25. Bertemu

6.2K 426 34
                                    

Ila memekik antuasis saat punggung tegap yang amat sangat dikenalinya terpampang nyata dalam jangkauan matanya.

Gadis kecil itu semakin histeris saat Varo menoleh dengan senyum menawan yang sangat Ila suka.

"Om Varooo, Ila kangeeen."

Varo langsung merentangan tangan. Membawa Ila masuk kedalam pelukan hangatnya.

"Om juga kangen banget sama Ila. Long time no see you princess."

"Om sibuk jadi gak pernah nengokin Ila padahal Ila udah lama pindah ke Jogja tapi kenapa baru kesini?"

Varo menunjukkan raut bersalah. Laki-laki itu membiarkan Ila duduk disebelahnya saat sesi curhat akan dimulai.

"Om sibuk kerja sayang jadi baru sempat nengokin Ila."

"Ih bohong buktinya ayah juga sibuk kerja tapi malah gak pernah nengokin Ila."

Varo tahu ia telah salah bicara karena setiap pembicaraan yang dilakukan pada Ila pasti akan berakhir pada abangnya juga. Abang yang sialnya selalu membuat masalah dengan anak dan istrinya.

Varo mencoba mengalihkan pembicaraan. Laki-laki itu mengambil paper bag lagi mengangsurkannya pada Ila.

"Coba tebak om bawa oleh-oleh apa?"

Ila kembali antuasias. Kedua mata bening bocah itu berbinar menunjukkan kesenangan, melupakan protes kecil yang tadi diucapkannya.

"Emang om bawa apa? Bawa barbie kesukaan Ila?"

Varo mengedikkan bahu kemudian meminta Ila untuk membukanya sendiri dan saat gadis kecil itu melihat isinya, Ila sudah melonjak dan memeluk erat leher Varo.

"Wow ini kalung, ada huruf I-nya. Boleh Ila pakai Om?"

Varo mengangguk dengan kekehan ringan.

Laki-laki itu lantas memasangkan kalung berinisial nama keponakannya itu membuat Ila tersenyum lebar.

"I for Ila dan masih ada satu lagi, A for Ayu."

Ila tertawa kecil. Bocah itu mendongak, menatap Varo yang mengangguk membenarkan lalu kembali mengajukan tanya.

"Betul buat mama kan om?"

"Betul dong, biar adil. Besok kalau adik Ila udah lahir om juga bakal kasih kok."

Ila mengerutkan kening. Bocah itu merengut lalu mendengus kesal.

"Adik Ila kan cowok om, masak dikasih kalung sih."

Varo terkekeh bodoh. Laki-laki itu lalu berpura-pura tampak berfikir.

"Emangnya kalau cowok harusnya dikasih apa?"

Pertanyaan Varo membuat Ila menggeleng polos.

"Eeemm, Ila gak tahu."

Varo tertawa lalu membawa Ila ke atas pangkuan. Laki-laki itu mengelus surai Ila dengan sayang.

"Gampang deh nanti bisa om pikirin. Sekarang om temenin Ila. Mau main apa hari ini princess?"

Ila terkikik kecil. Gadis itu lalu turun dari pangkuan Varo, mengambil dua barbie lalu mengangsurkan salah satunya pada laki-laki itu.

"Mau main barbie-barbiean sama om, boleh kan?"

Permintaan dengan nada lembut itu ingin Varo jawab tidak sebab ia tidak suka dengan bentuk manusia kecil tanpa nyawa itu tapi karena tak ingin membuat Ila kecewa maka ia memilih mengangguk dengan berat.

"Tentu. Ayo kita main."

Keduanya lantas sibuk dengan barbie di tangan masing-masing.

Varo begitu setia menemani Ila bermain hingga gadis kecil itu mengeluh kelelahan dan mengatakan ingin tidur siang.

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz