T W O

54 6 17
                                    

Senyuman lebar nan indah terlukis di bibir Adara ketika melihat sebuah toko yang menjual makanan kesukaannya. Perempuan itu berlari keluar dari mobil, tak peduli dengan larangan sang Kakak.

"Abang Kassiiiiiiiim!!!" jeritnya memanggil nama pemilik toko. Sang empu tersentak, kemudian terkekeh melihat pelanggan setianya yang menghampirinya.

"Yo, Dek Dara! Jasuke extra coklat dan kemanisan level tiga, 'kan?" teka Kassim.

Sebenarnya dia menjual berbagai kreasi jagung. Seperti jagung bakar, salad jagung, sup jagung, bubur jagung, dan banyak lagi. Tapi yang menjadi kesukaan Adara adalah jagung susu keju, atau biasa disebut dengan jasuke.

Adara menyengir kuda, "Abang, mah, hafal aja, deh!"

"Teeentu! Kamu itu benar-benar pelanggan setia Abang, tau!" ujar Kassim sembari mencolek hidung Adara.

Supra menggeleng samar dengan senyum tipisnya ketika melihat wajah ceria sang Adik, "Bro, jasuke buat dia satu, bungkus lagi dua, level dua."

"Siap, Bro! Buat siapa, btw? Gak mungkin lo mau, 'kan?" Kassim segera menyiapkan pesanan kedua Kakak beradik ini.

"Nyokap pengin, Tante kita juga lagi mampir." jawab Supra singkat.

"Eh, Mama Elis?!"

Supra mengangguk seraya mengusap kepala Adara, "Bahas sesuatu, Papa Oktan juga ada."

"Yes! Ada Papa Oktan!"

.
.
.

"Dek." panggil Supra yang memecah keheningan mobil. Adara menoleh dengan mulutnya yang terisi dengan jasuke.

"Abang dengar dari Ice, banyak yang suka sama kamu."

Adara mengerutkan keningnya, lalu tiba-tiba tertawa. Membuat Supra bingung.

"Kamu kenapa?"

Adara menggelengkan kepalanya sembari meredakan tawa, "Hahah, gak, nggak apa-apa. Cuma heran aja, kenapa Abang tiba-tiba ngomongin begituan, sih? Kayak gak ada topik lain aja."

"Abang cuma mau tau respon kamu," Supra menghela napasnya, "emang.. kamu gak ada suka sama siapa-siapa, gitu? Satupun cowok di sekolah kamu?"

"Bang, please, deh. Abang yang ngelarang Adek buat pacaran, 'kan?"

"Iya, pacaran, bukan jatuh cinta."

Tiba-tiba Adara menjadi murung dan memalingkan wajahnya. Lagi-lagi Supra menghela napas.

"Dek, dia--"

"Stop it, Bang. Aku gak mau bahas ini."

"Tapi--"

"Bang! Aku.. ak--"

"Adara! Dengar Abang ngomong!" bentak Supra secara tak sengaja.

Tubuh Adara menjadi bergetar, gadis itu menundukkan kepala serta menutup telinga kanannya. Setetes air mata jatuh mengenai rok biru tuanya.

Supra terkesiap, ia pun mengusap wajahnya dengan sebelah tangan. Ia menepikan mobilnya, setelah itu menarik Adara ke dalam pelukannya.

"Maaf, Abang gak sengaja bentak kamu, Abang gak berniat begitu."

Isak tangis Adara terdengar, membuat Supra sangat merasa bersalah.

"Hiks, Bang. Adek.. adek benar-benar gak bisa lupain dia, maafin Adek."

Supra mengangguk seraya mengusap-usap tengkuk serta surai Adara, "Gak perlu minta maaf, kamu gak ada salah, Dek."

Yang salah itu Abang, maaf.

EnchantedWhere stories live. Discover now