15. Kepercayaan Yang Memudar

4.6K 331 39
                                    

Kepindahan Rere dan Aycel ke Jakarta nyatanya benar-benar membuat waktu Bian berkurang untuk Ayu dan Ila.

Laki-laki itu mulai kembali pada kebiasaan semula. Jarang pulang ke rumah karena alasan pekerjaan.

Ayu tentu saja tidak langsung percaya. Pengalaman membuat perempuan itu yakin dengan insting kuatnya.

Tak mau lagi larut dalam kekecewaan, Ayu memilih menghabiskan waktu di kedai untuk bekerja. Perempuan itu bahagia saat omset besar yang tak pernah dikira berhasil di dapatkan.

Kinerja karyawan yang baik membuat Ayu tak segan memberikan bonus besar untuk mereka.

Ayu bukan tipe bos pelit dan perhitungan, justru sebaliknya, perempuan itu sangat loyal dan sangat pengertian.

Seperti sore ini. Ayu memilih mengajak Ila dan beberapa karyawan yang bertugas sift pagi mampir ke mall untuk makan dan berbelanja.

Mereka berkeliling bersama, mampir ke berbagai stand untuk mencoba makanan yang disuka.

Ayu tak melarang, hitung-hitung membahagiakan mereka setelah berbulan-bulan mengabdi di kedainya.

"Mampir makan dulu gimana? Masih pada belum kenyang kan?"

Semua kompak mengangguk. Ayu sendiri membimbing mereka ke salah satu restoran Jepang langgannya.

Mereka makan diselingi tawa. Cerita dan ejekan mengalir begitu saja membuat Ayu melupakan kesedihan yang sempat menghinggapinya.

Ayu keluar restoran lebih dulu karena ada sesuatu yang harus di beli. Perempuan itu menitipkan Ila pada Linda, meminta gadis itu menjaga putrinya selama ia pergi berbelanja.

Di tengah ramainya suasana mall, Ayu dikejutkan dengan seorang perempuan yang beberapa hari lalu membeli kue di kedainya.

Mereka saling tersenyum kikuk.

Ayu sendiri segera melanjutkan langkah walaupun rasa tak tenang mulai menghinggapi jiwanya entah karena apa.

Perempuan itu segera memilih barang yang dibeli dan kembali ke restoran dengan banyak pertanyaan bergumul di kepala.

*****

Rere meletakkan barang belanjaanya di atas meja makan.

Perempuan itu mengusap peluh dengan tangan kanan mengurut pinggang yang terasa pegal.

Rere mengambil ponsel. Menghubungi sang suami yang tak bertukar pesan sejak pagi tadi.

Perempuan itu berdecak kesal karena Bian tak mengangkat panggilan yang sudah dilakukannya berulang kali. Rere masih mencoba menghubungi namun hasilnya tetap sama.

Dengan kesal perempuan itu melempar ponsel ke atas meja.

Kecurigaan mulai memenuhi kepala. Berbagai dugaan tentang Bian dan Ayu membuat dirinya dilanda resah setelah pertemuannya dengan istri kedua suaminya.

Menggeleng untuk mengusir kesesakkan, Rere tak ingin banyak berfikir dan overthinking yang bisa saja membuat kandungannya bermasalah seperti saat dulu ia mengandung putri pertamanya.

"Bunda belanja beli apa aja?"

Rere menoleh ke sumber suara. Ia tersenyum lebar, merentangkan tangan untuk menerima pelukan hangat putrinya.

Aycel yang baru saja pulang sekolah, lengkap dengan seragam baru membuat dirinya bahagia.

"Ada banyak camilan untuk kakak. Mau bunda ambilkan?"

Aycel mengangguk antusias. Gadis kecil itu berdecak kagum menatap berbagai makanan kesukaannya kini berhambur memenuhi meja.

"Bunda ini terlalu banyak. Aycel gak bakal bisa ngabisinnya."

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu