12. Bahagia juga Curiga

2.9K 283 46
                                    

Ayu bahagia karena dua bulan ini waktu suaminya telah kembali untuk keluarga mereka.

Setiap pagi dan sore hingga malam hari mereka banyak menghabiskan waktu bersama.

Tugas mengantar Ila ke sekolah kini bukan lagi dipegangnya melainkan menjadi rutinitas Bian setiap pagi atas kesanggupan laki-laki itu sendiri.

Jangan tanya bagaimana hatinya melihat sikap Bian yang telah kembali seperti beberapa bulan lalu.

Laki-laki itu bahkan lebih manis dan romantis dari yang Ayu fikirkan. Segala tindakan dan ucapannya mampu membuat hati Ayu terbang ke awang-awang.

Kecurigaan tentang perselingkuhan Bian menguap begitu saja, apalagi sejak kepergian Sinta, sahabatnya yang kini menetap di luar kota membuat Ayu enggan menggorek lebih jauh tentang segala dugaan mereka.

Kebahagiaan yang menyelimuti nyatanya benar-benar mampu membuat Ayu melupakan segala gundah yang dirasakan selama ini.

"Halo mas."

Ayu mengeraskan suara saat bunyi krasak-krusuk dari sebrang telepon membuat perempuan itu tak mendengar dengan jelas suara sang suami.

"Iya sayang, ada apa?"

"Engga, aku cuma mau nanya. Perlu aku bawakan makan siang ke kantor?"

"Nggak usah Ay, ini mau keluar ketemu client soalnya. Kamu udah makan siang?"

Ayu menggeleng. Saat menyadari sang suami tak mungkin mengerti balasannya, perempuan itu kembali mengeluarkan suara.

"Belum. Aku gak masak. Sengaja mau beli nasi padang aja. Rencananya aku mau beliin mas sekalian tapi ternyata ada kerjaan di luar."

"Nggak usah. Kamu makan sendiri dulu gak apa-apa kan?"

"Gak apa-apa. Udah biasa juga. Kalau gitu aku tutup teleponnya ya mas. I love you."

"Me too honey."

Ayu menggelengkan kepala sebelum memasukkan benda pipih yang dipegangnya ke dalam tas. Perempuan itu lantas mengenakan heels, mengambil kunci mobil di atas nakas dan berlalu meninggalkan kamar untuk mengisi perut.

Siang ini entah kenpa Ayu sangat ingin makan nasi padang di tempat langganannya dengan sang suami. Membayangkan betapa lembutnya daging rendang dengan bumbu rempah yang melimpah ruah membuat perempuan itu tanpa sadar meneguk ludah beberapa kali.

Tiba di resto Ayu segera membeli beberapa bungkus untuk dirinya sendiri juga diberikan pada karyawannya di kedai.

Kedai yang merupakan usaha kecil Ayu yang dibangun tanpa campur tangan orang lain. Ayu memang sengaja merahasiakannya dari orang-orang terdekatnya, bahkan Bian, sang suami tidak tahu jika perempuan itu telah mendirikan kedai dan sudah berjalan selama satu tahun terakhir ini.

Alasannya simpel karena Ayu ingin memulai bisnis dari awal seorang diri. Namun suatu saat nanti, perempuan itu pasti akan menceritakan usahanya pada sang suami dan keluarganya yang lain.

"Mbak Ayu, bawa apa itu?"

Gendhis yang saat ini bertugas berjaga di kasir segera mengeluarkan tanya dengan kedua mata berbinar sesaat setelah menyadari kedatangan sang bos.

Gadis manis dengan dua lesung di pipi kanan dan kiri itu mendekati Ayu yang kini segera mengangsurkan dua bungkus plastik pada gadis manis asal Jawa itu.

"Aduuuh, pasti nasi padang ini. Baunya kecium wangi banget. Mbak tau aja yang kita suka."

Ayu menghembuskan nafas lelah. Meladeni Gendis, si gadis cerewet ini tidak akan ada habisnya.

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Onde histórias criam vida. Descubra agora