part 44

3.6K 230 56
                                    

Hari ini adalah hari acara kajian akbar akan di adakan.

"Mba"

"Ada apa, yu?" Tanya ku

"Nanti ketempat acaranya bareng aku ya. Nanti kita duduk di sebelah ibu biar mas muh di sebelah bapak" ucap ayu yang ku balas dengan anggukan

Ngomong ngomong gus muh. Tentang perkataannya kemarin aku sedang memikirkannya saat ini.

Setelah selesai bersiap siap aku dan ayu langsung menuju ke tempat dimana kajian akbar diadakan.

"Ayu, kamu ngeliat handphone mba nggak? Tadi seinget mba, mba taro di sebelah mba" ucap ku saat menyadari ternyata handphone ku tidak ada

Ayu menggeleng, "boten mba"

Aduh dimana ya, masa iya ketinggalan dikamar ayu. Perasaan tadi saat keluar kamar handphonenya masih aku pegang.

"Coba inget inget lagi mba, jangan jangan masih ada di kamar ku" ucap ayu

"Tadi pas keluar kamar itu masih mba pegang, yu" ucap ku masih berusaha mencari

"Sebentar coba ayu telpon dulu" ucap ayu

Aku masih terus mencari sambil coba mendengarkan apakah ada bunyi handphone ku di sini.

"Aktif mba, tapi nggak ada yang angkat" ucap ayu

"Kita coba cari aja dulu mba di sini, kalo nggak ada baru nanti kita ke ndalem" lanjutnya

Bukan apa apa, aku hanya takut ummi atau umma menghubungi ku. Dan, lagi pula isi di handphone itu sangatlah penting, ada beberapa dokumen pesantren yang tersimpan di sana dan belum aku pindahkan ke laptop.

"Mencari ini?"

Suara itu, menghentikan aktivitas ku dan ayu yang sedang mencari handphone milik ku.

Aku berbalik badan. "Njih, gus"

"Silakan, tadi ada di ruang tamu" ucap gus muh

Ah ya ampun, ternyata tertinggal saat aku sedang menunggu ayu tadi.

"Terima kasih, gus"

"Benten kali miyos panggalih-panggalih lan wonten wigatosaken malih, ning (Lainkali lebih hati hati dan di perhatikan lagi, ning)" ucap gus muh

Aku mengangguk, "nggih, gus"

~RTD~

Acara hari ini terus berjalan hingga saat ini, waktunya gus muh memberikan sambutan.

"Pemuda pemudi adalah harapan bangsa, begitu juga dengan santri. Tidak, santri tidak hanya menjadi harapan bangsa tapi santri juga menjadi perantara besar untuk semakin menyebarnya agama islam. Jadi, jadilah belajarlah dengan benar agar suatu saat nanti bisa menjadi dai dai yang hebat dan jangan lupa tetap utamakan?"

"ADAB DIATAS ILMU" jawab para santri berbarengan

"Dan, ingat pesan saya baik baik. Perfikirlah seperti seorang raja yang bila ingin melakukan sesuatu akan memikirkan berapa banyak mudorot yang akan terjadi. Bila mudorot yang akan terjadi banyak maka tinggalkan itu, jangan paksakan untuk melakukan apa yang kalian inginkan. Ingat, apa yang kita pikirkan baik belum tentu baik dimata allah swt" ucap gus muh tegas dengan tatapan menuju kepada seseorang

Dia ghasan muh shah, seorang gus yang terkenal linguis dan juga polygiot.

Linguis, adalah sebutan untuk seseorang yang mempelajari ilmu bahasa dengan kajian ilmiah secara mendalam. Sedangkan polygiot sendiri adalah, sebutan untuk seseorang yang menguasai 5 bahasa atau lebih. Mereka bisa menulis dan berbicara bahasa asing dengan lancar.

Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ