Entah kehidupan kedua atau penglihatan yang diberikan Tuhan padanya, ia menghindari kematian, berjanji akan membalas semua kepedihan yang pernah ia dapatkan.
Secara kebetulan, Brianna dipertemukan dengan pasangan suami istri yang benar-benar tulus...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙
♾♾♾
"Nona...?!" Naina terlihat mengejar seseorang.
Brianna menoleh, ia mendapati Naina— resepsionis Perusahaan ini. Ya, Brianna berada di Perusahaan Blue sekarang.
"Kenapa?" Tanya Brianna, padahal sebentar lagi ia sampai diruangan Blue.
Naina terengah-engah, ia mengejar wanita ini dari bawah. Untung lift lainnya kosong dan bisa ia gunakan untuk menyusul. "Apa anda sudah membuat janji? Di lantai ini adalah ruangan Tuan Blue. Jika anda belum membuat janji, anda tidak bisa menemui Tuan Blue."
Brianna lupa akan hal ini, ia tidak berpenampilan pria seperti biasanya— pantas saja Naina bersikap demikian. "Aku sudah memiliki janji dengan Tuanmu." Ujar Brianna pada Naina.
"Siapa nama anda, Nona?" Tanya Naina pada wanita cantik di hadapannya.
"Brianna." Jawabnya.
"Sebentar, Nona." Naina menuju ruang kerja atasannya.
Brianna menunggu Naina sembari menatap dirinya di kaca yang bisa di gunakan untuk bercermin. Ia memiringkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, dua minggu lebih ia tidak berpenampilan wanita seperti sekarang.
Naina menghampiri wanita yang bernama Brianna, "Nona, Tuan Blue meminta anda untuk masuk."
Brianna mengangguk, "Terima kasih."
Naina menatap kepergian Brianna yang sekarang menuju ruangan atasannya. Sebagai wanita ia iri melihat kesempurnaan Brianna. Tubuh tinggi semampai dengan lekukan sempurna, di padukan dengan struktur wajah yang cantik.
"Apa dia kekasih Tuan Blue?" Gumam Naina. Ia mengedikkan bahu sambil berjalan menuju lift untuk kembali ke bawah.
Brianna masuk ke dalam ruangan Blue begitu di persilahkan. Pandangan Brianna menangkap sosok Blue sedang berdiri— menyandarkan pinggul ke meja dan mata Blue terpusat ke arahnya.
Blue meneliti penampilan Brianna, walau pakaian yang Brianna kenakan tertutup tapi Brianna tetap terlihat cantik. Ia berjalan menghampiri Brianna.
Wajah Brianna menunjukkan keterkejutan ketika Blue tiba-tiba memeluknya. "Apa maksudmu?" Brianna mematung mendapatkan serangan tiba-tiba ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
