18. Tenanglah

19 4 0
                                    

Seung Woo perlahan merasa tenang didalam pelukan Bu Nanda. Bu Nanda membawa Seung Woo pergi keruangannya. Ia tidak ingin Byung Chan mengetahui kejadian ini.

"Seung Woo, ada apa denganmu?", tanya Bu Nanda.
"Nggak papa bu.", jawab Seung Woo.
"Kamu nggak mau cerita sama ibu?", tanya Bu Nanda. Seung Woo hanya diam. Bu Nanda pun mengerti.
"Nggak papa kalau kamu nggak mau cerita sama ibu. Tapi ibu minta satu hal sama kamu, tolong jangan bertindak kasar kalau sedang marah, yaa?", pinta Bu Nanda.
"Maaf bu.", kata Seung Woo.
"Nggak perlu minta maaf sama ibu. Kamu nggak ada salah sama ibu.", kata Bu Nanda sambil kembali memeluk Seung Woo. Bu Nanda tau, Seung Woo masih belum merasa tenang sepenuhnya. Bu Nanda meminta Seung Woo untuk beristirahat dulu di kamarnya yang ada diruangan itu.

Sore itu, Bu Nanda mengunjungi anggota SVS yang ada di dorm. Ia memberitahukan kejadian yang terjadi semalam kepada anak-anak. Setelah mengetahui semuanya, mereka pergi ke RS untuk menemui Byung Chan dan Subin. Mereka masuk ke RS melalui jalur rahasia, agar tidak diketahui oleh media dan publik. Subin juga sudah menyelesaikan perawatan dengan Dr. Mina, dokter psikiater. Ia saat ini sedang berada diruang rawat Byung Chan.

***

"Lo udah bangun? Gimana perasaan lo?", tanya Bu Nanda pada Minhyun, saat ini ia sedang menjaga Minhyun.
"Ahh", rintih Minhyun.
"Lo mau apa? Gue ambilin, jangan banyak gerak dulu.", tahan Bu Nanda saat Minhyun hendak bangun dari tidurnya.
"Gue mau bersandar aja.", jawab Minhyun.
"Bentar, gue bantuin.", kata Bu Nanda.

"Lo ngapain jagain gue disini? Lo kasian sama gue?", tanya Minhyun heran.
"Bukan gitu, gue kesini mau ngunjungin lo. Gue liat, teman lo nggak ada, jadi gue nungguin lo, siapa tau lo bangun dan butuh sesuatu, setidaknya gue bisa bantuin lo.", jawab Bu Nanda, ia memang tipe orang yang cuek, tapi ia juga penuh perhatian.
"Gue nggak papa, gue bisa sendiri. Kalo sibuk, lo bisa pergi, gue nggak butuh apa-apa.", kata Minhyun.
"Lo ngusir gue?", celetuk Bu Nanda. Minhyun hanya diam.
"Lo lapar? Mau makan nggak? Gue bawain makanan nih tadi.", kata Bu Nanda lagi. Ia tidak memperdulikan perkataan Minhyun tadi. Ia membuka makanan yang ia bawa.

"Nih, makan dulu. Lo belum ada makan kan sejak operasi?", kata Bu Nanda sambil ingin menyuapi Minhyun. Minhyun cukup kaget dengan tindakan Bu Nanda. Namun ia tetap menerima suapan itu, karena ia menyadari bahwa ia merasa lapar saat itu.

"Widihhh ada yang lagi suap-suapan nih.. jadi pengen juga deh, yank.", celetuk Dr. Seongwoo saat masuk ke ruang rawat Minhyun bersama pacarnya Dr. Yoo Jung.
"Eh, Kak Seongwoo, Yoo Jung.", sapa Bu Nanda.
"Apaan sih lo, arghhh", Minhyun mencoba melempar Dr. Seongwoo dengan ponsel yang ia pegang saat itu. Namun lukanya terasa sakit saat ia bergerak.
"Nah kan, sakit sendiri.", kata Dr. Seongwoo.
"Lo nggak papa?", panik Bu Nanda. Minhyun hanya menggangguk.

"Kita berdua cuma pengen jagain lo tadi. Gue liat Jinyoung keluar soalnya. Eh ternyata ada Nanda disini. Sorry kalo kita ngeganggu.", kata Dr. Seongwoo lagi menggoda Minhyun. Minhyun hanya melihat Dr. Seongwoo tanpa ekspresi. Sedangkan Nanda hanya tersenyum dengan santai.
"Jangan emosian mulu, Hyun.", kata Dr. Yoo Jung.

Setelah Minhyun selesai makan, Bu Nanda pamit untuk keluar, begitupula dengan Dr. Yoo Jung. Sedangkan Dr. Seongwoo berniat untuk menjaga Minhyun disana.

***

Bu Nanda berjalan menuju ruang pribadinya di RS itu, didampingi oleh Agen Daniel yang selalu menemaninya saat itu. Saat menaiki lift tiba-tiba saja Bu Nanda pingsan, untuk saja Agen Daniel sigap menahan tubuh Bu Nanda. Ia langsung mengendong Bu Nanda. Setelah keluar dari lift, ia langsung menuju ke ruang Bu Nanda.
"Ke sofa aja, sepertinya Seung Woo masih dikamar.", kata Bu Nanda pelan. Agen Daniel yang paham maksud Bu Nanda langsung menuruti permintaan Bu Nanda.
"Gue pasangkan infus dulu.", kata Agen Daniel. Bu Nanda hanya mengangguk.

Sebenarnya Bu Nanda merasa tubuhnya sedang tidak baik-baik saja sejak ia mengunjungin anak-anak SVS di dorm tadi. Tapi ia juga merasa khawatir dengan keadaan Minhyun. Sehingga ia menemui Minhyun dulu, setelah kembali tiba di RS.

"Makasih Niel.", kata Bu Nanda setelah Agen Daniel selesai memasangkan infusnya.
"Tolong jangan selalu memaksakan diri. Lo harus menjaga kesehatan lo juga.", pinta Agen Daniel.
"Baiklah.. Lo juga istirahat dulu. Lo juga pasti kelelahan kan?", kata Bu Nanda. Perlu diketahui bahwa Bu Nanda dan Agen Daniel adalah teman lama saat mereka sama-sama latihan untuk menjadi agen keamanan swasta.

Setelah Bu Nanda tertidur, Agen Daniel menyelimuti Bu Nanda dengan trench coatnya. Ia pun duduk dilantai disamping sofa tempat Bu Nanda tidur.

Keesokan harinya, Seung Woo keluar tadi kamar Bu Nanda. Ia terkejut melihat Bu Nanda yang tertidur disofa dengan infusnya. Agen Daniel yang terbangun mendengar langkah kaki Seung Woo dengan cepat meminta Seung Woo untuk diam.
"Tenang, Bu Nanda kelelahan aja. Dia cuma butuh banyak istirahat aja.", kata Agen Daniel.
"Kenapa nggak bangunkan saya, kak. Biar Bu Nanda istirahat dikamarnya.", kata Seung Woo merasa tidak enak.
"Nggak papa, Bu Nanda sendiri yang minta, dia nggak mau membangunkan kamu yang sedang istirahat.", kata Agen Daniel.

"Oh, Seung Woo sudah bangun?", tanya Bu Nanda, ia terbangun mendengar percakapan diantara Agen Daniel dan Seung Woo. Bu Nanda mendudukan diri dari posisi tidurnya tadi. Seung Woo menghampiri dan langsung memeluk Bu Nanda.
"Maaf bu, atas kelakuan dan perkataan buruk Seung Woo kemarin.", kata Seung Woo, membuat Bu Nanda kaget.
"Ibu jangan sakit. Seung Woo nggak mau melihat ibu sakit.", katanya lagi.
"Nggak, ibu nggak sakit kok. Ibu cuma kelelahan. Jangan khawatir ya.", kata Bu Nanda sambil membalas pelukan Seung Woo.

***

"Apa yang sudah kamu lakukan? Kenapa sangat kacau seperti ini? Habisi mereka sekarang atau kamu yang akan saya habisi!"

"Bangsat!! Gara-gara mereka semua!! Jadi berantakan semuanya!!!", teriak pria itu, setelah telponnya terputus.

"Boss, penjagaan di RS sangat ketat. Kita nggak bisa asal masuk saja disana. Mereka benar-benar meningkatkan keamanannya.", salah satu anak buahnya melapor.
"Heh, lo gue gaji hanya untuk melapor hal nggak berguna gini kah? Hah!! Cepat pergi sana!! Bunuh mereka, bagaimanapun caranya, bangsat!!", jawab pria itu dengan menendang anak buahnya. Ia sangat emosi saat ini. Ia akan membalas dendam untuk kegagalannya kali ini.

***

Minhyun keluar dari ruang rawatnya, ia merasa sangat bosan disini. Jinyoung pergi untuk membelikan makanan sedangkan Dr. Seongwoo sedang melakukan operasi.
"Mau kemana bos?", tanya salah satu pengawalnya yang berjaga di depan pintu ruang rawatnya.
"Gue cuma mau jalan-jalan bentar. Nggak usah ikutin gue.", kata Minhyun saat pengawalnya akan mengikutinya.
"Tapi bos..", belum sempat pengawalnya melanjutkan perkataannya Minhyun langsung memotongnya.
"Ini perintah! Disekeliling RS juga banyak Agen INS yang berjaga, jadi nggak perlu ikutin gue.", kata Minhyun tegas, ia tau Agen INS memperketat penjagaan di RS saat ini.
"Baik, bos.", pengawalnya pun menurut.

Minhyun berjalan menuju tempat istirahat yang ada di RS itu. Ia duduk sorang diri dikursi yang terletak outdoor itu. Ia menghubungin Jinyoung untuk menemuinya disana saat tiba di RS nanti. Tidak beberapa lama kemudian Jinyoung datang membawakan makanan pesananya.

"Eh, bro. Lo bener-bener ya. Lo nggak boleh sendirian begini, pengawal lo dimana?", kesal Jinyoung karena pasti Minhyun melarang pengawalnya untuk mengikuti.
"Ahh, bosan deh gue sama lo pada. Lo pikir gue anak kecil yang kemana-mana harus dijagain? Disini juga banyak Agen INS yang berjaga, lo nggak liat tu.", kata Minhyun menunjukkan lokasi beberapa anggota dari INS.
"Iya tetap saja, bro. Lo juga nggak tau kan, wajah-wajah anggota INS yang mana aja? Siapa tau ada yang menyamar..", perkataan Jinyoung dipotong oleh Minhyun dengan memasukan sandwich ke mulut Jinyoung.
"Dah, makan nih. Jangan ngomel mulu, kayak ibu-ibu.", kata Minhyun sambil menggigit sandwichnya juga.

- bersambung

Full of SecretsWhere stories live. Discover now