Ok, kita balik, kalau gue yang minum itu racun, dan gue hampir mati, apa lo akan membiarkan orang itu bebas?", lanjut Seung Woo, ia berkata cukup keras kali ini.
"Kalau itu terjadi, Chan tidak akan pernah bisa memaafkan diri Chan sendiri. Dan Chan yang akan masuk penjara karena Chan yang sudah menerima minuman itu dan memberikan minuman itu ke kakak.", emosi Byung Chan.
"Ahh, lebih baik aku mati karena minum racun itu. Daripada berdebat begini.", kata Byung Chan lagi.
"HEIII, Byung Chan!!", bentak Seung Woo.
"Chaan!!", Bu Nanda tidak habis pikir dengan yang dikatakan Byung Chan barusan.

Suasana diruang rawat Byung Chan cukup tegang saat itu. Bu Nanda meminta hal ini untuk di diskusikan dahulu mengingat Byung Chan yang ingin membebaskan pelaku yang hampir membunuhnya itu. Namun, ia tidak habis pikir kalau suasananya akan menjadi seperti ini.

"Sudah, sudah, Byung Chan, Seung Woo.", pinta Bu Nanda, dia merasa sebaiknya diskusi ini diakhiri saja. "Chan sebaiknya kamu kembali istirahat ya. Semuanya juga kita akhiri dulu. Kalian pergi tidur, sudah malam. Ibu akan bicarakan ini dengan pihak perusahaan dan kuasa hukum. Seung Woo juga istirahat dulu. Kamu pasti kelelahan selama beberapa hari ini.", kata Bu Nanda, mengakhiri diskusi ini karena ia tidak bisa menemukan solusi apapun.

"Kak Seung Woo, hari ini gue yang jagain Kak Byung Chan ya. Kak Seung Woo tidur disofa aja.", pinta Subin. Seung Woo melihat ke arah Byung Chan tanpa ekspresi, ia sungguh tidak ingin bertengkar dengan Byung Chan karena hal ini. Tapi dipikirannya, ini sama sekali tidak benar, membiarkan seseorang yang ingin membunuh dibebaskan. Seung Woo hanya menggangguk, jawaban dari pertanyaan Subin tadi.

"Kamu tidur disofa juga Subin, gue baik-baik aja nggak perlu di jagain.", kata Byung Chan.
"Tidak. Sebelum Kak Byung Chan keluar dari RS, kakak harus kita jagain.", kata Subin, sambil membenarkan selimut Byung Chan.
"Ya ya ya. Gue tidur dulu, Subin kecil.", kata Byung Chan sambil memejamkan matanya.
"Hei, Kak Chan.", emosi Subin karena disebut kecil oleh Byung Chan. Byung Chan hanya nyengir dibalik matanya yang terpejam.

Didalam pikiran Byung Chan, dia juga tidak ingin bertengkar dengan Kak Seung Woo. Tapi dia juga tidak ingin memenjarakan orang itu. Dia tau hal ini tidak benar, tapi dia juga kasihan dengan orang itu, dia masih terlalu muda untuk mendapatkan catatan kriminal. Dia tidak ingin menyulitkan kehidupan orang lain.

***

Seung Woo berjalan ke atap rumah sakit. Ia ingin mencari udara segar. Selama Byung Chan masuk RS, sepanjang hari ia hanya berada di dalam ruang rawat Byung Chan. Ia benar-benar tidak meninggalkan Byung Chan seorang diri. Ia menatap ke langit yang penuh dengan bintang malam itu. Udara malam yang berhembus menyapu rambutnya yang sedikit panjang.

"Segar juga udara disini.", kata seseorang dari belakang.
Seung Woo menoleh dilihatnya Seung Sik yang datang menghampirinya.
"Lo nggak tidur?", tanya Seung Woo.
"Belum ngantuk. Lo sendiri?", tanya Seung Sik balik.
"Gue lebih butuh udara segar saat ini, dibandingkan dengan tidur.", kata Seung Woo.
"Hmm, pasti karena hal tadi?", tanya Seung Sik.

"Hmm, gue nggak bisa membiarkan hal ini begitu saja, Sik. Byung Chan itu adik gue, gue yang ngerawat dia selama ini. Kita tumbuh bersama, sekolah, kerja part time, trainee bareng, dan saat kita udah diposisi sekarang, dia mengalami kejadian yang sangat berbahaya seperti ini. Gue yang tau, sedihnya dia, sakitnya dia, dia bisa bertahan sampai sejauh ini bukan hal yang mudah. Gue nggak habis pikir, kalau sampai Byung Chan pergi karena perbuatan orang yang tidak berperasaan itu. Entah gue harus melanjutkan hidup gue seperti apa nantinya.", kata Seung Woo.

"Lo tau sendiri kan Byung Chan seperti apa. Dia mudah sakit, kelelahan sedikit aja, dia bakalan drop. Lo bisa bayangin bagaimana paniknya gue saat Byung Chan muntah darah dan nggak sadarkan diri? Lo tau? Gue terus berdoa, 'Tolong jangan ambil Chan, ambil gue aja. Gue aja yang gantiin posisi dia'", lanjut Seung Woo.

"Gue paham perasaan lo, Kak. Gue juga berharap pelaku dihukum dengan setimpal. Tapi lo tau sendiri, Byung Chan bagaimana?", kata Seung Sik.
"Kalau gue bersikeras untuk menghukum pelaku. Gue khawatir Byung Chan akan menyalahkan dirinya sendiri.", kata Seung Woo, cukup frustasi.
"Jadi lo bakal ngikutin kemauan Byung Chan?", tanya Seung Sik.
"Gue nggak mau, tapi gue harus mau.", jawab Seung Woo.

***

Setelah diskusi yang cukup panjang dengan pihak-pihak terkait, akhirnya pelaku dibebaskan tanpa syarat apapun. Perusahaan dan kuasa hukum, memenuhi permintaan Byung Chan untuk membebaskan pelaku. Tentu saja atas persetujuan Seung Woo dan juga Bu Nanda sebagai Wali dari Byung Chan.

Orang tua dari pihak pelaku juga meminta maaf secara pribadi atas tindakan yang dilakukan oleh anaknya itu. Mereka benar-benar tidak tau tentang tindakan yang telah dilakukan oleh anaknya. Mereka berjanji untuk mendidik anaknya agar tidak melakukan kesalahan yang sangat fatal seperti itu lagi.

Seminggu setelah Byung Chan dirawat di RS, kondisi Byung Chan berangsur membaik, ia pun akhirnya diperbolehkan untuk pulang.

"Kak Seung Woo, maaf telah berkata kasar, saat itu.", kata Byung Chan saat mereka sudah kembali ke dorm.
"Nggak papa, gue juga minta maaf karena udah ngebentak lo.", kata Seung Woo sambil memeluk Byung Chan. Ia sangat bersyukur karena saat ini Byung Chan sudah kembali sehat seperti biasa.

***

- bersambung

Full of SecretsWhere stories live. Discover now