F O U R

43 6 35
                                    

"TAUFAN, JANGAN LARI KAMU!"

"MAAF, BU! IBU YANG NGEJAR SAYA, MAKANYA SAYA LARI."

"JANGAN BANYAK ALASAN, CEPAT BERHENTI!"

Seorang laki-laki bersurai navy dengan beberapa helai putih dan berpenampilan yang cukup berantakan berlari menjauh dari guru patroli yang tengah mengejarnya. Ia berlari sampai belakang sekolah, kemudian melempar tasnya dan memanjat tembok sekolah.

"TAUFAN, TURUN! NANTI KAMU JATUH!" perintah guru itu khawatir dari kejauhan.

Laki-laki itu bernama Taufan, atau lebih tepatnya Ocean Taufan Sanjaya, si anak tunggal dari keluarga Sanjaya yang sangat terkenal akan kekayaan mereka.

Taufan tersenyum lebar, "Maaf, Bu! Saya ada urusan!" ucapnya lalu menjatuhkan diri ke sisi luar tembok.

Setelah mendaratkan dirinya dengan sempurna, ia merogoh saku celananya dan mengambil sebuah permen yang belum sempat ia makan. Ia membuka bungkus dan memasukkan permen itu ke dalam mulutnya, sementara bungkusnya ia buang sembarangan.

Ia mengambil tas yang ia lempar tadi dan menyampirkannya di pundak sebelah kanan. Ia berjalan santai menuju warung yang berada di samping sekolah seraya bersenandung ria.

Ting!

Sebuah notif ponsel terdengar, ia segera mengambil ponselnya dari saku. Muncullah sebuah pesan dari sahabat kecilnya.

Brolazee😍

Parah, bolos ora ajak
gue.

Ia terkekeh, jari-jemarinya pun menari-nari dengan lincah di layar ponselnya.

Gue Ganteng .y

Susul bae.
Warung Babeh, 'lah.

Brolazee😍

Bro, udh cukup pekak
kuping gue kena omel
ama Ayi.

Gue Ganteng .y

Cemen lo.
Sama adek aja takut.

Brolazee😍

Gue sumpahin, bakal
ada cewek yg buat lo
tunduk, setunduk-tunduk
nya.

Gue Ganteng .y

Yg ada itu cewek yg
tunduk sm gue, wkwk.

Brolazee😍

Songong, najissss.
Nanti gue ke sono, bel
isti1.

Taufan pun tak membalas pesan itu lagi karema sudah sampai di warung yang ia tuju. Dan ternyata warung itu cukup ramai, ada beberapa murid, ralat, ada sepasang murid di sini. Dan ia mengenal salah satu dari mereka.

"Buset, Lar! Tumben bolos." sapa Taufan dengan menepuk pundak Solar, salah satu teman se-circle-nya.

Solar menghela napas lalu menunjuk seorang perempuan yang sedang mengobrol dengan si pemilik warung ini, Babeh Aba.

"Nganter beli makan buat Bu Ayu, kena hukum, gila!"

"Kenapa? Gak biasa lo kena hukum."

"Nolak sekelompok." jawab Solar seraya memutar bola matanya malas.

Taufan terkekeh, "Sabarin, Bro."

EnchantedOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz