Entah kehidupan kedua atau penglihatan yang diberikan Tuhan padanya, ia menghindari kematian, berjanji akan membalas semua kepedihan yang pernah ia dapatkan.
Secara kebetulan, Brianna dipertemukan dengan pasangan suami istri yang benar-benar tulus...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
♾♾♾
"Dokter Amanda?" Panggil Brianna.
"Ya?" Jawab Amanda sembari mendorong kursi roda Brianna.
Brianna sudah jauh lebih baik, hanya tinggal pemulihan luka tembak di betis kirinya.
Kini Brianna kebingungan kenapa dirinya di bawa pulang ke kekediaman Jenderal Adnan dan Dokter Amanda.
"Dokter, terima kasih sudah membayar biaya rumah sakit saya." Brianna berkata dengan sopan.
Amanda tertawa kecil, "Kau sudah berterima kasih untuk ketiga kalinya."
"Saya tidak keberatan mengembalikannya dengan bekerja di rumah anda. Saya bisa memasak dan melakukan pekerjaan rumah lainnya." Hanya dengan tenaganya yang bisa Brianna lakukan untuk mengembalikan uang yang telah di keluarkan Dokter Amanda.
"Benarkah kau bisa memasak?" Jawab Amanda menanggapi.
"Ya, masakanku tidak terlalu buruk." Sahut Brianna.
"Aku ingin mencoba masakanmu saat kakimu sembuh nanti." Dibelakang Brianna, Amanda tersenyum tipis.
Amanda cukup kagum atas penguasaan diri Brianna. Jika gadis lain seusia Brianna mungkin saja akan depresi atau yang lainnya di perlakukan demikian oleh keluarganya.
Hanya orangtua asuh yang Brianna miliki, keluarga yang seharusnya menjadi tempat bersandar yang paling nyaman, tempat motivator terbaik dan tempat berkeluh kesah, justru bertindak semena-mena pada gadis baik seperti Brianna.
Brianna melihat Jenderal Adnan duduk di sofa yang berada tidak jauh dari pintu masuk.
"Jenderal." Begitu tiba didekat Jenderal Adnan, Brianna menyapa dengan sopan.
Jenderal Adnan mengangguk, "Bagaimana keadaanmu?"
"Jauh lebih baik, Jenderal. Sekali lagi terima kasih atas kebaikan kalian pada saya." Ujar Brianna dengan tulus.
Amanda duduk disana, memberi kode pada suaminya untuk memulai pembicaraan.
"Brianna, apa rencanamu setelah ini?" Sebelum berbicara pada intinya, Jenderal Adnan ingin mengetahui keinginan Brianna.
"Saya akan bekerja disini untuk mengganti biaya rumah sakit yang sudah di bayarkan Dokter Amanda." Brianna menanggapinya.
Mendapati wajah penuh tanya dari suaminya, Amanda menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
