19: Mutual

566 104 36
                                    



...

..

.

Tangan Minho masih terus menangkup wajah Jisung yang kemerahan. Dia terkekeh ketika Jisung sedikit terbatuk.

"Maaf," kata Minho pelan lalu meniup sisa-sisa asap yang keluar dari mulut Jisung. Minho separuh memaki dirinya sendiri. Entah kenapa dia melakukan hal bodoh barusan. "Tak akan aku ulangi."

Hingga semua asap di mulut Jisung sudah keluar, Minho masih terus memandang mata Jisung. Saat dia yakin mata Jisung juga balas memandang, dia mengikis jarak antara bibir mereka tanpa menyentuhnya.

Sekali lagi Minho menggerakkan bola mata untuk mengecek reaksi Jisung. Sang pengasuh hanya diam.

"Apa kau masih ingin membantuku melepas stres?" tanya Minho dengan suara berbisik yang rendah. Bibir sang jaksa tepat berada di depan bibir Jisung.

Jisung menggigit bibir bawahnya pelan lalu mengangguk sambil menahan air mata bahagia. Baginya, pertanyaan Minho barusan adalah hal yang menggambarkan hubungan mereka sudah selangkah lebih jauh.

Ketika mendapat izin, dengan pelan dan penuh perasaan Minho menempelkan bibirnya di bibir Jisung. Tanpa sadar Jisung mengepalkan tangannya di bahu Minho.

Kepalan tangan Jisung itu membuat sedikit bagian dari sweater yang Minho gunakan ikut tergenggam. Minho merasa mendapat izin untuk memperdalam ciuman manis itu. Tentu dengan segera Minho menyesap bibir Jisung.

Air mata bahagia kini jatuh dari mata Jisung. Bola matanya yang sempat membeliak kini beristirahat, matanya terpejam.

Bagaimana tidak? Tentu dia tak sanggup menatap Minho dengan jarak yang amat sangat dekat begini. Bisa dia rasakan ibu jari Minho dengan lembut menghapus air matanya tanpa melepaskan tautan bibir mereka sedikit pun.

Sekilas ingatan tentang ucapan Minho muncul di memori Jisung: pertanyaan tentang menagpa Jisung tak membalas. Sang pengasuh lantas tak mau Minho kembali salah paham.

Dengan mantap Jisung membalas ciuman Minho dan mengeratkan kepalan tangannya yang kini berada di bagian pundak Minho. Jisung hampir lemas karena tubuhnya seperti dipenuhi dengan letupan hangat yang menjalar ke seluruh tubuh.

Minho semakin mengeliminir jarak di antara tubuh mereka. Dua manusia itu kini hanya terhalang posisi duduk yang terasa kurang nyaman.

Sejenak mereka saling bertarung untuk mendominasi. Namun akhirnya Jisung memilih membiarkan Minho mendominasi. Tubuhnya seperti keram karena begitu bahagia. Sampai-sampai untuk mengatur napas saja dia lupa.

Ini adalah hal yang begitu Jisung inginkan sedari awal bertemu dengan Minho, sang majikan.

Inikah yang namanya kebahagiaan jatuh cinta? Jisung benar-benar merasa dirinya melayang. Dia tak yakin kalau dia masih menapak bumi.

Ciuman manis itu lantas berubah jauh dari kata lugu. Minho dengan lihai menjelajah rongga mulut Jisung.

Benar-benar mencengangkan!

Jisung sampai sedikit khawatir sekaligus senang karena Minho tampak seperti ingin melahap Jisung sampai habis. Sensasi becek pergulatan alat bicaranya dan juga alat bicara Minho begitu membuat jantung Jisung tak beraturan. Perutnya terasa aneh dengan gelitik panas yang menjalar dan membuatnya meremang.

Jisung pikir, jika terus begini, maka ia akan pingsan kehabisan napas.

Tiba-tiba ...

"Daddiiii!! Aku melihatmu memakan Jusing!!" teriak Domin dari jendela lantai dua.

MINSUNG ― Little TroubleHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin