13. Firasat Buruk

24 4 0
                                    

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa Subin diculik?", tanya Bu Nanda.
"Maaf, kita juga nggak tau, kejadiannya sangat tiba-tiba.", kata Manager Sung Woon.
"Bagaimana dengan kendaraan yang keluar dari area itu?", tanya Bu Nanda lagi.

Saat ini, Bu Nanda sedang berada di ruang kerja Agen INS. Mereka sedang mencari keberadaan lokasi Subin.

"Ada beberapa mobil yang keluar setelah hilangnya Subin. Kami menemukan satu plat mobil ini yang tidak terdaftar. Kami mengikuti lokasinya sampai disini. Setelah itu kendaraannya tidak terlihat lagi di lokasi manapun. Kami kehilangan jejaknya.", kata Agen Woojin, frustasi.

Bu Nanda berusaha untuk menenangkan dirinya. Situasi saat ini, bukanlah situasi yang bisa diremehkan. Subin tidak ada urusannya dengan UWAI Group, tapi mengapa dia harus berada disituasi seperti ini.

"Kak Jisung, tolong atur agar anak-anak yang lain tidak mengetahui hal ini. Terutama Seung Woo dan Byung Chan. Mereka pasti tidak akan diam saja saat mengetahui hal ini.", pinta Bu Nanda.
"Woojin, tolong lakukan segala cara agar lokasi Subin bisa segera ditemukan.", kata Bu Nanda.

Disisi lain, Byung Chan yang berada dibalik pintu ruang kerja INS mendengar semua percakapan itu. Ia pergi ke kantor Agensi karena bosan di dorm sendirian, ia ditemani oleh dua bodyguardnya saat berangkat ke kantor Agensi. Saat mengetahui Bu Nanda berada diruang kerja INS, Byung Chan berniat untuk menemuinya disana. Namun tidak disangka Byung Chan mendengar percakapan yang tidak seharusnya ia dengar.

"Subin?? Lo dimana? Gara-gara gue lo jadi dalam bahaya.", gumam Byung Chan.

"Kak, gue nanti pulang bareng Bu Nanda. Kalian pulang aja duluan nggak papa. Gue juga lagi di gedung agensi, jadi pasti aman disini. Kalian nggak perlu jagain gue. Nanti gue yang akan bilang sama Bu Nanda.", pinta Byung Chan kepada dua bodyguardnya itu.

Kedua bodyguardnya itu mengangguk paham. Mereka pun kembali ke dorm sesuai permintaan Byung Chan.

Setelah kedua bodyguardnya pergi. Byung Chan pergi dari gedung agensi seorang diri. Ia mencari taksi diluar dan pergi tanpa tau tujuan yang akan ia tuju.

"Mau kemana, Nak?", tanya sang sopir taksi.
"Jalan aja dulu pak. Oia, ini saya bayar tunai ya. Kalo ada yang menanyakan saya, bilang aja bapak nggak tau apa-apa.", kata Byung Chan sambil menyerahkan beberapa lembar uang.
"Kenapa Nak? Kamu lagi kabur?", tanya sang sopir lagi.
"Nggak pak, lagi nggak pengen di ganggu aja. Tolong ya pak.", kata Byung Chan lagi.
"Iya, Nak.", jawab sang sopir taksi.

Byung Chan mematikan akses lokasi di ponselnya. Ia juga berusaha untuk menelpon Subin, namun nomornya tidak aktif.

***

"Ehh, bangun!!", pria betubuh besar itu dengan kasar membangunkan Dr. Minhyun. Perlahan Dr. Minhyun membuka matanya, kepalanya terasa pusing. Ia butuh waktu untuk memulihkan kesadarannya.
"Apa mau kalian, hah?", tanya Dr. Minhyun.
"Telpon adik lo sekarang.", kata pria itu.
"Gue nggak punya adik.", kata Dr. Minhyun.

Bukkk

Tendangan mendarat diperutnya.

Arrggghhh

"Cepat hubungin dia, atau gue pukulin lo sampai mampus!!", kata pria itu lagi.

"Guuee, udahh bilang. Gue nggakk punyaa adik!", kata Dr. Minhyun lagi.

Plakk

Kali ini tamparan yang ia dapatkan. "Habisin dia.", kata pria itu menyuruh anak buahnya untuk memukuli Dr. Minhyun.

Dr. Minhyun hanya bisa menerima pukulan itu. Tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali karena ia diikat disebuah kursi.

"Cukup.", kata pria itu setelah Dr. Minhyun mendapatkan banyak pukulan dari anak buahnya.

Full of SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang