1. Curiga

16.2K 682 17
                                    

Malam ini hujan mengguyur Jakarta cukup deras.

Ayu yang sejak tadi menunggu suaminya pulang bekerja tetap memaksakan kedua matanya untuk tetap terbuka.

Ini memang sudah menjadi rutinitasnya setiap malam, namun tidak biasanya Bian belum pulang sampai selarut ini. Apalagi laki-laki itu tidak menghubungi sebelumnya.

Jarum pendek sudah menunjuk angka sebelas saat deru mobil terdengar memasuki halaman rumah.

Bergegas Ayu memperbaiki penampilan yang kusut dan menuju pintu depan. Siap menyambut kepulangan sang suami.

"Kenapa gak tidur duluan dek?" tanya Bian pada istrinya setelah laki-laki itu memasuki rumah.

"Assalamualaikum mas."

"Waalaikumsalam. Maaf, mas lupa."

Bian meringis karena lupa mengucap salam, Ayu yang maklum hanya mengangguk tersenyum dan menggandeng tangan suaminya menuju sofa yang tadi perempuan itu duduki.

"Tumben jam segini baru pulang mas?"

Ayu bertanya heran setelah memberikan segelas teh hangat yang langsung di teguk habis suaminya.

Perempuan itu mengambil tangan sang suami dan dielus pelan.

"Maaf mas lupa mengabari. Tadi Ada beberapa masalah di kantor dan harus diselesaikan hari ini juga. Jadi lembur dulu tadi," ujar Bian menerangkan.

Laki-laki itu mengeratkan pelukan pada tubuh Istrinya, tak lupa juga mendaratkan ciuman di kening Ayu dengan sayang.

Ayu yang diperlakukan demikian semakin merapatkan tubuh pada sang suami.

Perempuan itu mengendus kemeja suaminya. Sedikit tertegun dengan aroma yang tak biasa ia cium, tetapi dengan cepat membuang curiga karena tak ingin memikirkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya menimbulkan banyak praduga.

"Ila sudah tidur?" tanya Bian setelah cukup lama mereka hanya diam dalam posisi berpelukan.

"Sudah dari jam delapan tadi. Ngantuk seharian main sama mama."

"Mama ke sini?" tanya lelaki itu lagi. Ada kekagetan dari nada bicaranya.

"Iya sama Lesi juga. Dari rumah Tante Mirna katanya, jadi sekalian mampir," jawab Ayu.

"Oh ya, mas mau makan atau mandi dulu?"

Ayu bertanya lembut, melihat wajah kuyu suaminya membuat perempuan itu tidak tega.

Akhir-akhir ini Bian sering sekali terlihat lelah dan banyak beban fikiran.

Jelas Ayu penasaran, namun perempuan itu tidak akan bertanya. Ia memilih diam dan membiarkan suaminya untuk bercerita sendiri jika memang laki-laki itu menginginkannya.

"Mandi dulu dek. Mas gerah."

Ayu tak menjawab dan memilih mengandeng tangan sang suami menuju kamar mereka.

Perempuan itu berjalan menuju dapur setelah mempersiapkan air hangat untuk suaminya mandi.

Dengan cekatan Ayu menghangatkan lauk yang tadi sore perempuan itu masak.

Ada sayur lodeh dan sambel terasi favorit suaminya. Juga lauk lain yang kini mengepulkan aroma lezat.

"Baunya harum banget dek. Pasti enak,"ujar Bian saat tiba di ruang tamu. Kedua mata Laki-laki itu berbinar menatap hidangan yang tersaji di atas meja makan.

Tertawa pelan Ayu segera mengambil piring dan mengisinya dengan nasi serta lauk.

Dia tidak ikut makan bersama kali ini karena tadi sudah lebih dulu makan malam dengan anak mereka.

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Where stories live. Discover now