12: Come to my house

889 144 55
                                    



***

**

*



Lagi, Minho terus mendekatkan wajahnya.

Jisung dengan otomatis menutup mata. Semakin lama semakin terasa napas Minho yang menerpa kulit wajah Jisung.

Karena tak sanggup mengatur napasnya sendiri dengan otomatis Jisung menaikkan tangannya menahan dada Minho.

"Jangan, Tuan!" pekik Jisung tiba-tiba, tangannya masih menempel di kemeja bagian dada milik Minho.

Minho menghentikan aktivitasnya. "Tapi kurasa kau membutuhkannya," ucap Minho dingin.

Jisung mengangguk. Matanya masih terpejam kuat, tangannya masih mencengkeram kemeja Minho di bagian dada.

"Aku tahu. Aku memang sangat menginginkannya. Tapi kau sudah beristri, Tuan," ucap Jisung sambil sedikit membuka matanya

"Apa maksudmu?" tanya Minho ketus lalu menaikkan alisnya.

"Aku tidak mau berciuman di depan rumahmu. Istrimu bisa melihatnya," ucap Jisung sambil menunduk. Tangannya lagi-lagi masih mencengkeram kemeja Minho.

Minho memutar bola mata. Dia melepaskan tangan Jisung yang masih mencengkeram kemejanya.

"Siapa yang bilang aku akan menciummu?" tanya Minho dingin. "Aku hanya ingin meniup matamu!" lanjut Minho masih dengan nada ketus.

Jisung dengan segera memukul kepalanya sendiri. Dia menggeleng-gelengkan kepala berusaha membuang pikiran liar sepihaknya. Bodoh sekali, gumam Jisung pada dirinya sendiri.

"Pakai seatbelt-mu!" ucap Minho sebelum memacu mobil ke rumah Jisung.

Beruntung kali ini tidak ada tragedi tarik menarik dengan seatbelt. Sepertinya seatbelt itu pun takut membuat masalah dengan Minho.

Sepanjang perjalanan hanya suara radio yang mengisi suasana hening antara Jisung dan Minho. Sesekali Jisung mencuri pandang ke arah Minho yang sangat tampan ketika konsentrasi menyetir.

Jisung cukup kagum dengan Minho yang hafal dengan rute ke rumahnya. Padahal baru sekali Minho mengantar Jisung pulang.

Ponsel Minho berbunyi. Nomor kontak yang disimpan dengan nama 'Home' terpajang di layar ponselnya.

Dengan segera Minho mengangkatnya ketika melihat nomor rumahnya tertera di layar. Ponselnya diletakkan di dashboard dan diatur mode loudspeaker.

"Dadi, di mana?" tanya suara Domin dari seberang sana.

"Ada apa, Domin?" tanya Minho dengan suara tenang.

"Mama mencarimu. Katanya ada yang ingin Mama bicarakan," ucap Domin lagi.

Minho mengembuskan napas kasar. Jemarinya menggenggam kuat kemudi. Jisung sempat melirik sebentar karena melihat jaksa tampan itu begitu gusar.

"Sebentar lagi aku pulang. Aku sedang di jalan mengantar Jisung pulang."

Begitu mendengar jawaban Minho, senyum indah terpajang lebar di wajah Domin yang kini sedang duduk di kursi kerja Minho. Entah apa yang dipikirkan anak kecil itu. Hanya Tuhan yang tahu.

"Kau mengantar Jusing? Apa Jusing mendengar kita?" tanya Domin lagi.

Minho menoleh ke arah Jisung sebentar. Mata Jisung sempat membundar karena merasa tertangkap basah tengah memandangi bosnya itu.

MINSUNG ― Little TroubleWhere stories live. Discover now