28. Bimbang

5.4K 412 36
                                    

Bayi Keiro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayi Keiro

Varo tetap setia menemani Ila kemanapun gadis itu meminta.

Seperti pagi ini, Ila yang sudah bosan berada di dalam kamar merengek pada Varo, meminta laki-laki itu untuk menemaninya duduk santai di taman belakang.

Varo tentu tak bisa menolak. Laki-laki itu dengar sabar mendengar segala celotehan Ila, segala keinginan gadis kecil itu juga mimpi-mimpi yang sudah tersusun rapi dalam kepala mungilnya.

"Om Varo udah janji mau ajak Ila ke Jakarta. Gak boleh ingkar," peringat Ila entah sudah keberapa puluh kali. Varo sudah bosan mendengarnya namun laki-laki itu menanggapinya dengan senyum tulus.

"Tentu sayang, mana pernah Om gak nepatin janji, hmm?" tanya Varo dengan senyum kecil. Laki-laki itu menatap lekat keponakannya yang mengangguk dan kini kembali menunjukkan raut sedih.

"Ila kenapa, ada yang sakit?" tanyanya gusar. Pasalnya Ila hanya diam dan tak lagi mengeluarkan suara setelah memberikan peringatan padanya tadi.

Ila menggeleng lemah. Gadis kecil itu lalu menoleh, menatap sang om dengan kesedihan yang tak disembunyikan.

"Ila kangen banget sama ayah om, pengen ketemu ayah, pengen peluk kayak dulu lagi."

Varo mendengarkan dengan seksama. Merekam segala perubahan ekspresi pada wajah cantik keponakannya.

Kesedihan itu menular padanya, ia bisa merasakannya dan hatinya juga ikut sakit merasakannya.

"Kalau Ila sembuh kita bakal ke Jakarta. Kalaupun gak ketemu ayah karena ayah sibuk, kita bisa ke rumah lama Ila. Bagaimana?"

Maafkan dirinya yang berbohong karena tidak tega mengatakan kebenarannya. Ia takut jika menunjukkan keadaan Bian dalam waktu dekat keponakannya akan semakin murung atau yang lebih buruk akan membenci kakaknya itu karena kesalahan yang sudah dilakukan.

Anggukan singkat Ila membuat Varo menghembuskan nafas lega. Laki-laki itu mengelus surai keponakannya lembut, menyalurkan segala kasih sayang yang dimilikinya.

"Apa Kei juga bisa ketemu ayah om?" tanya Ila dengan tatapan penuh harap. Kedua mata polos keponakannya itu membuat darahnya berdenyut nyeri.

"Pasti, tapi Kei masih kecil belum boleh diajak pergi jauh-jauh."

Ia berdusta lagi. Tapi ia berjanji, suatu saat nanti ia akan tetap membawa Kei untuk menemui ayahnya karena jika ia yang membeberkan dimana Ayu dan anak-anaknya pada sang abang, ia sendiri yang akan mendapat amukan kakak iparnya.

"Om janji lagi sama Ila sama Kei," ujar Ila memperingati.

Varo terkekeh gemas. Laki-laki itu mengangguk-angguk mengerti.

"Mama gak pernah mau tiap Ila ajak ke Jakarta. Ila gak tahu alasannya apa, tapi selalu marah setiap Ila tanya tentang ayah? Om, apa benar karena ayah punya istri lain?"

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang