10. Berita Mengejutkan

3.3K 306 66
                                    

Bian tengah mengaduk secangkir kopi panas di dapur saat Rere datang dengan wajah lesu. Raut wajah wanita itu tidak seperti biasanya yang selalu bersemangat.

"Re, kenapa kebangun tengah malam begini?"

Rere lebih dulu mendudukkan diri di kursi sebelah sang suami sebelum menjawab.

Wanita itu merebahkan kepala pada pundak Bian yang langsung saja membuat laki-laki itu mengelus surai sang istri penuh kelembutan.

"Habis dari kamar mandi mas. Sengaja ke bawah soalnya kamu gak ada di kamar."

"Aku bikin kopi, mau lembur. Ada beberapa kerjaan yang harus diselesaikan secepatnya. Kamu gak lanjut tidur?"

Rere menggeleng dalam dekapan sang suami.

Perempuan itu menghirup dalam-dalam aroma tubuh Bian, menyimpannya dalam memori yang akan selalu dirindukan saat mereka berjauhan.

"Kayaknya aku gak bisa tidur deh tanpa kamu di samping aku."

Bian mengerutkan alis heran namun setelahnya laki-laki itu tersenyum kecil. Tidak terbiasa dengan tingkah manja sang istri seperti malam ini.

"Mau ditemenin? Besok siang mas harus pulang ke Jakarta dan malam ini terakhir kita tidur bareng."

"Gak usah deh. Aku aja yang temenin kamu kerja."

Bian akhirnya mengangguk. Laki-laki itu mengenggam jemari sang istri menuju ruang kerja mereka dengan sebelah tangan membawa secangkir kopi hitam yang tadi dibuatnya.

Bekerja ditemani istri seperti ini adalah hal yang pertama baginya. Ia senang tentu saja namun ada rasa khawatir karena tengah malam adalah waktu untuk beristirahat, akan tetapi Rere memilih menungguinya.

"Pindah aja sayang kalau ngantuk, nanti kalau kerjaan selesa, mas susul."

Bian menatap sang istri penuh rasa bersalah. Tak tega juga membiarkan istrinya menunggu ia bekerja di tenagh malam begini.

"Nanti aja deh mas. Aku masih mau disini. Nggak tahu kenapa, akhir-akhir ini aku bawaannya kangen terus sama kamu."

"Tandanya cinta kamu makin besar ke aku."

Rere tak menyangkal. Perempuan itu mengangguk saja karena itulah kenyataannya.

Sedangkan Bian yang mendapatkan respon baik sang istri segera menghampiri perempuan itu dengan semangat. Bian dengan cepat mencuri dua ciuman di pipi Rere membuat perempuan itu berjingkat kaget.

Malam berlalu cepat dan pagi datang menyapa.

Bian yang tengah menata barang-barang di koper dikejutkan dengan seruan Rere dari arah kamar mandi yang memecah keheningan.

Perempuan itu mendekati Bian, mengangsurkan sebuah benda panjang yang mampu membuat laki-laki itu terpaku sepersekian detik.

Rere sendiri sedikit cemas melihat respon sang suami. Tak ada senyum bahagia dan pelukan hangat seperti yang ada didalam bayangannya.

Ini semua memang diluar kendalinya, tak ada rencana sebelumnya namun bagaimana jika tuhan telah mempercayakan pada mereka?

"Mas?"

Rere menyentuh lengan Bian pelan setelah tidak mendapatkan respon apapun dari sang suami.

Perempuan itu berusaha mengulas senyum lembut sesaat setelah Bian mendongak dengan ekspresi dingin.

"Kamu -- tidak bahagia dengan kabar ini?"

Rere menanti jawaban sang suami dengan jantung berdetak keras. Tidak biasanya Bian menunjukkan sikap seperti ini. Kelembutan yang terbiasa diberikan untuknya kini berganti ekspresi kaku yang kini terpampang di depan wajahnya.

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Where stories live. Discover now