14.Obrolan Singkat

1.5K 183 5
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku. 

*******

Siang ini Natta di sibukkan oleh berkas-berkas HIMA nya. Aspirasi-aspirasi yang masuk dari berbagai macam keluhan dari kejurusannya. Laki-laki itu sedang menyortir pertanyaan, karena sekali lagi Divisi Advokasi merupakan Divisi yang menerima banyaknya keluhan dari mahasiswa kejurusan.

Setelah satu bulan lamanya Natta bersama dengan anggota Divisinya melakukan serap aspirasi. Natta memilih pertanyaan yang sangat logis, setelah itu bisa dia bawa ke audiensi bersama Bapak Dekan lusa nanti. Sekitar kurang-lebih sepuluh pertanyaan yang mungkin akan dia bawa ke audiensi yang meliputi tentang fasilitas kampus, pembelajaran, pembayaran UKT maupun masalah yang terjadi di dalam maupun di luar Ormawa. 

Sudah satu jam lamanya Natta ditemani oleh Azel di ruangan yang biasanya laki-laki itu melakukan rapat bersama rekan HIMA lainnya. Azel ingin keluar karena merasa dirinya tidak enak berada di dalam ruangan yang tidak ada sangkut pautnya dengan dia. Namun, Natta bilang tidak apa-apa jika hanya menemaninya sebentar.

Natta yang masih sibuk dengan apa yang di kerjakannya membuat Azel sedikit bosan. Sudah lebih dari satu jam lamanya Azel menemani Natta diruangan ini. Natta fokus dengan berkas-berkas tanpa mengajak Azel berbicara. Azel tahu berkas itu sangat penting, namun Azel juga bosan kalau hanya di diamkan.

"Sebentar ya. Sebentar lagi." Natta mengelus tangan Azel lembut meminta Azel untuk mengerti, Natta sepertinya menyadari bahwa Azel sudah mulai bosan menunggunya di ruangan ini. 

Azel tidak tahu seberapa banyak tanggungjawab yang diberikan ke Natta dari ketua HIMA kejurusannya. Azel tahu, bahwa Natta sebenarnya tidak ingin masuk dalam organisasi manapun di kampus. Tapi, karena Gara yang terpilih menjadi Ketua HIMA tahun ini dan juga kebetulan teman dekatnya Natta, terpilih lah Natta sebagai ketua Divisi Advokasi. 

Sempat terjadi tolak-menolak saat itu, Natta sempat menolak dengan keras menjadi ketua Divisi. Bagaimana mungkin dia bisa terpilih menjadi ketua Divisi yang dimana memang selama ini Natta tidak banyak memberikan kontribusi untuk HIMA di periode sebelumnya. Namun, Entah obrolan panjang apa yang mereka lakukan sampai akhirnya Natta menerima tanggungjawab yang cukup besar itu.

Natta membereskan semua berkas-berkasnya lalu memasukkan menjadi satu ke dalam map berwarna kuning. Menaruh berkas itu di atas tumpukan berkas-berkas lainnya, yang nantinya akan di tanda tangin oleh Gara selaku ketua HIMA. Sesuai rencana sehabis itu bisa langsung dilakukan audiensi secara terbuka. 

"Akhirnya kelar juga." Natta merentangkan tangannya ke atas, menepuk-nepuk dengan pelan pinggangnya yang sangat pegal sejak tadi.

Melihat itu membuat Azel langsung membantu Natta menepuk pelan area belakang tubuh laki-laki itu. Azel tahu, Natta kelelahan sejak tadi.

"Nat, sudah hampir enam bulan kamu jadi Ketua Divisi, gimana rasanya?" tanya Azel penasaran. Sejujurnya Azel ingin tahu bagaimana Natta bisa membagi waktunya sejauh ini, ditambah kesibukkanya kerja menjadi Creator TikTok dan membaca banyak bukunya.

"Pengen ngamuk rasanya setiap hari ke Gara, ngasih kerjaan tambahan mulu. Di gaji enggak, capek malah iya." Natta mengusap wajahnya frustrasi mengingat kejamnya Gara memberikan banyak berkas dan pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan Gara setiap hari kepadanya. "Ya lo tau sendiri, gimana rasanya. Bahkan proker lo lebih sulit ketimbang proker HIMA gua."

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminWhere stories live. Discover now