5: Jahil

807 146 55
                                    




***

**

*



Hari ketiga bekerja sebagai pengasuh anak. Di luar dugaan, Jisung menikmati hari-harinya untuk mengasuh Domin.

Anak kecil itu memang jahil, tapi pelan-pelan dia menempel dengan Jisung; mungkin karena Jisung sabar meladeni. Dia tak rewel dan cenderung berperilaku dewasa dibandingkan dengan umurnya. Apa pun yang Jisung arahkan, dia akan menurut walau kadang memang dia menjahili Jisung secara tiba-tiba.

Karena dirasa sudah berhasil melewati masa percobaan, Minho mempercepat tanda tangan kontrak. Minho juga melihat bahwa Domin cocok dengan Jisung. Sesekali dia menanyai Domin apakah dia menyukai Jisung. Dan jawaban Domin membuat Minho yakin kalau memang Jisung adalah orang yang tepat. Asal Domin senang, Minho juga ikut senang.

Mereka bertiga kini tengah duduk di ruang kerja Minho untuk tanda tangan kontrak kerja. Tiga lembar kertas berisi seluruh ketentuan dan perjanjian mengenai hak dan kewajiban ada di atasnya.

"Ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Minho sambil mengusap-usap kepala Domin yang saat ini berada di pangkuannya.

Domin sedang asyik menggambar empat orang di atas kertas putih dengan menggunakan krayon warna-warni, hadiah dari Jisung. Sebenarnya itu hanya krayon murah, tapi Domin dengan senang hati memakai itu untuk menggambar.

Di gambar itu ada satu pria kecil yang Jisung yakini itu adalah Domin. Kemudian ada dua pria tinggi yang berdiri di samping kanannya. Salah satu pria itu memegang tangan Domin dan Jisung yakin itu adalah Minho. Pria yang satu lagi Jisung yakini sebagai sosok Changbin.

Namun, siapa sosok yang satu lagi? Dengan jelas sosok itu adalah seorang wanita karena bibirnya diwarnai merah oleh Domin. Wanita itu berambut panjang, memegang tangan kiri Domin sambil tersenyum.

Jisung sempat ragu sebentar. Dia mengumpulkan keberanian untuk menanyakan satu hal yang tiba-tiba terlintas kembali dan sesungguhnya begitu mengganjal pikiran sedari awal.

"Tuan, di mana ibunya Domin?"

Minho mengalihkan pandangannya ke arah Jisung. Dia berhenti mengusap kepala Domin dan tetap diam. Tatapannya begitu dingin dan membuat Jisung refleks menelan ludah.

Mendadak Jisung merasa telah melakukan hal yang salah.

Sambil terus menggambar, Domin menjawab Jisung. "Mamaku sedang pergi dengan temannya. Mungkin bulan depan dia singgah ke rumah ini."

Anak kecil itu sempat meminta pada Jisung untuk diambil krayon warna hijau sebelum lanjut mengoceh, "Mamaku itu cantik sekali, seperti bidadari." Domin berhenti menggambar lalu mendongakkan kepala untuk melihat Minho. "Benar, 'kan, Dadi?"

Tampak Minho memejamkan mata sebentar lalu akhirnya mengangguk sambil tersenyum, seolah mengiakan perkataan Domin.

Jisung merasa ada yang aneh dengan dirinya ketika menyaksikan ocehan Domin dan juga reaksi Minho barusan. Tanpa sadar bahunya terkulai lemah karena kecewa. Ternyata pria seksinya itu sudah beristri.

Dengan cepat Jisung membuat catatan untuk segera mengubur rasa kagumnya pada Minho. Sambil tersenyum menahan kecewa, dia berusaha menyembunyikan rapat-rapat tentang apa yang dia rasakan.

"Domin, Bisa kau tinggalkan Dadi dan Jisung? Masih ada yang harus kami bicarakan," ucap Minho kepada Domin.

Domin mengangguk. "Oke, Dadi!" jawab Domin masih dengan nada lucunya.

MINSUNG ― Little TroubleWhere stories live. Discover now