2. Suara Keributan

3.1K 342 22
                                    

"Gapapa adalah obat. Kata sederhana yang bisa memanusiakan manusia."

- Alnattan dan Ceritanya -

*******

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.

            *******

Jika Senin-Jumat semua penghuni sibuk dengan urusannya masing-masing, maka Sabtu dan Minggu waktu untuk istirahat. Biasa diawali dengan tugas Natta yang membantu Bunda masak di dapur. Mas Rey yang menyapu depan rumah. Bang Johan yang kebagian cuci piring. Hairis yang membantu Bapak memberi pakan burung di  belakang rumah dan biasanya kegiatan bersih-bersih rumah dilakukan oleh kedua si bungsu. Lalu bagaimana dengan tugas si sulung? abang sulung Natta sedang  mutasi kerja di Semarang, membuat si sulung jarang dirumah. Semua pekerjaan di lakukan dengan senang hati oleh mereka tanpa keberatan.

"Tugas negara semuanya udah siap, waktunya kita tidur lagi," ucap Johan.

"Tidur aja di otak, lo!"

"Kenapa lo? Sirik, ya? Lagi pusing mikirin skripsi ya? Ulululu dinikmati ya walaupun nggak tau nikmatnya dimana," ledek Johan kepada Hairis.

Hairis sudah siap ingin melempar Johan dengan gelas plastik yang berada di hadapannya.

"Mending minta bantuan sama Natta sana, dia kan anak Sastra pasti paham lah sedikit tentang kepenulisan skripsi," usul Johan yang langsung mendapatkan tatapan sengit oleh Hairis.

"Nggak! Nggak butuh gua bantuan dia!" tolak Hairis dengan lantang.

Mendengar namanya disebut, Natta menyetujui jika Hairis bisa datang kepadanya jika ingin meminta tolong, "Lo udah sampai bab berapa nanti gua bantuin," ujar Natta menawari diri.

"LO TULI YA! KAN GUA BILANG NGGAK BUTUH BANTUAN LO!" teriak Hairis.

Mas Rey menutup mulut Hairis dengan kedua tangannya, "Berisik! Lo nggak boleh kayak begitu." Mas Rey memperingati.

Dan suasana secara kebetulan menjadi sunyi. Memang seperti itu, tidak heran bagi yang lain jika Hairis selalu mencari masalah dengan Natta. Hairis seperti mengibarkan berdera permusahan di antara mereka. Semua sudah berusaha memperbaiki hubungan keduanya, namun Hairis enggak untuk itu.

"Bun, nanti aku izin keluar sebentar, ya. Mau lihat Kedai Kopi." Johan meminta izin kepada Bunda. Setelah beberapa saat mereka diam tanpa suara. Johan mencoba mencari topik lain agar suasa kembali lebih normal.

Bunda belum sempat menjawab omongannya Bang Johan dan secara tiba-tiba Hairis sudah mengompori dirinya dengan heboh.

"Bohong Bun jangan di izinin, bilang aja, Bang Johan mau ngapelin pacarnya."

Johan jelas bingung, bagaimana bisa suasana hati Hairis kembali dengan sangat cepat, apakah Hairis memiliki kepribadian lain sehingga jiwa dia yang sering menjahili orang lain sekarang sedang muncul dan itu sangat menyebalkan.

"Mana ada anjir, sekate-kate lo kalau ngomong, pacar aja nggak punya gimana mau ngapelin?" ucap Johan sengaja di dramatiskan.

"Adik lo Mas, kasihan amat hidupnya," ucap Hairis sambil menepuk paha Mas Rey.

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang