♤~Chapter 24~♤

85 17 2
                                    

Pusat Kota, Obelia....

Hari sudah gelap, bulan pun telah menampakkan eksistensinya. Setelah lama berjalan-jalan di kota, Lucas dan Athanasia pun memutuskan untuk kembali ke mansion.

"Oiya, tadi Xavier bertanya, kau ingin makan apa?"

"Eh? Aku? Emmm, belakangan ini aku ingin Ramyeon sih."

Lucas mengangguk-anggukkan kepalanya, ia lalu merogoh saku celananya untuk mengirim pesan.

"Ah, ini tidak bagus."

Lucas mendengus, ponselnya rusak dan tidak bisa dinyalakan. Sepertinya tadi kemasukan air saat ia terjatuh di air mancur. Layarnya juga retak. Jika begini, ia tidak bisa menelepon ataupun mengirim pesan.

Meong!

Athanasia yang tadinya sibuk memerhatikan Lucas tiba-tiba teralihkan oleh suara seekor kucing. Gadis itu menoleh, ia melihat ada seekor kucing hitam yang sedang menatapnya. Gadis itu pun mendekatinya.

"Halo kucing kecil. Apa kau tersesat?" Ujar Athanasia.

Mata hijau kucing tersebut menatap lamat-lamat netra sapphire Athanasia. Tanpa disadari, gadis itu merasa seperti terpikat dengan iris emerald kucing tersebut.

Ting!

Lonceng kucing tersebut berdenting di telinga Athanasia. Sontak saat kucing itu berlari pergi, gadis bersurai blonde itu mengikutinya dari belakang secara tidak sadar. Athanasia terus mengikuti hewan tersebut sampai ke sebuah gang sempit dan gelap.

Saat ia tiba di ujung gang, kucing tersebut mendadak menghilang bak ditelan bumi. Athanasia tiba-tiba mendapatkan kembali kesadarannya. Perempuan itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Eh? Apa yang terjadi?"

Athanasia meraba-raba kepalanya yang terasa sedikit pening. Gadis itu menengok ke kanan dan kirinya, mencari kucing tersebut.

"Aneh. Kemana perginya kucing itu?"

Athanasia menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal. Saat sedang sibuk berpikir, muncul sebuah bayangan hitam tepat di belakangnya. Gadis itu menoleh secara perlahan, dan—

"DOR!!"

"KUNTILANAK! POCONG! GENDERUWO! SUNDEL BOLONG! KUYANG! TUYUL! TAHU BULAT! KECOAK! INDOSOYOR! BATAGOR! NASI PADANG!!"

Athanasia malah menyebut nama-nama hantu sampai nyambung-nyambung ke nasi padang.

"Hei hei, ini aku. Kenapa kamu malah kayak orang kerasukan gitu sih?"

Athanasia lalu membuka matanya, rupanya itu Lucas. Gadis itu pun langsung menghela nafas lega. Dan sebagai balasannya—

DUAK!!

"ADOH!!"

Athanasia melayangkan tinju mautnya ke kepala Lucas.

"Bikin kaget aja. Mamam tuh benjol!"

"Hehehe, maap maap."

Gadis berambut emas itu pun mendengus kesal, lalu berjalan melewati Lucas yang masih berdiri di tempatnya.

"Sudahlah. Ayo pulang!" Ujar Athanasia kesal.

Lucas diam tidak menjawab. Pria itu menundukkan kepalanya dalam-dalam. Menyadari lelaki tersebut masih tidak bergerak dari tempatnya, Athanasia pun menolehkan kepalanya ke belakang. Gadis itu mengerutkan dahinya bingung.

Wajah Lucas tampak suram dan tidak terlihat.

"Lucas?"

Athanasia memberanikan diri untuk menghampiri pria tersebut. Gadis itu mengintip wajah lelaki tersebut.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Место, где живут истории. Откройте их для себя