29. The Contract

94 11 9
                                    

"Seseorang mengincar nyawa Putriku?!"

Semua orang langsung memasang raut wajah kaget tatkala melihat Claude sudah berada di belakang mereka. Rupanya dia sudah mendengar semua pembicaraan mereka. Claude tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

Pria paruh baya itu lantas berjalan ke arah Xavier dengan penuh emosi dan sontak mencengkeram kerah baju pemuda tersebut tanpa belas kasih.

"Katakan padaku Penyihir! Apa maksud perkataanmu barusan?!" Claude bertanya marah.

"Pa-Papa! Se-sejak kapan Papa sampai di-"

"Jawab aku! Siapa yang mengincar nyawa Putriku jika benar kau adalah Penyihir?!"

"Tu-Tuan Alger...akh...kami bisa menjelaskan-"

"Jangan mengelak dari pertanyaanku!"

"Papa! Tenanglah! Tolong lepaskan Kak Vier dulu!" Athanasia berusaha menengahi.

"Tuan Alger, tolong tenanglah. Kami semua bisa menjelaskan hal ini." Clara ikut berbicara.

Claude tidak mendengarkan, ia semakin mengencangkan cengkeramannya pada Xavier. Urat tipis mulai tumbuh di lehernya, ia benar-benar sangat marah sekarang. Berani-beraninya seseorang mengatakan hal tidak masuk akal seperti itu pada putrinya.

GREP!

"Ukh...Tu-Tuan Alger....argh....-"

"Saya bisa menjelaskan semua ini, Tuan Claude de Alger."

Sang empu nama langsung menoleh. Terlihat Lucas sudah berdiri dari kursinya dan bicara. Raut wajahnya datar, namun matanya menampakkan ketegasan dan keyakinan yang dalam.

Claude terdiam sejenak, pria itu lalu menoleh ke arah putrinya. Athanasia tersenyum tipis. Mengangguk. Claude pun mendengus. Ia lalu melepaskan cengkeramannya dan menjatuhkan pemuda bersurai panjang itu ke lantai.

Bruk!

"UHUK! UHUK! Akh....cough! Cough!"

Athanasia dan Clara langsung menghampiri Xavier yang terbatuk-batuk di lantai, sementara Claude sama sekali tidak memperdulikannya. Lelaki paruh baya itu kini sedang menatap tajam Lucas yang berada di hadapannya.

Namun Lucas tetap santai dan tidak panik ataupun gentar sama sekali.

"Katakan bocah. Bagaimana kau akan menjelaskan semua ini?" Claude bertanya dingin.

"Itu mudah sekali Tuan. Saya bisa menjelaskannya, Anda hanya perlu mempercayai semua kata-kata saya." Jawab Lucas.

Claude tertawa sinis mendengar jawaban dari mulut pemuda itu.

"Mempercayaimu? Kau pikir aku akan percaya kepada sekelompok pencuri yang sudah membohongi banyak orang termasuk Putriku?!"

"Tidak masalah jika Anda tidak ingin mempercayai kami. 'Kan yang meminta kami menjelaskan semua ini adalah Tuan, Anda bahkan sampai mencekik teman saya." Lucas menjawab dengan nada enteng.

Claude menggeram kesal. Anak ingusan di hadapannya ini punya nyali juga rupanya. Lihatlah. Sama sekali tidak terlihat adanya rasa takut ataupun cemas di wajahnya. Pemuda itu tampak sangat tenang dan santai. Claude mendengus.

"Pa-Papa, sudahlah. Bukannya tadi Papa juga sudah dengar apa yang dikatakan mereka bertiga? Mereka mengambil permata juga karena memiliki tujuan, bukan hanya sembarang mencuri." Athanasia berusaha untuk menenangkan ayahnya.

"Tapi, Athanasia. Bocah ini adalah seorang pencuri-"

"Lucas adalah sahabat Athy sejak kecil. Ayah Lucas, Paman Louis juga teman dekat Papa bukan?" Sahut Athanasia sambil tersenyum.

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang