26. Kecelakaan

6K 419 38
                                    

Usia kandungan Ayu sudah memasuki bulan ke delapan dan terhitung satu bulan lagi perempuan itu diperkirakan akan melahirkan. Ila yang sudah sangat antusias menanti kelahiran adiknya begitu protektif terhadap sang mama.

Gadis kecil itu sangat cerewet, mengatakan ini dan itu pada sang mama yang membuat Ayu tersentuh dengan perhatian manis putrinya.

"Mama, adek lagi apa ya didalam kok diem aja?" 

Ila menempelkan telinga pada perut besar sang mama, tangan mungil gadis kecil itu tak lupa mengelus tempat berlindung adiknya.

Ayu sendiri mengulas senyum haru. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk mengelus surai panjang Ila.

"Adek lagi tidur kakak jadi gak nendang-nendang," ujar Ayu dengan suara lucu meniru anak kecil.

Ila tertawa kecil mendengar jawaban mamanya. Ia mendongak dan mengulas senyum manis untuk wanita tercintanya.

"Mama, makasiih, Ila bahagia sekali punya adik," ujar Ila tiba-tiba. Gadis kecil itu menatap sang mama dengan kedua mata berkaca-kaca.

Ayu mengangguk dengan mata yang ikut berkaca-kaca juga.

Perempuan itu menunduk lalu mencium ubun-ubun Ila cukup lama.

"Sama-sama sayang, mama juga mau ngucapin terima kasih sama Ila. Terima kasih ya sudah menyayangi adek," ungkap Ayu dengan senyum hangat.

"Pasti Ila sayang adek," balas Ila cepat.

Ayu mengangguk paham. Perempuan itu menatap dalam wajah cantik putrinya yang mengingatkannya pada seseorang yang sudah sangat lama tidak mau ditemuinya.

"Tapi setelah adek lahir, mama tetep sayang sama Ila kan?"

Ayu tersentak kaku. Perempuan itu menarik kedua sudut bibir dengan getir, tidak menyangka dengan tanya tiba-tiba putrinya.

"Kenapa Ila tanya begitu sayang?" tanya Ayu setelah bisa menekan kekagetan. Perempuan itu menatap Ila dengan rasa bersalah.

Ila menjawab dengan gelengan. Gadis kecil itu tak mengatakan apapun namun tangis yang terdengar membuat Ayu kebingungan.

Ia tak langsung bertanya melainkan mengusap pungging kecil putrinya memberikan ketenangan. Mungkin saat ini Ila sedang sensitif dan tugasnya adalah memberikan waktu putrinya untuk meredakan tangisnya.

"Sudah?" tanya Ayu sesaat setelah mereka berada dalam keterdiaman.

Ila mengangguk dengan senyum kecil. Gadis manis kesayangan Ayu itu memeluk sang mama erat, tak lupa memberikan beberapa kali ciuman di perut wanita itu.

Ayu kembali terharu dengan senyum tenang namun senyumnya mendadak hilang setelah mendengar kalimat lirih pitrinya.

"Kita tidak punya ayah tapi kakak yang akan jaga adek setelah lahir nanti."

Ayu tidak tahu darimana putrinya memiliki pemikiran seperti itu tapi yang jelas hatinya seperti tercabik setelah mata polos Ila menatapnya dengan lugu.

Tuhan, apa yang harus ia lakukan sekarang.

****

Ayu dilarikan ke rumah sakit yang tentu keadaan ini membuat Ila menangis histeris.

Gadis kecil itu tak berhenti terisak, terus memanggil sang mama yang kini sedang mendapat penanganan dari dokter.

"Mama tante, Ila takut."

Ila berjuar dengan wajah menangadah menatap Sinta yang terdiam kaku. Perempuan itu buntu, tidak bisa berfikir positif, semua ketakutan, kekalutan dan kekhawatiran menyatu menjadi satu.

Pernikahan yang Ternoda (PDF/KARYA KARSA/DREAME)Where stories live. Discover now