Bab 33 || Kembali Unjuk Rasa

17 10 14
                                    

H

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


H

olla olala!
Guys, Sin mau kasih kabar, nih. Cerita Unjuk Rasa akan segera terbit!
Insya Allah masa PO akan dimulai dari 20 Januari 2023.

Saat hari H nanti, Sin kabari lagi di sini dan Instagram, ya.

Jangan lupa siapkan tabungannya.v

***

Langit kota Yogyakarta nampak indah malam ini, bulan bersinar terang ditemani taburan bintang berkelap-kelip. Di sebuah kamar kost, Akmal sedang merapikan barang-barang untuk dibawa pulang ke kampung halaman, Bandung.

Sudah hampir enam tahunebih ia menetap di sana. Sejak kuliah dan bekerja di sana. Akmal jarang pulang ke rumah, karena Mama dan Papa yang lebih sering mengunjunginya di sini. Alih-alih menempati apartemen mewah yang Papa akan sediakan untuk Akmal selama merantau, pemuda itu memilih untuk tinggal di rumah kost sederhana bersama teman-teman barunya yang sama-sama anak rantau.

Katanya, lebih enak tinggal di kost yang sederhana, karena di sini pun Akmal 8ngin belajar mandiri dan mengatur keuangannya sendiri, hematlah.

kali ini karena rasa rindunya yang terus menuntut temu, Akmal memutuskan untuk pulang di saat mengambil cuti selama tiga hari. Hal yang jarang pemuda itu lakukan, mengambil cuti kerja. Akmal akan pulang besok.

Kedua orang tua Akmal tak tahu jika ia akan pulang hari ini. Sengaja biar terkesan kejutan di akhir tahun. Dirasa semua sudah siap, Akmal beranjak untuk mematut diri di cermin kecil yang tertempel di dinding. Pemuda itu tersenyum pada pantulan dirinya sambil berkata dengan senang.

"Kali ini rindu lo akan terbayar, tunggu waktu yang pas, oke?" katanya sambil menatap bingkai poto berukuran kecil yang berisikan dirinya dan Afiqa di saat malam perpisahan.

Akmal menyugar rambut depannya. Gaya rambut masih sama dengan lima tahun lalu, tak ada yang berubah karena Akmal masih ingin berpenampilan seperti itu.

"Harap bersabar, sedikit lagi akan terealisasikan."

***

"Anak ganteng Mama!" Mama berteriak histeris ketika membuka pintu rumah dan mendapati Akmal yang tersenyum lebar di depannya. Mama langsung menerjang Akmal yang merentangkan kedua tangan siap menyambut peluk hangat Mama.

Pelukan terurai dan tatapan tajam juga cubitan keras di perut yang Mama lakukan  membuat Akmal meringis.

"Kenapa pulang gak bilang?" Mama berkecak pinggang. Mode galak on, Akmal mulai waspada, takut cubitan maut milik Mama kembali mengenai tubuhnya.

"Kejutan, Ma."

"Kejutan-kejutan!" Mama mendimel sembari menggiring putra bungsunya masuk rumah.

"Aku berhasil bikin Mama kaget, kan?" Atas pertanyaannya itu Akmal kembali mendapat satu cubitan di lengan kanan sampai koper yang digeretnya terlepas begitu saja.

Unjuk Rasa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang