♤~Chapter 2~♤

367 53 5
                                    

~◇~◇~◇~

Pagi harinya di kediaman keluarga Alger....

Athanasia's POV

"Nona, ayo bangun! Ini sudah pagi. Nona harus sekolah!" Terdengar suara Lili yang mencoba untuk membangunkan-ku.

"Sebentar lagi Lili. 5 menit lagi." Jawabku malas

Semalam aku tidur lumayan larut karena mengurusi beberapa berkas kasus di kantor pribadi

"Tidak ada waktu lagi Nona, Anda harus segera sekolah!" Bujuk Lili

"Baik, baik. Iya aku bangun." Kataku sambil membuka mata.

Aku merasakan sinar matahari yang hangat menerpa wajahku. Aku bangkit dari tempat tidur & duduk dipinggir ranjang selama beberapa detik. Aku harus mengumpulkan nyawaku yang masih melayang kemana-mana.

Setelah itu aku beranjak dari tempat tidurku dan mengambil handuk, lalu pergi menuju kamar mandi.

Setelah mandi...

Aku segera memakai seragam sekolah yang sudah disiapkan Lili tadi untukku. Kemudiam aku turun ke lantai bawah untuk sarapan.

Disana mama & papa terlihat sudah menungguku sejak tadi.

"Selamat pagi Mama & Papa!" Sapaku sambil menarik kursi untuk duduk.

"Selamat pagi Athi." Balas mama tersenyum

"Selamat pagi Athi. Kau lama sekali." Balas papa datar.

"Punya bapak kek gini amat kali ya. Gak ada bercandanya ;-;" batinku

"Hehehe...maafin Athi ya, Papa & Mama." Kataku sambil cengar cengir

"Tidak apa-apa Athi. Ayo dimakan, Mama sudah menyiapkan roti cokelat kesukaanmu." Ujar mama sambil menyodorkan sepiring roti cokelat.

"Yess! Terima kasih Mama!" Kataku girang

"Sama-sama Athi." Jawab mama sambil tersenyum hangat.

Kami-pun sibuk dengan sarapan masing-masing.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu Athi?" Tanya mama memecah keheningan

"Hmmm....akhir-akhir ini agak sulit sih, Ma. Apalagi kasus pencurian permata yang sedang heboh saat ini." Jawabku sambil menghela nafas pelan.

"Ah, iya benar. Mama dengar sudah 5 kali Kota ini terjadi pencurian permata."
"Katanya pelakunya selalu sama, 3 orang bertopeng?" Mama kembali bertanya.

Aku mengangguk singkat.

"Kalau begitu, kau harus berhati-hati Athi. Mama khawatir jika terjadi sesuatu padamu, Nak." Mama berkata khawatir.

"Jangan khawatir, Ma. Athi bisa menjaga diri kok!" Ujarku dengan percaya diri

"Kenapa tidak jadi penari saja seperti Mama?" Mama mengedip-ngedipkan matanya.

"E-eh...tidak Ma. Lagipula, Athi menikmati pekerjaan detektif ini, hehehe." Kataku sambil tersenyum lebar.

"Kau sangat keras kepala. Benar-benar mirip denganmu, Diana." Ucap papa datar

Itu pujian atau sindiran sih?
Aku menggembungkan pipiku kesal, mama hanya tertawa kecil melihat sikap-ku.

Aku-pun kembali melanjutkan sarapanku sampai habis.

Beberapa menit kemudian, sarapan kami semua tandas. Aku meletakkan piringku ke tempat cucian lalu bergegas menaiki tangga untuk mengambil koper & keperluan sekolah lainnya.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu