part 51

4.6K 320 60
                                    

Kalo memang dia tidak ingin melepas ku, maka biarlah aku yang pergi darinya.

"Mas, ijinkan aku pergi" ucap ku

"Kamu mau kemana mai?"

"Ke sana" keluar pondok Ini' lanjut ku dalam hati

Ia mengangguk, "ya sudah, hati hati ya"

Aku mengangguk, "iya mas. Terima kasih karena sudah memberi sya banyak pelajaran, sya pamit. Assalamu'alaikum" ucap ku mencium punggung tangannya

"Kamu seperti ingin kemana saja mai, wa'alaikusalam"

Aku tidak ingin menambah dosa mu mas, jadi biarlah semua ini terjadi.

"Umma, uma mau kemana?" Tanya gita menatap tas ku

Aku memang membawa tas. Tas ini berisi beberapa barang barang penting ku, mas al tidak merasa aneh karena tas ini biasa ku gunakan untuk dokumen pondok.

"Melepas semuanya" ucap ku

Matanya membulat sempurna. "U-uma?" Tanyanya yang ku balas anggukan

"Terus umma mau kemana?" Tanyanya

"Entahlah, yang penting aku ingin pergi dulu dari sini. Kamu ingin boyong sekarang?" Ucap ku

Ia mengangguk, "iya gita ingin kembali sekarang. Ini mobil yang bakal gita naikin, dan itu mobil orang tua gita. Umma ikut gita aja dulu ya? Nanti umma pikirkan lagi mau kemana"

Aku menggeleng, "nggak gita. Aku nggak mau merepotkan orang lagi, kamu pulanglah"

Biarlah aku memikirkannya sendiri akan pergi kemana, yang pasti saat ini aku tidak akan langsung ke rumah ummi.

"Nggak, nggak repot sama sekali umma. Lebih baik sekarang umma naik mobil gita, nanti gita naik mobil orang tua gita, biar nggak ada yang curiga kita pergi bareng. Nanti beberapa meter dari pondok baru gita pindah mobil, ayo umma kita nggak punya banyak waktu" ucapnya menggoyang goyangkan tangan ku

Aku tidak mau bawa bawa dia dalam masalah ini. Aku takut dia ikut terseret dalam hal yang runyam ini.

"Bu nyai dan pak kyai keluar umma. Kita nggak bisa mikirin banyak hal lagi, kalo nggak umma nggak akan bisa keluar. Gita masuk mobil orang tua gita, sekalian bilang ke mereka. Umma masuk mobil gita ya, nanti gita berangkat duluan, gita udah chat supirnya kok" ucap gita melangkah pergi

Aku rasa tawaran gita ini adalah salah satu jalannya. Aku nggak mungkin bohong dengan abi dan umma.

"Sya, kamu mau kemana?" Tanya abi

Aku mencium punggung tangan keduanya. "Kebetulan abi dan umma di sini, tasya mau pamit abi, umma" ucap ku

"Pamit? Kamu mau kemana, nduk?" Tanya umma

"Sya kangen ummi"

Tapi bukan berarti aku akan ke tempat ummi..

"Abi kira kamu mau kemana. Kalo gitu abi panggilkan kang santri untuk mengantar kamu ya"

Aku menggeleng, "boten usah abi, tasya sudah ada mobil. Kalo begitu tasya pamit ya, abi. Tasya seneng bisa jadi anak abi, sehat sehat ya abi, abi nggak gagal kok jadi abi pengganti untuk sya" ucap ku

Aku memeluk umma. "Sehat sehat ya umma"

Aku yakin setelah ini aku akan merinduka mereka, tapi ini yang terbaik untuk semuanya.

"Kamu ini nduk, seperti ingin kemana saja. Pulang nanti biar di jemput al ya" ucap umma

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"

Terima kasih abi, umma, kalian sudah menjadi mertua yang sangat baik untuk ku. Walaupun hubungan ku dengannya berakhir tapi hubungan ku dengan kalian tidak akan pernah putus.

Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Where stories live. Discover now