25. Buruk

16 4 0
                                    

"Bu, ini dipotong gimana?", tanya Subin yang saat itu ingin memotong wortel.

Saat ini, semua anggota SVS kecuali Seung Woo, Byung Chan dan Seung Sik sedang asik menghancurkan dapur dorm SVS bersama Bu Nanda dan beberapa manager mereka.

"Gini ya, liatin ibu.", kata Bu Nanda sambil mencontohkan cara memotong wortel. Hanse sedang membuat kimchi, Sejun sedang mengaduk adonan tepung, serta Heo Chan yang sedang merebus ayam. Entah apa yang sedang mereka masak saat itu.

Sedangkan, manager mereka membersihkan dan menyiapkan beberapa tempat di dorm itu. Kegiatan mereka hari ini bisa dikatakan sedang bergotong royong dan juga bersantai bersama.

"Si Byung Chan, kapan pulangnya ya?", tanya Heo Chan.
"Entah, dia tadi bilang mau ketemu temannya sebentar.", jawab Sejun.
"Tapi kayaknya ini dah lama banget deh.", kata Heo Chan.
"Lagi ngumpul-ngumpul mungkin, jadi lupa waktu. Biarkan aja dulu.", kata Bu Nanda.
"Bener juga sih, saya juga begitu ya bu. Kalo udah ngumpul sama teman, suka lupa pulang.", jawab Heo Chan.
"Nah, itu tau sendiri.", kata Bu Nanda. Heo Chan hanya tertawa.

Disisi lain, Byung Chan baru hendak pergi meninggalkan cafe itu. Ia duduk merenung seorang diri setelah Minhyun pergi tadi. Ia memikirkan banyak hal. Panggilan dari Seung Woo membangunkannya dari lamunan dan ia pun beranjak dari cafe itu.

"Lo sudah selesai?", tanya Seung Woo saat Byung Chan masuk ke dalam mobil. Byung Chan tidak berkendara sendiri saat ke cafe tadi, ia meminta managernya untuk mengantarnya.
"Sudah kak. Yuk langsung ke dorm aja.", jawab Byung Chan.
"Oke, kita gass makan-makan lagi di dorm.", sahut Manager Jisung yang saat itu menjadi sopir, ia menemani Seung Woo syuting hari ini.

Sesampainya di dorm, ternyata Seung Sik juga baru datang bersama managernya.

"Loh pada barengan datangnya.", sapa Bu Nanda saat mereka tiba di dapur dorm.
"Sengaja bu, pas makanan sudah siap baru mereka dateng.", celetuk Hanse.
"Ooo, enak aja lu. Baru selesai syuting ini.", kata Seung Sik sambil menjitak Hanse.
"Maaf kakak-kakak, gue emang sengaja kabur.", canda Byung Chan.
"Dasar lu.", kata Hanse.
"Sudah, sudah, bertengkar mulu dah kalo pada ngumpul.", kata Seung Woo.
"Sudah yuk, pada cuci tangan sana. Kita makan-makan dulu.", kata Bu Nanda.

Mereka pun menikmati sore itu dengan penuh keceriaan. Suasana yang sangat mereka rindukan, setelah jadwal mereka yang cukup padat beberapa bulan terakhir ini.

***

"Hmmm", gumam Minhyun. Ia membuka matanya dan melihat kesekelilingnya.
"Kenapa? Lo bingung, kenapa lo bisa ada disini?", tanya seseorang yang tidak lain adalah Jinyoung. Minhyun hanya mengerjapkan matanya.
"Gue banguni lo, pas tiba di perusahaan, tapi lo nggak bangun-bangun. Jadi gue bawa kesini.", jelas Jinyoung.
"Thank you.", jawab Minhyun singkat.
"Lo mau apa?", panik Jinyoung karena Minhyun hendak bangun dari tempat tidurnya.
"Antar gue ke perusahaan aja. Gue mau istirahat disana aja.", pinta Minhyun.
"Lo nggak ngasih tau, orang tua gue kan?", tanya Minhyun lagi.
"Kalo orang RS nggak ngasih tau mereka, mereka nggak akan tau.", jelas Jinyoung.
"Minta pihak RS untuk ngerahasiain ini.", kata Minhyun.
"OKE, BOS. OKE!!", kata Jinyoung benar-benar nggak habis pikir dengan keinginan Minhyun ini.

Minhyun tidak ingin membuat orang tuanya semakin khawatir dengan kondisinya yang semakin memburuk akhir-akhir ini.

"Kalo lo sampai pingsan lagi. Gue tinggal lo dimobil.", kata Jinyoung, ia kesal karena Minhyun selalu tidak ingin menjaga kondisinya dan selalu memaksakan diri.

Minhyun tidak menghiraukan perkataan Jinyoung. Membuat Jinyoung semakin kesal. Ia menghela nafas sambil menjalankan mobilnya.

Sesampainya di perusahaan, Minhyun langsung menuju ke ruangannya, tepatnya ke kamar pribadinya di ruangan itu.
"Gue tidur disini, gue bakal pasang infus sendiri dan minum obat. Lo kalau mau pulang, pulang aja. Nggak papa.", kata Minhyun sembari mencari peralatan medisnya.
"Gue tidur di luar, kalo lo butuh apa-apa panggil aja gue.", kata Jinyoung, ia tidak mungkin meninggalkan bosnya seorang diri, dengan keadaan seperti itu.

Jinyoung menghubungi seseorang melalu chat di ponselnya, lebih tepatnya Dr. Seongwoo. Ia mengirimkan rekam medis Minhyun kepada Dr. Seongwoo untuk dianalisa. Beberapa waktu setelah Minhyun dibawa ke RS CTH, ia sempat merintih kesakitan di bagian perutnya yang tertusuk itu, lebih tepatnya pada bagian hatinya (liver). Operasi itu memang berjalan dengan baik, namun fungsi hatinya tidak berfungsi dengan baik, karena hati itu merupakan hasil transplantasi yang dulu pernah dilakukan Minhyun.

Minhyun kecil, memiliki liver yang buruk, sehingga ia membutuhkan transplantasi. Dan sekarang ia kembali membutuhkan transplantasi yang baru, karena liver yang ada tidak berfungsi dengan baik setelah terluka beberapa kali.

Minhyun juga meminta untuk merahasiakan hal ini dari siapapun. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan dan tidak butuh belas kasihan. Ia tidak ingin menyakiti orang lain lagi, untuk bisa menolongnya seperti waktu ia masih kecil dulu.

Drrt drrrt

"Eh lo kenapa nggak ngasih tau gue keadaan Minhyun. Lo nggak nganggep gue teman kalian?", amarah dari balik telpon itu sangat terdengar. Dr. Seongwoo langsung menelpon Jinyoung saat melihat rekam medis itu.
"Tenang bro, kepala gue udah sakit karena keras kepalanya Minhyun, lo lagi sekarang marah-marah, sakit telinga gue.", kesal Jinyoung.
"Sekarang dimana dia? Udah dapat donor?", tanya Dr. Seongwoo lebih tenang dari tadi.
"Lagi diperusahaan, tadi sempat pingsan, gue bawa ke RS, pas dia bangun, dia minta istirahat diperusahaan aja. Untuk pendonor, sampai sekarang masih belum ada yang cocok.", jelas Jinyoung.
"Byung Chan dan Seung Woo sudah tau?", tanya Dr. Seongwoo.
"Mereka nggak boleh tau. Minhyun nggak mau mereka tau.", jawab Jinyoung.

"Kacau. Situasi dia mulai memburuk. Kalau liver dari donor pertama tidak berfungsi dengan baik, harus segera cari donor lagi, waktunya tidak lebih dari 2 tahun sejak liver tidak berfungsi dengan baik.", panik Dr. Seongwoo.
"Dokter yang menangani Minhyun juga mengatakan hal yang sama. Tapi kami masih belum menemukan donor yang cocok.", gumam Jinyoung.
"Waktu dia, kurang dari sebulan, harus bisa mendapatkan donor.", kata Dr. Seongwoo dengan berat hati.
"Kondisinya sudah benar-benar buruk ini.", kata Dr. Seongwoo lagi.

***

Tok tok

"Masuk.", kata Bu Nanda saat pintu ruang kerjanya di ketuk.
"Oh, Chan. Tumben ke kantor, nggak bilang-bilang. Ada apa?", tanya Bu Nanda saat Byung Chan memasuki ruang kerjanya.
"Nggak papa bu, pulang syuting tadi sekalian minta antar Kak Jaehwan kesini.", kata Byung Chan sambil mendudukan dirinya di sofa.
"Kamu mau istirahat dulu? Ke kamar ibu aja.", kata Bu Nanda.
"Nggak bu, disini aja. Ibu sibuk?", tanya Byung Chan lagi.
"Nggak kok, cuma ngecek laporan. Kenapa? Ada yang pengen dibicarain?", tanya Bu Nanda. Byung Chan mengangguk.

Bu Nanda pun menghampiri Byung Chan di sofa.
"Kenapa sayang?", tanya Bu Nanda penuh perhatian.

Byung Chan kemudian menceritakan sesuatu yang ia dengar kemarin di RS Jong Yong. Kemarin ia mengunjungi RS karena merasa tidak enak badan. Setelah ia berobat, ia berniat menemui Dr. Seongwoo. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Dr. Seongwoo. Saat hendak menemuinya di ruangan, Dr. Seongwoo keluar dari ruangan sambil menelpon. Byung Chan mengikuti Dr. Seongwoo. Namun, ia mendengar kalimat-kalimat yang seharusnya tidak dia dengar.

"Kak Minhyun membutuhkan tranplantasi liver lagi, bu. Chan harus bagaimana?", kata Byung Chan.
"Kamu sudah bicara sama Seung Woo?", tanya Bu Nanda. Byung Chan menggeleng.

Bu Nanda mengerti kenapa Byung Chan kebingungan. Ia ingin mendonorkan livernya untuk Minhyun tapi disisi lain, baik Minhyun dan Seung Woo pasti menentang. Minhyun yang tidak ingin Byung Chan tau keadaannya. Dan Seung Woo yang masih marah kepada Minhyun dan juga kepada orang tua Byung Chan yang selalu membuat Byung Chan menderita.

"Kamu tau apa yang diinginkan Kak Minhyun saat ini?", tanya Bu Nanda.
"Saat ketemu kemarin, dia pengen kami ngumpul lagi sebagai keluarga, termasuk Kak Seung Woo.", kata Byung Chan.
"Gimana, kalau kamu ngadain pertemuan dulu. Kamu liat reaksi Kak Seung Woo. Tapi jangan cerita dulu, tentang keadaan Kak Minhyun.", kata Bu Nanda memberi saran.

Bu Nanda berharap setelah pertemuan itu hubungan keluarga mereka membaik. Sehingga apapun yang terjadi nanti mereka bisa memberikan keputusan yang terbaik. Byung Chan pun menyetujui hal itu.

***

- bersambung

Full of SecretsWhere stories live. Discover now