Chapter 54 : Helpless

48K 7.4K 268
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen 😂 biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Jenderal Adnan terlihat tenang walau dalam hati cukup merasa gusar. Ada sosok lain disana yaitu Amanda dan Blue. Amanda sendiri cukup terpukul atas kenyataan hilangnya Brianna.

Sedangkan Blue sendiri tidak perlu ditanya, pria itu berjuta ekspresi sekarang. Cemas, resah, gelisah dan lainnya— ketidaknyamanan ini membuat dada sesak dan perut bergejolak.

Hilangnya Brianna hanya diketahui mereka bertiga, NI-6 dan aparat yang terkait tentunya. Jenderal Adnan, Amanda dan Blue saling bungkam— tidak ada yang membuka suara. Mereka sedang menunggu kabar dari NI-6.

Blue mengamati Jenderal Adnan yang baru saja mendapatkan panggilan telepon. Sepertinya sedang berbicara pada atasan Brianna.

"Kau terlalu membuang waktu! Aku akan mengambil tindakan sendiri tanpa perintah resmi!" Jenderal Adnan berkata pada Norman melalui ponsel. Ia mengenal baik pria ini, Norman adalah rekannya— dan Norman terpilih menjadi pemimpin di NI-6.

"Adnan, sudah kubilang— kemungkinan hilangnya Brianna ada sangkut pautnya dengan pengkhianat di NI-6."

Norman berkesimpulan demikian karena agennya yang bernama Eric seakan hilang ditelan bumi. Greg pun hingga saat ini masih bungkam. Norman hanya menebak atas keterlibatan Eric. Saat memberi titah Eric untuk menyelidiki Greg, pria itu tidak menghasilkan apapun, ternyata Eric sedang berusaha menutupi kejahatan Greg— Norman menghubungkan hal itu dengan menghilangnya Brianna.

"Kau juga tau— agen NI-6 jelas orang terlatih. Jika dugaanku benar, pengkhianat itu pasti mengetahui kelemahanku serta agen-agenku. Membuat Brianna susah ditemukan." Tutur Norman kemudian.

"Kabari aku jika mendapatkan kabar baik." Jenderal Adnan mematikan panggilan.

Jenderal Adnan lantas menatap Blue, "Yang membawa Brianna kemungkinan orang NI-6 yang menjadi kaki tangan pria yang bernama Greg."

Blue hanya diam mendengarnya, yang disampaikan Jenderal Adnan bukan kabar baik.

Blue tiba-tiba beranjak dari duduknya, pikiran cemerlang baru saja terlintas di benaknya, "Saya pernah memberi cincin Brianna yang sudah dimodifikasi dengan pelacak." Ia baru terpikirkan hal ini. Mendengar kabar hilangnya Brianna membuat otaknya tidak bekerja dengan baik, sampai melupakan hal sepenting ini.

"Saya akan melacaknya, mungkin saja cincin itu masih melekat di jari Brianna. Permisi, Jenderal." Blue ingin pergi ke kantor karena teknologi ciptaannya ini berpusat dengan alat yang berada di kantornya.

"Blue, jika sudah menemukan lokasi Brianna— aku akan menyuruh anak buahku membantumu menyelamatkan Brianna." Ujar Jenderal Adnan yang ingin bertindak sendiri tanpa mengharapkan bantuan NI-6.

"Baik, Jenderal."

"Tidak perlu mencemaskan Brianna, aku yakin dia akan baik-baik saja." Ujar Jenderal Adnan menenangkan Amanda.

Double BWhere stories live. Discover now