17. Antara Bimbang dan Bahagia

4.8K 404 62
                                    

Ayu menatap tespek dalam genggamannya dengan tangan bergetar. Ia masih tak percaya bahwa kecurigaannya selama ini terbukti benar.

Ia benar-benar hamil, kehamilan yang tentu membuatnya sangat bahagia namun juga merasakan ketakutan.

Ayu sudah mengetahui semuanya. Perselingkuhan suaminya yang ia bongkar beberapa hari yang lalu.

Dan di saat gugatan cerai sudah akan dirinya layangkan ia malah mendapati  bahwa dirinya tengah berbadan dua. Lantas keputusan seperti apa yang harus ia ambil sekarang?

Ayu terisak lirih. Tespek tadi sudah ia simpan di dalam laci nakas. Sekarang ia bingung harus bagaimana? Keputusan yang sudah mantap akan diambil beberapa hari lalu kini menguar menjadi ketidakyakinan.

Ayu ingin bertahan untuk kehamilannya namun pengkhianatan suaminya dan pernikahan laki-laki itu dengan Rere hingga memiliki anak membuat harga dirinya terluka. Ia tak sudi jika harus tetap melanjutkan rumah tangga bersama Bian namun takut jika kelak anaknya harus lahir tanpa seorang ayah.

"Kalian? Kamu berkhianat mas!"

Ayu menjerit tinggi. Adegan di depannya tadi membuat jantungnya seakan melorot hingga ke bawah.

Bian tengah berjongkok, tangan besar laki-laki itu mengelus perut buncit seorang perempuan yang sudah ia cari tahu asal usulnya beberapa hari lalu.

"Ay –– aakuu, dengarkan penjelasanku dulu."

Bian berusaha meraih tangan istrinya. Laki-laki itu sudah berdiri dengan keringat membanjiri pelipis, tak lupa bibir laki-laki itu yang pucat sudah bergetar karena shock.

"Kamu selingkuh, kamu memiliki anak dengan wanita lain dan sekarang wanita perusak itu hamil anakmu lagi. Apa kamu sudah gila hah!"

Ayu kembali menjerit. Wajah perempuan itu merah padam dengan kedua tangan mengepal kuat disisi tubuhnya.

Ayu lalu melemparkan tatapan nyalang pada Rere yang hanya diam menyaksikan perdebatan sepasang suami istri di depannya.

"Kamu, perempuan sundal perusak rumah tangga orang lain, jangan harap –––,"

Ayu merangsek maju mendekati Rere yang kini bangkit dan berdiri mencari perlindungan di belakang tubuh Bian. Perempuan itu menujukkan ekspresi ketakutan yang membuat Ayu jijik setengah mati. Ayu tahu siapa Rere, perempuan manipulatif dan culas yang selalu berhasil mengelabuhi suaminya.

"Kendalikan emosimu Ay, jangan menyakiti Rere, dia lagi hamil!"

Ayu menghentikan tangannya yang akan menjambak rambut Rere. Tatapan perempuan itu berganti menatap Bian yang kini mengeluarkan raut bengis.

Bukankah di sini dia yang seharusnya marah dan mengamuk.

"Kamu laki-laki sampah Bian. Kamu lebih memilih perempuan ini dibanding aku? Apa kamu yakin anak yang dikandung itu anak kamu?"

Ayu tersenyum miring menyaksikan Bian diam tak berkutik. Ayu tahu laki-laki itu mati-matian menahan emosi setelah mendengar pertanyaannya barusan. Terbukti dari wajah memerah juga deru nafas berat Bian yang naik turun tak beraturan.

"Kamu gak bisa menjawab pertanyaanku kan? Apa jangan-jangan dugaanku benar?"

"Tutup mulut kotormu itu bitch!"

Ayu kembali maju. Tangan perempuan itu sudah mengepal, siap melayangkan tinju pada wajah cantik berwatak iblis di belakang punggung suaminya namun gagal karena Bian menahannya.

"Lepas bodoh! Biarkan aku mencakar perempuan itu."

"Aku tidak mengenalmu Ay. Aku membenci kebrutalanmu jadi berhenti atau ––"

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Where stories live. Discover now