9. Tak Lagi Mudah

2.7K 290 34
                                    

Sinta berdecak kesal saat melihat Ayu berjalan mondar-mandir dengan kedua tangan perempuan itu yang bersedekap di depan dada.

Merasa tak tahan Sinta ikut bangkit berdiri dengan tangan yang kini berkacak pada pinggang rampingnya. Sinta memindai penampilan Ayu dari atas sampai bawah membuat perempuan yang kini ikut berhenti dan berdiri diam di depannya menaikkan kedua alis bertanya.

"Kenapa ngeliatin begitu Sin?"

"Lo gak capek apa dari tadi mondar-mandir gak jelas begitu? Gue pusing lho Yu liatnya."

Ayu menghembuskan nafas berat. Perempuan itu memejamkan kedua mata sebelum duduk kembali dengan ekspresi nelangsa. Hanya dengan Sinta ia bisa menujukkan kerapuhannya.

"Kalo lo gak kuat mending angkat tangan aja deh, kibarin bendera putih. Laki-laki macem Bian begitu gak pantes dipertahanin. Gue tau lo gak bodoh buat menyadari perubahan sikap suami lo."

"Pernikahan gak bisa selesai sesederhana itu Sin. Lagian gue anti bercerai saat masalah masih bisa diselesaikan dengan kepala dingin."

"Ya kalo begitu ayo ambil tindakan. Jadi perempuan itu harus tegas, berpendirian, jangan menye-menge biar gak mudah dibohongi laki-laki."

Ayu membenarkan dalam hati. Walapun sahabatnya hingga kini belum mau menikah namun pemikiran perempuan itu tentang rumah tangga selalu berhasil membuatnya kagum.

Sinta memang terkenal dengan perempuan bermental tangguh dan berprinsip.

Sahabatnya itu selalu berbicara apa adanya, bahkan Sinta tak jarang menujukkan ketidaksukaannya pada Bian akhir-akhir ini karena kecurigaan perempuan itu tentang perselingkuhan suaminya.

"Lo punya anak Ayu jadi jangan takut buat bergerak. Lo cantik, berpendidikan tinggi, usaha lo juga banyak jadi gue yakin semua bakal baik-baik aja kalau kecurigaan kita selama ini emang bener."

Ayu tak menampik jika Sinta memang menjadi orang pertama yang selalu siap melindunginya dan sang putri.

Sahabatnya itu pernah diselingkuhi dan Sinta mengatakan sangat yakin jika gerak-gerik Bian akhir-akhir ini menunjukkan ketidakberesan laki-laki itu, kejadian yang sudah pernah Sinta rasakan sebelumnya.

"Kita bakal lihat kedepannya Sin. Buat saat ini gue gak bisa berbuat banyak tapi bakal tetep cari bukti lain. Semoga kecurigaan kita ngga bener."

Ayu berusaha memnenangkan diri sendiri walaupun hati perempuan itu bergemuruh menolak.

Ayu hanya masih takut untuk menghadapai kenyataan yang mungkin saja mengecewakan, namun jika terus berada di posisi ini dengan diam dan hanya menunggu, perempuan itu juga merasa tidak tahan.

"Apapun yang lo hadapi nanti, jangan pernah takut. Lo cantik Yu, lo punya segalanya jadi, ceraikan Bian kalau dia emang bener-bener selingkuh. Selingkuh itu penyakit jadi gue harap lo buang penderita penyakit itu jauh-jauh"

Ayu mengangguk. Ia memang sudah bertekad melakukannya jika sang suami mempermaikan pernikahan mereka. Namun sebenarnya dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia tidak rela jika Bian dimiliki perempuan lain.

"Dan satu lagi. Masih ada gue kalau lo butuh apa-apa."

Ayu mengangguk sebelum mengulas senyum tulus. Hati perempuan itu menghangat setiap kali menerima ketulusan dari sang sahabat.

Ayu tahu Sinta memiliki trauma dan ketakutan untuk kembali menjalin hubungan kembali, maka perempuan itu selalu meyakinkan dirinya untuk berani bergerak maju dan selalu ada untuknya disaat terberat sekalipun.

Dan tentu saja Ayu yakin Sinta tidak akan tinggal diam saat berani menyakiti dirinya.

"Kita jemput Ila yuk, gue takut jiplakan Bian marah lagi kalau kita telat ke sekolahnya."

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Where stories live. Discover now