5. Mata-Mata

27 4 0
                                    

1 tahun kemudian

"Heii Subin, gue lagi asik nonton, lu asal main pindah aja channelnya.", kesal Heo Chan yang sedang asik menonton pertandingan sepak bola.
"Kak Heo Chan, santuyy, gue mau nonton dramanya Kak Seung Sik dulu.", kata Subin sambil mengejek Seung Sik.
"Ehh lo, awas ya.", kata Seung Sik sambil melempar bantal sofa ke Subin.
"Haha bener juga, udah tayang ya. Mana-mana?", kata Heo Chan antusias.
"Ehh jangan dong, gue malu kalo kalian pada nonton.", kata Seung Sik.

"Syuuttt berisik banget sih, kalo nonton itu, diam. TVnya yang bersuara bukan penontonnya.", celetuk Sejun yang asik dengan game di ponselnya.
"Ahh Kak Sejun, diam aja deh lu, game mulu sepanjang hari.", sahut Subin.
"Heh, dasar, anak kecil! nih.", kata Sejun sambil melempar bantal sofa ke Subin.
"Aduhhh dilemparin bantal mulu, gue dari tadi.", celetuk Subin, membuat semua yang ada disana tertawa.
"Rame banget, sih. Lagi ngapain dah?", tanya Hanse yang baru saja bangun dari tidurnya. Hari ini, ia memiliki jadwal yang cukup padat, sehingga baru tidur jam 5 sore tadi.
"Biasa, tuh anak kecil, cerewet dari tadi.", kata Sejun mengarah ke Subin.

"Kalian nggak ada yang mau ikut nih?", tanya Seung Woo yang berjalan menghampiri mereka. Ia dan Byung Chan akan pergi untuk makan diluar malam ini.
"No, Kak Woo, lagi mager.", jawab Heo Chan, yang lainnya pun mengangguk.
"Okelah. Ada yang mau di titip?", tanya Seung Woo lagi.
"Tentu ada, sudah gue kirim di Grub Chat tuh. Jangan sampai ada yang terlewat ya.", perintah Seung Sik.

Byung Chan yang baru keluar dari kamarnya seketika tertawa, saat melihat isi chat Seung Sik, dan menunjukkannya pada Seung Woo.
"Kak, coba liat.", pinta Byung Chan sambil menunjukkan ponselnya pada Seung Woo.
"Wah, keterlaluan nih, kita pengen jalan-jalan malah dititipin segini banyaknya pesanan.", kata Seung Woo.
"Jangan sampai lupa ya!", kata Seung Sik lagi sambil tertawa.
"Oke, oke, oke. Bye, kita jalan dulu.", pamit Seung Woo sedangkan Byung Chan melambaikan tangannya pada rekan-rekannya itu.
"Hati-hati brother.", kata Subin.

***

Seung Woo memarkirkan mobilnya diparkiran sebuah mini market, yang berada tidak jauh dari dorm mereka. Ia dan Byung Chan berencana untuk berbelanja terlebih dahulu, sebelum makan malam.
"Kak, nggak ada yang mengenali kita kan?, tanya Byung Chan sembari memakai masker dan topinya.
"Entahlah, gue harap sih nggak ada. Biasanya gue belanja disini, aman sih.", jawab Seung Woo.
"Syukurlah kalo gitu, jadi kita nggak perlu ngumpet-ngumpet gitu.", kata Byung Chan sambil nyengir.
"Udah, aman aja, ayo turun.", kata Seung Woo.

Setelah berkeliling kurang lebih satu jam, akhirnya mereka selesai untuk berbelanja.
"Bener-bener deh, Kak Sik, nitip belanjaan nggak kira-kira dah.", gerutu Byung Chan.
"Haha, santuy Chan. Setelah ini kita makan sepuasnya.", kata Seung Woo.
"Siap boss.", seketika Byung Chan kembali bersemangat.

Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu dengan santai seperti ini. Karena satu tahun terakhir ini, mereka memiliki jadwal yang cukup padat. Jadi hari ini mereka berdua ingin menghabiskan waktu santai mereka sepuasnya.

***

Seung Woo kembali memarkirkan mobilnya di depan salah satu restoran di daerah Kota Seoul. Byung Chan yang merekomendasikan untuk makan di tempat ini.
"Steak disini katanya enak, jadi pesan ini aja sama minumnya Lemon Tea, setelah itu pesan ini, pesan ini, dan ini", kata Byung Chan, saat memesan makanan.
"Ehh, buset apaan aja yang lo pesan banyak banget dah. Awas ntar kalo nggak habis.", kaget Seung Woo.
"Haha, aman kak, Chan pengen makan sepuasnya malam ini.", jawab Byung Chan dengan santai.
Sedangkan Seung Woo hanya memesan Spaghetti dan Cola.

"Chan, ada yang mau gue bahas tentang perusahaan keluarga kita. Mumpung nggak ada yang lain disini. Lo nggak keberatan?", tanya Seung Woo tiba-tiba.
"It's oke. Gue merasa ada yang mencurigakan juga akhir-akhir ini kak. Ada apa emang?", tanya Byung Chan.
"Mama bilang, UWAI Group kembali menyerang perusahaan. Mama nggak jelasin secara detail, tapi dia nyuruh kita untuk berhati-hati. Dia khawatir identitas kita diketahui perusahaan musuh.", kata Seung Woo.
"Sepertinya UWAI Group sudah tau identitas kita, Kak. Gue melihat ada beberapa orang yang mencurigakan akhir-akhir ini.", kata Byung Chan.
"Lo udah merasa? Kenapa lo nggak ngasih tau gue?", tanya Seung Woo.
"Gue takut lo khawatir, jadi gue diem aja. Lo juga merasa kita udah diawasi?", tanya Byung Chan.
"Ya, gue juga merasa kita sudah di awasi. Gue hanya takut, lo dan orang-orang disekeliling kita yang bakal kena imbasnya.", kata Seung Woo khawatir.

"Tapi gue merasa, mereka nggak bakal ganggu kita. Mereka sepertinya cuma ngasih isyarat.", kata Byung Chan.
"Gue rasa nggak gitu deh. Gue takut lo dalam bahaya lagi Chan.", kata Seung Woo.
"Don't worry kak, kita udah lama meninggalkan keluarga kita, nggak mungkin ada yang tau identitas asli kita. Gue rasa, mereka masih belum memastikan identitas kita, kita hanya perlu untuk diam sih. Perusahaan juga nggak mungkin bakal diem aja. Mereka juga pasti sudah bertindak.", kata Byung Chan menyakinkan. Namun Seung Woo tetap saja khawatir.
"Tapi bagaimana kalau mereka benar-benar tau identitas kita? Apalagi sekarang ada orang-orang yang mencurigakan disekitar kita. Lo yang bakal dalam bahaya Chan.", kata Seung Woo.
"Don't worry kak. Kan ada elo yang selalu ngelindungin gue.", kata Byung Chan menenangkan Seung Woo. Meskipun begitu, Seung Woo tetap merasa sangat khawatir dengan keselamatan Byung Chan.

"Ehh, Seung Woo, Byung Chan. Kalian disini? Yang lain mana?", tanya Dr. Seongwoo yang tidak sengaja melihat mereka saat memasuki restoran tadi.
"Eh, Dr. Seongwoo.", sapa Byung Chan.
"Hallo, Dok, iya kita berdua aja, yang lain lagi mager keluar. Dokter sendiri, sendirian?", tanya Seung Woo.
"Oh tidak, biasa lagi pengen ngedate.", kata Dr. Seongwoo.
"Ahh, paham-paham.", kata Seung Woo.
"Kalo gitu, gue kesana dulu ya, have fun.", kata Dr. Seongwoo.
"Have fun juga, Dok", kata Byung Chan.

***

Malam ini, Bu Nanda masih berada di ruang kerjanya. Ia masih memiliki pekerjaan yang harus ia selesaikan. Namun tiba-tiba saja, ia mengingat sesuatu yang membuatnya khawatir. Sama halnya dengan Seung Woo dan Byung Chan, ia juga merasa ada yang mengawasi keberadaan Byung Chan akhir-akhir ini. Ia baru menyadari hal ini, saat beberapa kali, ikut untuk melihat kegiatan anak-anaknya.

"Pandangan mereka hanya tertuju ke Byung Chan.", gumamnya.

Ia sudah meminta Agen INS untuk mencari tau, siapa yang mengawasi keberadaan Byung Chan itu. Namun sampai saat ini, Agen INS masih belum menemukan identitasnya dan itu membuatnya sangat khawatir dengan keselamatan Byung Chan maupun anggota yang lainnya.

Tok tok tok

"Masuk.", kata Bu Nanda.
"Nan, Agen INS baru saja mengetahui, darimana asal orang-orang yang mengawasi Byung Chan. Mereka telah mengawasi Byung Chan sejak 3 bulan terakhir. Kami mengeceknya dari CCTV yang berada di lokasi jadwal Byung Chan.", kata Sekertaris Sungjae.
"Yang mereka awasi hanya Byung Chan? Anggota yang lain tidak?", tanya Bu Nanda. Sekertaris Sungjae mengangguk.
"Siapa mereka?", tanyanya.
"Mereka dari UWAI Group.", jawab Sekertaris Sungjae.
"UWAI Group? Kenapa mereka mengawasi Byung Chan? Apa kita pernah berurusan sama mereka?", tanya Bu Nanda yang mendadak bingung dengan situasi yang ada.
"Tidak. Kita tidak pernah berurusan sama mereka. Yang gue tau, UWAI Group ini selalu bersaing dengan CTH Group.", kata Sekertaris Sungjae menjelaskan.
"CTH Group? UWAI Group? Kak Sungjae, tolong suruh Agen INS untuk menyelidiki orang-orang di UWAI & CTH ya. Gue khawatir kita pernah memiliki masalah yang tidak kita ketahui dengan orang-orang didalam perusahaan itu. Gue khawatir dengan keselamatan anak-anak SVS.", kata Bu Nanda.
"Baik, gue akan mencari tau lebih detail.", kata Sekertaris Sungjae.

Setelah Sekertaris Sungjae keluar dari ruang kerjanya, Bu Nanda mensearching tentang UWAI dan CTH Group.

UWAI Group merupakan salah satu perusahaan besar di Korea Selatan, memiliki lebih dari 60 anak perusahaan yang tersebar diseluruh penjuru Korsel. UWAI Group sendiri, bergerak di bidang properti, kontruksi, mebel & furniture, serta berbagai bidang lainnya. Perusahaan ini berdiri sejak 50 tahun yang lalu, didirikan oleh salah satu konglomerat Korsel, Lee Myung Soo. Saat ini perusahaan induk, di pimpin oleh putra tunggalnya, yaitu Lee Byung Young.

CTH Group salah satu perusahaan besar di Korea Selatan dengan memiliki 95 anak perusahaan yang tersebar tidak hanya di Korea, tapi juga di beberapa negara tetangga. Perusahaan ini bergerak di bidang properti, kontruksi, entertainment, otomotif dan berbagai bidang lainnya. Didirikan oleh, salah satu keturunan kerajaan Korsel yaitu Choi Tan, sejak 60 tahun yang lalu. Saat ini, perusahaan di pegang oleh anak pertama dari Choi Tan, yaitu Choi Tae Haa.

"UWAI, CTH, ada apa dengan perusahaan ini?? Mengapa UWAI mengawasi Byung Chan?", gumam Bu Nanda. Ia frustasi memikirkan, apa hubungan antara perusahaan-perusahaan ini dengan Byung Chan atau mungkin dengan perusahaannya.

***

- bersambung

Full of SecretsNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ