31. Conversation

70 8 18
                                    

Reminder:
Author berubah pikiran, book ini akan memiliki 3rd ML ya. Hehehe. Mungkin di antara kalian udah bisa nebak sih orangnya siapa. Untuk alasannya akan segera menyusul, wkwkw.

Tp jangan khawatir gaes, Lucathy akan tetap berlayar sampai akhir.

Jangan lupa untuk comment dan vote-nya ya, hehehehe^^.

Happy reading!❤

~◇~◇~◇~

Pagi Hari, Arlanta....

Tok! Tok! Tok!

Seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamar Athanasia. Gadis itu tersentak, tangannya reflek meletakkan buku novelnya di meja dan beranjak dari kasurnya untuk menbukakan pintu.

Cklek!

Begitu pintu dibuka, penglihatan Athanasia menangkap seorang pemuda bersurai hitam yang tak lain adalah Lucas. Ia tampak seperti akan pergi keluar. Lucas mengenakan kaos merah tua dibalut kardigan berwarna hitam, celana leging dan sepatu kets senada dengan kardigannya.

"Lucas? Ada apa?" Athanasia memiringkan kepalanya.

"Apa kau bisa temani aku keluar sebentar?"

"Keluar? Ke mana? Emangnya boleh sama Ayah?" Athanasia tampak ragu.

"Tenang saja. Si Mata Satu sudah mengurusnya, jadi kau tidak perlu cemas soal itu." Lucas menggidikkan bahunya dengan tampang tak berdosa.

Athanasia mendengus, laki-laki di hadapannya ini memang kurang ajar dan suka bertindak seenaknya. Apa dia tidak memikirkan resiko mempermainkan Papa Awan dan Si Fosil Killer?

"Kamu ini, nggak pernah jera ngerjain Ayah dan Kak Vier ya? Kamu tahu 'kan akibatnya jika suka mencari gara-gara dengan mereka berdua?" Tukas Athanasia.

"Ha? Sejak kapan aku peduli dengan akibat mengerjai mereka? Toh, selama ini aku mengerjai Si Mata Satu nggak apa-apa tuh."

"Yaaa, itu kamu! Kau pikir aku tidak khawatir denganmu??"

Athanasia menatap dalam pemuda di hadapannya itu. Lucas terdiam sejenak. Raut wajah Athanasia terlihat agak kesal, lelaki itu hanya menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. Lucas membuang wajahnya ke sembarang arah.

"Kenapa kau memalingkan wajahmu begitu?" Athanasia menaikkan sebelah alisnya.

Lucas tetap diam tidak menggubris pertanyaan Athanasia. Gadis itu menggembungkan pipinya, ia lalu mendekatkan wajahnya pada Lucas. Pria bersurai hitam itu agak terkejut dengan tindakan Athanasia barusan.

"Aku tanya. Kenapa kamu nggak jawab?"

"H-hei, kau ini kenapa sih?" Semburat tipis terbit di wajah Lucas.

"Aku heran. Kenapa kau sering memalingkan wajahmu dariku?"

Tap....tap....tap

Athanasia terus melangkah maju, sedangkan Lucas melakukan hal yang sebaliknya.

"Hei, h-hentikan! Sebenarnya kau ini kenapa?!"

"Jangan mengelak dari pertanyaanku. Ja-"

Thud!

"AWAS!"

BRUK!

Hingga tanpa sengaja, Athanasia tersandung kakinya sendiri dan menabrak Lucas hingga terjatuh.

"Aduhh, sakit..."

"Ummmmm, Athy?"

"Ya? Ada ap-"

Under the Moonlight (Suddenly, I Became a Princess) -DISCONTINUED-Where stories live. Discover now