F O U R T E E N

26 4 8
                                    

"ADUH, AYANGNYA TAUFAN KEJEBAK, NIH. GAK BISA MASUK, YA? MAU MAS BANTU?"

"NAJIS, MENJIJIKKAN, GELI!" teriak Elvara yang mewakili Adara. Bahkan Adara sudah menyatukan kedua tangannya seraya mengucap banyak terima kasih pada Elvara.

"GUE NYAPA BEBEB GUE, YA!" balas Taufan. Ya, Taufan. Memangnya siapa lagi?

"Taufan, jangan teriak-teriak." tegur Yaya dengan aura gelapnya. Ying sampai pindah tempat saat merasakan aura kasih sayang dari Yaya.

Taufan terkekeh, ia langsung melompat turun dari pagar. Itu sempat membuat Yaya histeris. Untung saja lelaki itu tidak apa-apa.

"Kenapa nelepon?" Taufan segera menghampiri Adara. Ia mendekatkan dirinya pada Adara yang lebih pendek darinya. Itu membuat Adara harus mundur, dan Elvara memukul lengan Taufan.

"Jangan deket-deket! Gue aduin Bang Supra!"

"Ish, kasar banget, sih, Var." Taufan meringis seraya mengusap lengannya.

"Gue pengganti Bang Supra di sini!"

"Bukannya Yaya?" timpal Ying. Yaya langsung menoleh dengan tatapan tajamnya, "Maksud?"

"Nggak! Gak ada!"

Adara menghela napas, "Ini mau sampai kapan di sini? Bisa jadi OSIS keamanan bentar lagi dateng, lho."

"Oh, yang jaga si Kusna sama Nada sekarang." imbuh Taufan.

"Lo hafal, ya?"

"Tadi nanya sama Gempa, heheh."

Adara menatap layar ponselnya saat mendengar notifikasi berbunyi. Setelahnya, ia mengelus dada dan mengucap syukur.

"Kenapa, Ra?" tanya Yaya yang sedaritadi memperhatikannya.

"Nia ngomong, kita jamkos, tapi dikasih tugas buat ngomongin soal pentas buat kelulusan nanti."

"YES! GAK PERLU MASUK KELAS, KITA BALIK KE SMA!" sorak Ying.

"Terus gue gimana?!" jerit Elvara panik.

"Var, ini gue di sini." Taufan menunjuk dirinya sendiri.

"Ngapain?! Lo aja tukang bolos! Pak Gege, mah, udah gak heran lagi lo bolos! Paling nanti di panggil Bu Zila!"

Ucapan Elvara yang menusuk kalbu langsung membuat Taufan pundung. Laki-laki itu menghela napas sembari memainkan bebatuan yang ada.

"Semua kelas, El." sela Yaya setelah melihat pesan dari Dannia di ponsel Adara.

"YES! GAS, 'LAH, KITA KE SMA! GUE MASIH MAU LIAT COGAN!"

"NAH, 'KAN! GAS, 'LAH!"

"Gue takut ada Abang gue, anjir." gumam Adara.

Kalo ada Bang Supra, pasti ada.. Bang Jamet sialan!

===

"Lo ngapain ngikutin terus, sih, Fan?!"

Taufan menyengir, ia mengusap kepala Adara, "Mantau calon bini gue, dong!"

"Idih, najis."

"Lo kenapa milih duduk di bawah pohon gini, sih? Lo gak ngikut temen lo? Mereka pada jajan, tuh." tanya Taufan seraya memperhatikan ketiga teman Adara yang sedang membeli jajanan di seberang jalan.

Adara menghela napasnya, "Gue takut ketauan Bang Supra. Kalo ketauan bolos, bisa mati gue kena semprotan Papa."

"Makanya, sering bolos sama gue."

EnchantedWhere stories live. Discover now