Part 39

3.3K 219 28
                                    

Hai, assalamu'alaikum. Kemarin aku sempet baca baca komentar kalian dari part awal ampe part 38 banyak yang gereget ya? Haha sabar ya. Oo iya, kemarin juga ada yang nanya tamatnya kapan? Sebenarnya ini udah hampir memasuki part part klimaks kok, yang artinya bentar lagi tamat. Dan, aku nemu sebuah komen yang menurut aku mesti di jelasin sih, jadi aku ijin jelasin ya.

Di sini aku itu sebelum memutuskan untuk nulis RTD udah lebih dulu baca baca cerita tentang poligami. Dan ya, nggak cuman aku kok yang membuat si tokoh suami nikah lagi tanpa sepengetahuan istrinya, tapi banyak author lain yang juga buat seperti itu.

Jadi plis, di sini aku nggak ada niatan buat melecehkan agama aku sendiri. Kalo emang aku mau melecehkan agama islam untuk apa aku masukan unsur pelajaran ke dalam cerita ini?

Kalo aku yang buat cerita seperti ini di bilang melecehkan agama, apa kabar dengan film yang selalu tayang tiap sore di tv dengan tema yang sama dengan cerita ini? Nggak mau di tegur tuh? Wkwk

Berbicara tentang reality aja ya. Tanpa di sadari juga sebenernya banyak lelaki yang seperti gus al ini di dunia. Menikah lagi tanpa sepengetahuan istri pertama atau pun keluarganya, dan di sekitar aku sendiri pun banyak yang seperti ini. Jadi, aku mengambil konflik dan cerita ini bukan semata mata untuk hiburan doang, tapi juga untuk pelajaran kita semua.

Jadi tolong jangan nuduh aku melecehkan agama islam. Jujur nyentuh ke hati banget sih kata katanya, tapi its oke aku bakal ambil positifnya aja dari sana. Maaf kalo emang di cerita ini kalian menemukan unsur negatif atau yang membuat kalian jadi melenceng, kalian bisa untuk nggak lanjutin baca kok. Tapi, kalo tetep stay baca RTD ini, ambil positifnya buang negatifnya ya.

Sekali lagi makasih karena kalian udah mau baca cerita RTD sampai di titik ini.

~RTD~

entah bagaimana aku mengekspesikan perasaan ku saat ini tentang kabar yang aku dapati.

Jujur hati sangat bahagia saat mendengar perkataan dokter, tapi hati kecil ku juga merasakan sebuah rasa kekhawatiran.

Dua bulan, itu artinya aku sudah mengandung anak ku sebelum citra hamil tapi kenapa aku tidak pernah merasakan ciri cirinya dan baru merasakan beberapa hari lalu?

Yang kuat ya nak, ummi sangat menyayangi mu. Ummi akan berusaha untuk terus melindungi mu apa pun keadaannya, bantu ummi untuk tetap bertahan demi kamu ya sayang.

"Mba"

Aku menoleh. "Ada apa cit?" Tanya ku

"Usia kandungan ku sekarang sudah jalan dua bulan, aku rasa kita harus siapin keperluannya. Benar tidak?" Ucap citra

Aku tersenyum, "Jangan dulu membeli perlengkapannya sebelum usia kandungan mu mencapai usia enam bulan citra. Bukan aku ndak senang tapi ini juga demi keselamatan kamu dan bayi yang ada dalam kandungan kamu"

Ummi bilang waktu itu bahwa ketika aku hamil nanti jangan dulu membeli perlengkapan bayi sampai usia kandungan ku enam bulan. Aku sendiri tidak tau kenapa tapi bukankah mengikuti nasihat orang tua akan lebih baik?

"Ah ya sudahlah, tapi nanti aku ingin anak ku mendapat fasilitas yang istimewa, bolehkan mba?" Ucap citra yang ku balas dengan senyum

Fasilitas istimewa? Kalo begitu anak ku juga harus mendapatkan perlakuan yang sama.

"Ah iya mba. Aku kan lagi hamil jadi hormon ku berubah rubah. Kadang aku ingin selalu dekat dengan mas al, jadi aku harap mba ngerti kalo nanti mas al akan lebih dekat dengan ku" ucap citra

Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Where stories live. Discover now