21. Sakit

7.4K 475 62
                                    

Ila mengerucutkan bibir kesal. Sudah sepuluh menit gadis kecil itu menunggu jemputan sang mama di kursi tunggu namun mobil yang dikenalinya belum nampak juga. Ila mengambil roti dari dalam tas, membuka bungkusnya lalu memakan dengan kunyahan pelan.

Tak berselang lama setelah roti tandas, mobil sang mama memasuki gerbang sekolah. Gadis kecil itu segera mendekat tak lupa dengan bibir yang masih mengerucut kesal.

"Mama kenapa lama? Ila nunggu daritadi tau."

Ila berseru setelah mendudukkan diri di kursi penumpang. Raut mukanya yang masih cemberut membuat Ayu gemas ingin mencubit kedua pipi gembulnya.

"Maaf sayang, ini yang terakhir."

Ayu berujar sesal dengan ringisan pelan diakhir kalimat. Sungguh jalanan yang dialihkan membuatnya terlambat menjemput Ila dan akhirnya ia mendapat omelan gemas putri mungilnya ini.

"Jangan janji-janji mama, Ila gak suka. Ayah juga suka janji tapi gak ditepati."

Ayu tertegun mendengar jawaban cuek sang putri. Perempuan itu lalu diam setelah menghembuskan nafas berat.

Mereka melewati perjalanan yang cukup lama siang ini. Cuaca panas yang mencapai 33 derajat membuat sepasang ibu dan anak itu singgah sebentar ke kedai es teler kesukaan mereka.

"Ila mau makan malam sama apa nanti? Atau mau makan diluar aja sekalian?

Ila menggeleng lemah dan Ayu hanya bisa tersenyum masam. Ia tahu bahwa nafsu makan putrinya menurun drastis sejak mereka pindah ke Jogja.

"Ila mau roti selai coklat aja ma gak mau makan nasi."

"Kenapa? Tadi pagi kan Ila cuma sarapan roti aja. Apa nggak lapar?"

Ila menggeleng lugu. Gadis kecil itu lalu menatap mamanya lama.

"Tadi siang udah makan nasi di sekolah jadi di rumah gak mau nasi juga."

Akhirnya Ayu hanya bisa mengangguk pasrah.

Ibu dan anak itu lalu fokus pada es masing-masing. Menikmati minuman dingin dengan berbagai jenis buah yang memenuhi mangkuk membuat keduanya menyunginggkan senyum senang.

Minuman dingin manis inilah yang menjadi salah satu obat untuk mengatasi panasnya Jogja siang hari ini.

"Ayu, suka es teler juga?"

Raka tersenyum kecil setelah menyelesaikan tanya. Laki-laki tampan itu lalu terkekeh kecil mendapat reaksi terkejut dari salah satu mantan karyawan Mila itu.

"Pak, silahkan duduk."

Raka mendudukkan diri setelah mengangguk kecil. Laki-laki itu lalu mengarahkan pandangan pada Ila yang sama sekali tak menoleh sejak kedatangannya. Gadis kecil berlesung pipit itu terlihat sangat fokus dengan es miliknya.

"Iya kebetulan cuacanya cocok buat minum yang dingin-dingin."

"Anak kamu sudah sebesar ini ya. Cantik sekali mirip papanya."

Ayu tersenyum kikuk sedangkan Ila langsung mengangkat pandangan cepat dengan kerutkan kening dalam.

"Om kenal sama ayahku?"

Raka akhirnya bisa terkekeh kecil setelah atensi Ila beralih padanya.

"Tentu. Kami teman."

"Emm, om bisa ajak aku ke Jakarta gak buat ketemu ayah? Ila kangen banget pengen ketemu."

Raka menoleh ke arah Ayu yang membeku. Perempuan itu bahkan hanya mampu tersenyum begitu tipis.

Raka yang menyadari perubahan raut Ayu dan tahu jika sesuatu telah terjadi hanya bisa tersenyum kecil. Dia paham dengan situasi ini.

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Where stories live. Discover now