20. Amarah

2.1K 225 27
                                    




Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.

*******

"Siapa bilang hidup gua sepi? ribut kok, tapi cuma gua yang bisa dengar, orang lain nggak bisa."

- Alnattan dan Ceritanya -

*******

"Kalau gua nggak mau, gimana? masalah buat lo?" tanya Natta kepada Hairis.

"Kenapa lo batalin pendaftarannya?" tanya Hairis setenang mungkin.

Baru saja Bunda sama Bapak masuk ke dalam kamar. Bapak bilang dia sudah ngantuk dan Bunda kelelahan membuat kue pesanan dari pagi. Hairis tidak ingin, Bunda dan Bapak mendengar perdebatannya dengan Natta. Sejujurnya Hairis tidak masalah jika Natta tidak mau mengikuti lomba tersebut. Namun seharusnya sejak awal Natta bisa menolak saja, bukan malah membatalkan pendaftaran.

"Nggak kepegang sama gua, banyak yang mau gua kerjain. Lagi pula gua yakin, gua nggak bakalan menang di lomba itu. Buat apa gua ikut lomba yang gua sendiri aja nggak mau ikut," ucapa Natta. Laki-laki itu memberi tahu alasannya mengapa dia membatalkan lomba itu. Terlalu banyak yang dia lakukan, dari organisasi, kuliah dan endorse nya yang tidak bisa dia tinggalkan. Itu semua membuat Natta akhir-akhir ini agak keteter membagi waktu, dia juga yakin bahwa lomba kali ini dia tidak akan bisa menang, bukan dia tidak percaya diri hanya saja lawan debatnya kali ini adalah Hairis sendiri. Dia percaya bahwa teman sekelompoknya akan melakukan yang terbaik sebisa mereka. Namun, dia tidak mau jika harus berhadapan dengan Hairis.

"APASI YANG LO KERJAIN, TIAP HARI DIRI LU DI KAMAR DOANG NGGAK NGAPA-NGAPAIN!" teriak Hairis saat emosinya sudah terpancing. Awalnya dia duduk tenang bersama kembar sekarang sudah berdiri dari duduknya berjalan ke arah Natta.

"LO TANYA GUA NGAPAIN? LO KIRA GUA TIAP HARI PULANG MALEM ITU NGAPAIN? PARTY? PIKIR PAKE OTAK KALAU LO PUNYA!" teriak Natta melepaskan semua kekesalannya.

Mendengar Natta meninggikan suara membuat Hairis sedikit tersentak, Anjir kok jadi dia yang marah. ucap Hairis dalam hati.

"ASAL LO TAU YA! GUA DI KAMAR BUKAN DIEM DOANG KAYAK YANG LO PIKIRIN. GUA KERJA, LO MANA TAHU KAN? KARENA LO NGGAK PERNAH MAU TAHU TENTANG GUA, RIS!" sungut Natta. Kali ini Natta meluapkan emosinya yang tertahan sejak dulu. Hari ini cukup melelahkan bagi dia, belum kehitung satu jam dia merasa bahagia abangnya pulang dari rantauan, Hairis sudah mengajaknya ribut kembali.

"Nat udah Nat, bisa kita omongin baik-baik," ucap Bang Mahen. Anak sulung memperingati Natta untuk sedikit meredam emosinya, namun Natta tidak menghiraukan itu.

"Abang gausah ikut campur deh, Abang itu nggak pernah dirumah jadi mana tau apa yang terjadi dirumah!" pekik Natta. Kali ini Natta sedikit meluapkan emosinya kepada Bang Mahen, Natta sedikit kecewa saat dahulu mengetahui abangnya ini akan mutasi ke Semarang.

"NATTA! teriak Mas Rey begitu saja. Sebelum akhirnya dia menggelengkan kepala dan berkata, "Nggak boleh begitu!" Mas Rey gantian memperingatkan Natta karena sudah tidak sopan berbicara seperti itu.

"Apa! Mas mau bilang kalau adik itu nggak boleh ngelawan? Lalu bagaimana dengan dia yang seorang abang tapi nggak pernah ngehargain adiknya sendiri!" bentak Natta. Dia menunjuk wajah Hairis dengan jari telunjuknya. Natta tidak tahu, bagaimana bisa dia menjawab omongan dari Mas Rey dengan seberani ini, ada apa dengan dirinya?

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminWhere stories live. Discover now