Alnattan dan Ceritanya | Na Jaemin

22. Selepas Hujan

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.

*******

Ini adalah hari ketika kita sama-sama lelah. Menangkis semua ragu, menghempas segala gundah karena hal-hal yang masih abu-abu. Natta mengajak Azel menikmati sore bersama bahkan lelaki itu mengingatkan, "Langit mendadak gelap akan turun hujan." tidak lama tetes demi tetes air berjatuhan dari atas bersamaan dengan pengakuan cintanya.

Jelas Azel takut, ini adalah suatu keinginan yang benar-benar ingin sekali terwujud. Tapi, kenapa saat Natta bisa mewujudkannya banyak sekali kekhawatiran yang timbul. Bagaimana jika nanti Natta tidak terbiasa dengan hubungan yang mereka jalani, bagaimana jika nanti Natta tidak bisa menerima diri Azel sepenuhnya, bagaimana jika nanti Natta tahu bahwa Azel tidak memiliki rumah untuk pulang selain kepada pemuda itu?

Sore ini semua tahu, bagaimana Azel yang selalu menginginkan lelaki itu lebih dari siapapun. Natta menatap Azel dengan senyum paling indahnya, mengatakan bahwa Natta menyukai tiap-tiap kekurangan gadis itu. Kalimat yang Azel sukai keluar dari lisan laki-laki yang dia cintai sejak lama, bukan tanpa alasan Azel menyukai kalimat itu. Sebab, Azel tahu bahwa dirinya masih memiliki begitu banyak kekurangan. Azel menyadari bahwa dia perlu mengenali dirinya sendiri, bukan hanya meminta pasangan yang berusaha mengenal dia lebih dalam.

"Jadi hari ini kita pacaran?" tanya Azel.

"Boleh, kalau kamu ngizinin."

"Cieee! ngomongnya udah aku-kamu," ledek Azel.

"Cieee! perasaannya udah di bales, udah nggak bertepuk sebelah tangan lagi," ledek Natta tidak mau kalah sambil menunjuk-nunjuk Azel.

"NATTA SIALAN!" teriak Azel. Gadis itu sudah siap untuk mengajak gelud.

Dari dulu hingga sekarang tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama, Natta masih menjadi laki-laki sederhana yang tahu bagaimana cara untuk selalu membuat Azel tertawa. Kelakuan dia yang di luar nalar manusia juga sering dia perlihatkan ke Azel. Tidak ada yang Natta tutup-tutupi dari dulu dengan sifat randomya laki-laki itu. Natta jujur kepadanya jika dia merupakan aliran sakte pemuja kucing, dia sangat menyukai kucing namun dirumah dilarang pelihara karena Johan sangat sensitif dengan bulu kucing. Natta juga pernah bilang, kalau di komplek rumahnya dia sama seperti anak muda pada umumnya, pernah maling mangga di rumah Pak RT bersama si kembar lalu tiba-tiba besok pagi dia sudah di hakimi bunda karena mereka ketahuan mengambil tanpa izin. Natta juga pernah cerita bahwa dulu dia pernah mengancam akan kabur dari rumah karena di marahi oleh bunda, namun semua itu tidak bertahan lama, anak itu kembali pulang ke rumah karena perutnya lapar. Azel juga pernah sesekali melihat Natta merubah suara beratnya menjadi lucu ketika berbicara dengan adik-adiknya. Sebenarnya banyak sekali tingkah Natta yang sangat tidak jelas, hanya ketutup saja dengan julukan laki-laki dengan muka datar dan banyak yang segan akan dirinya bahkan Gara yang ketua HIMA sekaligus sahabat Natta pun masih memikir ulang jika berdebat dengan Natta.

Sementara Natta, siapa sangka bahwa di dalam diri laki-laki itu ada debaran yang sangat kuat. Tubuhnya sangat lemas, alih-alih dia takut di tolak oleh Azel. Jantungnya berdetak tidak karuan, dia sudah sering melihat Azel tersenyum. Hatinya berkata secara spontan, Maaf karena telah membuatmu menunggu terlalu lama. Dia sangat bahagia, ada seseorang yang mensyukuri tentang kehadirannya bahkan bisa dicintai dengan tulus. Natta tidak bisa menutupi juga, bahwa ada perasaan yang mengganjal saat sesekali dia mengingat ucapan Hairis yang menyatakan bahwa dia tidak berhak untuk bahagia bahkan sekalipun.