♤~Chapter 18~♤

110 19 16
                                    

Istirahat....

"Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa mengenal ibuku?"

PFFT!!

Lucas menyemburkan minumnya ke sembarang arah setelah mendengar perkataan Athanasia barusan. Gadis bersurai blonde itu hanya menatap bingung.

"Ha? Bukannya kemarin Ibumu sudah bilang kalau Ibumu dan Ibuku dulu berteman baik?" Ujar Lucas sembari mengelap mulutnya.

"Maksudku, kenapa aku sama sekali tidak mengenalmu padahal Ibu kita berteman?"

Lucas terdiam.

Gerakan mengaduk jusnya terhenti. Mengapa dia tidak mengenalnya?

Ha. Mudah sekali menjawabnya.

"Karena kau lupa ingatan, Athanasia."

Perempuan bernetra sapphire itu mengerutkan dahinya. Jadi sebenarnya dulu Lucas juga sudah mengenalnya?

Ah tidak. Tunggu sebentar.

Pencuri biadab itu bilang kalau dirinya dan Athanasia dulu adalah sahabat. Lalu sekarang Lucas juga bilang kalau dia mengenal Athanasia sejak dulu.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi?!

"Aaaaaah! Aku tidak tahu!"

Gadis itu memukul-mukul kepalanya frustasi. Lucas hanya memasang tampang cengo.

"Kau kenapa? Pencuri 'HEBAT' itu juga bilang kalau kau adalah sahabatnya bukan?" Lucas tersenyum jahil.

"Hebat dengkulmu! Aku sekarang merasa sangat frustasi karena kalian berdua!" Ujat gadis itu resah.

Pemuda bersurai hitam itu terkekeh. Menyenangkan sekali menjahili perempuan ini.

Padahal pencuri HEBAT itu ada di hadapanmu saat ini. -Lucas

Lucas kemudian mencubit pipi Athanasia yang tembam.

"Aww! Sakit tau..."

"Hei, tenang saja. Aku akan membantumu mengembalikan ingatanmu."

Athanasia menatap netra ruby pria di hadapannya tersebut.

Indah.

"Benarkah? Kau akan membantuku?" Mata gadis itu tampak berbinar.

Lucas tersenyum sembari memegang pucuk kepala Athanasia.

"Tentu saja. Aku akan membantumu, Athanasia."

Pe-luk

"Yeaayy! Makacih Lucaassh!"

Gadis itu mendadak memeluk Lucas tanpa aba-aba. Wajah pemuda itu seketika langsung memerah. Jantungnya berdetak tidak karuan. Pelukan Athanasia terasa sangat hangat baginya.

Rasanya sudah lama ia tidak merasakan pelukan sehangat ini.

"He-hei! A-apa yang kau lakukan?!" Ucap Lucas kaget.

"Apalagi? Memelukmu lah." Athanasia menyengir.

"La-lain kali bilang dong kalau mau meluk." Lucas melirik ke sembarang arah.

Athanasia mendongak, dia merasakan wajah Lucas agak hangat.

"Wajahmu kenapa? Apa kau demam?"

Perempuan itu menempelkan punggung tangannya ke dahi Lucas. Jarak antara wajahnya dengan pemuda itu menjadi sangat dekat.

Psssshhh~

Wajah Lucas semakin memerah, siapapun yang melihatnya pasti akan berpikir kalau muka Lucas sudah seperti kepiting rebus. Pemuda itu segera membuang mukanya ke sembarang arah.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang