25. Tidak Berhak Bahagia

1.6K 215 16
                                    


Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.Teman-teman juga bisa meramaikan tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24).

*******

"Ketika kamu merasa hidup ini nggak adil, ingatlah di luar sana ada orang yang hidupnya serba enak agar kamu makin terpuruk."

- Sagara Jaya Andika-

*******

"Nat, lo beneran jadian sama Azel, kan?"

"Hhm." Ini sudah pertanyaan yang lebih dari sepuluh kali yang Gara lontarkan. Membuat Natta malas untuk menjawabnya.

Natta menutup buku yang baru saja dia baca, dia menoleh cepat ke arah belakang terlihat Gara yang sudah dengan posisi seenaknya di atas kasur Natta. Niatnya hari ini dia akan menghabiskan waktunya untuk membuat bahan endorse buku-buku yang dia terima belakangan ini. Namun, semua niatnya harus kandas karena tiada angin-tiada hujan Gara datang kerumahnya. Natta tipikal orang yang malas jika sesuatu yang ingin dia kerjakan tetapi ada orang yang melihatnya, jadi lebih baik dia membaca buku terlebih dahulu, mencari bagian yang cocok untuk menjadi bahan yang akan dia videokan, baru setelah Gara pulang dia bisa membuat video dengan leluasa.

"Gua nginep ya, Nat."

"Kagak ada, balik sana lo!" usir Natta. Dia malas jika hari liburnya harus di ganggu oleh Gara. Gara ini ketua HIMA tetapi kenapa seperti mahasiswa kupu-kupu yang kerjaannya petantang-petenteng seperti tidak ada tanggung jawab yang harus segera dia laksanakan. "Gua mau buat video, kalau lo nggak balik gua nggak jadi buat," ucapnya sambil menggeser kasar tubuh Gara untuk sedikit lebih jauhan dan merebahkan dirinya di samping Gara.

"Yailah tinggal buat aja, emang kalau ada gua kenapa sih?"

"Lo ganggu, merusak penglihatan gua," jawab Natta asal.

BUGHH!!!

"ANJING!" Gara menabok bagian sensitifnya Natta. Gara berani sumpah, bahwa dia benar-benar tidak ada niat untuk menabok bagian sensitifnya Natta, dia kira itu bagian paha luarnya Natta.

"SAKIT TOLOL! SSTTT AHH!" Natta mengelus pelan bagian yang di tabok oleh Gara, berharap rasa nyerinya berkurang.

"Ya abisan lo punya mulut kek babi, gua reflek nabok dong."

"CABUT SANA!" usir Natta.

"Seng tenang toh, kalem-kalem," ucap Gara yang tetap tidak mau pulang.

"Sama lo mana bisa kalem."

Soalnya tadi Bunda bilang ke Gara bahwa Bunda masak rendang dan menyuruhnya makan, namun saat Gara sudah mengambil piring Bunda baru ingat bahwa nasi yang tadi sudah habis, sekarang lagi di masak dan belum matang makanya Gara belum mau pulang. Tidak boleh menolak yang namanya masakan seorang Ibu dirumah. Apalagi ini masakannya Bunda, dulu waktu masih zaman sekolah Gara sering sekali mampir kerumah Natta hanya sekedar menumpang makan saja sehabis itu pulang. Bunda tidak pernah mempermasalahkan itu, malah Bunda senang jika rumahnya ada yang bertamu. Kadang juga Gara sesekali menghubungi Bunda hanya untuk minta di masakkan makanan yang ingin dia makan, Bunda tidak menolaknya. Pernah juga Gara datang kerumah membawa sekantong besar bahan-bahan masakan dan meminta Bunda untuk memasaknya. Memang sedekat itu hubungan Gara dan keluarga Natta.

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminOnde histórias criam vida. Descubra agora