Chapter 43 : Auction?

56K 7.6K 101
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Ayo, cepat sini. Setelah ini giliranmu, tapi kau justru terlambat." Gerutu wanita itu sambil membimbing penari yang harus tampil sebentar lagi. Keduanya memasuki sebuah ruangan.

Ada 2 orang pria yang berdiri di depan pintu menjaga keamanan di dalam ruangan. Brianna mengikuti wanita tersebut masuk ke ruangan itu. Ia sedang berada di kota tempatnya dibesarkan— disebuah club tepatnya.

Begitu memasuki ruang ganti, Brianna mengedarkan pandangan ke sekitar, ada satu cctv yang memantau di sudut ruangan ini. Ada beberapa orang lagi di dalam sini, sekedar merias diri atau berganti pakaian.

Wanita itu melakukan tugasnya— merias wajah Brianna. "Kau akan menjadi penari malam ini." Bisiknya.

Mata Brianna berkedip, tanda ia memahami perkataan Merry— Merry juga agen NI-6 sama sepertinya, Merry sudah beberapa hari menyamar sebagai salah satu perias di club ini.

"Edwin akan datang?" Brianna berkata dengan suara sangat pelan.

"Mungkin. Dan aku dengar, pemilik tempat ini juga akan datang." Bisik Merry sambil merias wajah Brianna.

Setelah penangkapan Tony, tentu saja nama Edwin juga terseret— pria itu sangat manipulatif, tidak ada bukti yang mengarah atas keterlibatan Edwin perihal kasus narkotika.

Brianna berada di tempat ini untuk menyelidiki kasus lain, Edwin di duga terlibat perdagangan manusia. Club ini tidak hanya sekedar tempat hiburan untuk melepas penat, disini juga menyediakan wanita pemuas hasrat pria.

Tapi, malam ini berbeda. Club ini akan mengadakan lelang gadis yang masih murni atau perawan. Brianna akan tampil menjadi penari dihadapan pria-pria yang kabarnya sengaja datang ke tempat ini untuk memuaskan hasrat mereka pada gadis yang masih murni atau perawan.

Brianna melirik dari pantulan cermin ketika pintu terbuka, ada dua pria berbadan kekar membawa gadis yang sekarang sedang menangis sambil terus meronta.

"Gadis itu pasti baru saja dijual ke tempat ini." Bisik Merry— mendekatkan wajah sambil mengoleskan maskara pada bulu mata Brianna.

"Setelah keperawanan mereka hilang, mereka di lepaskan kembali?" Tanya Brianna penasaran.

"Tidak, mereka menjadi pelacur di tempat ini." Bisik Merry, mengatakan sesuai penyelidikannya.

Ekor mata Brianna melirik pada beberapa wanita muda tidak jauh dari keberadaannya, wanita yang akan di lelang hari ini. Ada yang bersikap santai— seolah memang sengaja menjual keperawanan mereka untuk mendapatkan uang— mungkin daripada menyerahkan kesucian pada pria yang belum tentu menjadi suaminya kelak, lebih baik menjual keperawanan mereka di tempat ini.

Dan mereka yang sedang terisak ataupun berwajah putus asa, jelas mereka terpaksa berada disini— mungkin karena tuntutan ekonomi lalu mereka dijual oleh keluarga mereka, entahlah— Brianna sendiri hanya menduga.

Double BWhere stories live. Discover now