6: Rencana Si Kecil

709 143 25
                                    



***

**

*

Jisung memeluk Domin yang kini sedang berdiri di hadapannya. Anak itu tampak sehat dan manis. Di sisi Jisung dan Domin, ada Minho yang tersenyum manis sambil memandangi interaksi Jisung dan Domin. Jaksa muda itu lega karena melihat Domin sangat menerima Jisung. Tangan Minho terulur untuk mengelus kepala Jisung yang kini tengah berjongkok sambil memeluk Domin.

Kepala Jisung mendongak untuk melihat Minho yang masih tersenyum sambil mengelus kepalanya. Perlahan-lahan Minho membungkukkan badan dan memperkecil jarak antara mereka berdua. Saking dekatnya, Jisung sampai dapat merasakan deru napas Minho yang menerpa bibirnya.

Tanpa permisi, dengan lembut bibir Minho menempel di bibir Jisung. Berkali-kali Minho melakukannya dan Jisung merasakan ada yang aneh di dadanya setiap kali bibir mereka bersatu. Seperti ada yang menekan-nekan dan memompa jantungnya. Apa ini efek hebat ciuman pertama?

Minho membelai pipi Jisung sambil menatap matanya. Bibir mereka pun berulang kali menempel. Lagi dan lagi Jisung merasa jantungnya seperti tertekan dengan berlebihan.

Namun, perlahan-lahan belaian Minho itu pun terasa sakit.

Kenapa?

"Jisung-ssi!" panggil Minho dengan suara kencang.

"Jusing!" Kali ini terdengar suara Domin.

"Jisung-ssi!" panggil Minho lagi sambil membelai kasar pipi Jisung. Bibir Minho kembali terasa menyapa bibir Jisung. Begitu lembut tapi memenuhi rongga mulutnya.

"Jisung-ssi! Bangunlah!"

Eh? Bangun?

Jisung menurut. Dia membuka matanya perlahan.

Jisung sedikit kaget melihat dua wajah di hadapannya: wajah penuh kelegaan yang seketika menjadi wajah datar milik Minho dan juga wajah penuh senyum jahil milik Domin. Ternyata yang terjadi tadi hanya rangkaian imajinasi Jisung.

Jisung berusaha bangkit untuk duduk. Tepat sedetik kemudian dia merasa pusing. Tangannya refleks bergerak untuk memegang kepala. Di saat itulah dia sadar kalau rambutnya basah. Kenapa?

"Apa kau mau mati, hah?!" Minho membentak secara tiba-tiba. Pertanyaannya barusan tentu saja retorik.

Jisung masih memegang kepala karena pusing. Dia berusaha mengingat apa yang terjadi. Otaknya seperti buntu sejenak.

Beberapa detik kemudian dia berhasil memproses ingatannya. Mereka bertiga masih berada di tepi kolam renang. Dia langsung mengembuskan napas lega karena masih hidup.

Dilihat kembali sekitarnya. Alisnya mengerut ketika melihat Minho basah kuyup. Sepertinya Minho menolongnya tadi.

"Tuan, apa kau menolongku?" tanya Jisung dengan suara yang lemah dan sedikit serak.

Minho mendesah kasar sambil memejamkan mata. Dia berniat mencari ketenangan tapi ternyata gagal.

"Apa kau pikir aku akan membiarkan kau mati tenggelam di rumahku? Bukankah kau tidak bisa berenang? Kenapa kau loncat, ha!? Kolam itu dalam! Kenapa tidak memanggilku? KAU MAU MATI?!" bentak Minho kepada Jisung.

Domin tersenyum penuh kemenangan melihat adegan ini. Anak itu menjulurkan lidahnya pada Jisung dari belakang Minho.

Begitu melihat Domin, Jisung otomatis beringsut walau tubuhnya masih terasa lemah. Domin sempat takut karena tiba-tiba Jisung menarik tubuhnya ke dalam pelukan. Namun rasa takut Domin hilang ketika Jisung memeluknya dengan erat.

MINSUNG ― Little TroubleOù les histoires vivent. Découvrez maintenant