Chapter 50 : Pain

52.7K 7.4K 166
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

"Akhhhh." Teriak histeris dari Viola ketika tubuhnya terhempas dan menabrak dinding— sebuah pisau mengalung di leher.

Mendengar Viola berteriak, Jane keluar dari kamar dan segera menghampiri keberadaan Viola.

"Siapa kau!?" Panik Viola dengan tercekat.

Mendengar derap langkah mendekat, tangan kiri Brianna merogoh pistol yang terselip di belakang pinggang. Ia mengacungkan pistol pada orang yang mendatanginya— tangan kanannya masih memegang pisau dan siap menyayat leher Viola jika wanita ini bergerak.

Mata Jane membelalak sempurna ketika Viola dalam keadaan tidak berdaya. Langkahnya terhenti ketika senjata api di arahkan padanya.

Siapa perempuan ini?

Perempuan itu mengacungkan pistol ke wajahnya tanpa menatap ke arah Jane.

Mendengar pintu terbuka, Brianna menoleh— tidak mungkin itu Edwin karena pria itu menyembunyikan Viola dan Jane di tempat ini, sedangkan Edwin sendiri entah berada dimana.

Blue menatap mereka bergantian dengan ekspresi santai.

"Sudah kubilang— tunggu di luar!" Ujar Brianna dengan nada kesal.

Blue tidak acuh, ia lantas menutup pintu dan menguncinya— berjalan menuju sofa. "Permisi, aku duduk ya?" Blue meminta ijin pada sang pemilik rumah.

"Ya, silahkan." Blue menjawabnya sendiri.

Brianna melipat bibir— menggeleng samar. Pria itu sungguh konyol. Lihat betapa santainya, Blue duduk di sofa dengan menyilangkan kaki, tangannya memegang ponsel dan tangan satu lagi menggenggam cup coffee— entah pria itu membelinya dari mana.

"Lanjutkan, aku tidak akan mengganggu." Ujar Blue pada Brianna saat mendapati Brianna menatapnya.

Jane menatap perempuan dan lelaki itu bergantian. Ia tidak mengenal mereka. Lagipula perempuan ini begitu cantik, lelaki yang sedang duduk di sofa juga sangat tampan. Penampilan mereka tidak seperti perampok.

"Kalian siapa!?" Jane berekspresi skeptis saat ini. Ekspresi ragu, curiga, penasaran, takut— begitu pekat memenuhi wajahnya.

"Tetap di posisimu!" Ujar Brianna pada Jane.

Ia menyelipkan pistolnya kembali ke pinggangnya, lalu mengambil lakban yang sudah ia bawa.

Double BWhere stories live. Discover now