RTD 19

4.5K 211 8
                                    

~~~
Rembulan adalah cahya malam yang paling di nantikan.
Tasya alhaira putri
~~~

"Astagfirulloh" ucapku terkejut saat melihatnya

"Sedang apa kamu dengan dia, ha!?" Tanyaku sambil menunjuk wanita itu.

"Apa kau tak menghargai adikku?"

"M mba" ucapnya terbatah

"Apa ha? Siapa dia?" Tanyaku kepadanya.

Dia terdiam entah apa yang di pikirkanya. Sedangkan wanita itu hanya menunduk saja tapi aku tidak asing dengan wajahnya. Aku seperti pernah melihatnya bahkan mengenalnya tapi siapa dia.

"Aku bertanya jawab" ucapku menahan emosi sebisa mungkin.

"Maaf mba.." ucapnya terhenti

"Mba sinta kok malah di.." ucap tasya ia langsung terdiam saat melihat orang itu.

"Mas al" ucap tasya

"Hm mba nanti ku jelaskan jangan emosi ya, ndak baik malu juga toh di liatin banyak orang wes duduk dulu" suruh tasya

setelah mengucap itu ia mencium punggu tangan laki laki itu. Ah entah lah aku malas menyebut namanya tega sekali dia menyakiti adek ku. Dan dengan sabarnya adikku masih memerlakukannya dengan baik.

"Maaf ya cit atas sikap mba ku" ujar tasya kepada wanita itu.

Entah apa yang ada di pikiran tasya sampai ia meminta maaf kepada wanita itu padahal seharusnya wanita itu yang meminta maaf kepada tasya. Tapi citra? Apa dia temen pondoknya tasya..

"Ndak papa mungkin aku juga akan bersikap yang sama dengan ning sinta kalo aku menjadinya" ujar wanita itu.

Apa aku tidak salang mendengar? Dia mengetahui namaku? Akh siapa dia?

"Mba sebaiknya kita pulang nanti tak jelasken di rumah yo" ajak tasya

"Apa kamu ini membela yang salah, kamu yang tersakiti udah ga usah nutupin rasa sakit kamu dari mereka mba ndak suka ade mba di sakitin kaya gini lebih baik kamu kembali ke rumah ummi atau mau ikut mba ke belanda" ucapku

~RTD~

"Apa kamu ini membela yang salah, kamu yang tersakiti udah ga usah nutupin rasa sakit kamu dari mereka mba ndak suka ade mba di sakitin kaya gini lebih baik kamu kembali ke rumah ummi atau mau ikut mba ke belanda" ucap ning sinta

Mendengar ucapan ning sinta gus al terhentak ia takut ning tasya di bawa ke belanda oleh ning sinta.

"Maaf saya emang salah tapi jangan suruh tasya pergi atau mba bawa ke belanda karena gimana pun saya suaminya mba" ucap gus al

"Saya tau kamu suaminya siapa bilang kamu supirnya coba" ucap ning sinta emosi

"Wes mba mas isin toh di liatin orang banyak loh iki wes mba kasihan citra, lagi pula ini bukan salah mas al atau pun citra mba ini wes takdir allah sya yang harus sya jalanin" ucap ning tasya dengan lirih

"Wes mba kita pulang yo nanti tak jelasken" ucap ning tasya

"Mas aku pamit pulang yo maaf atas sikap mba ku, assalamu'alaikum" ucap ning tasya sambil mencium punggung tangan gus al

"Iya ndak papa hati hati yo di jalan, wa'alaikumsalam"

Ning tasya dan ning sinta pergi dari taman menuju mobilnya. Sedangkan gus al dan citra masih berada di sini.

"Maaf ya dek" ucap gus al

"Ndak papa mas mungkin aku juga sama ama ning sinta kalo aku jadi ning sinta"

"Bagaimana pun seorang kakak ga bakal rela kalo adeknya di sakitin mas" jawab citra lirihnya

"Iya mas tau maaf ya, masih mau di sini apa gimana?" Tanya gus al

"Pulang saja mas yuk"

"Ya udah ayuk"

Mereka berdua bangkit dari duduknya dan berniat untuk kembali pulang.

~~~
Rasa sakit ini tak akan ilang dengan kata 'maaf' saja.
Citra mutiara prihatin
~~~

Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Where stories live. Discover now