37. Bukan Masa Lalu Pemenangnya

1.5K 185 62
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.

*******

"Aku selalu senang menunjukkan bahwa aku mencintaimu."

- Alnattan dan Ceritanya -

*******

Malam ini sehabis mengantar Keyla dan Azel pulang. Gara singgah terlebih dahulu ke rumah Natta, sesuai janjinya kepada Azel.

Gara memasuki kamar Natta yang mungkin beberapa tahun ini tempat paling damai dan nyaman yang dia kunjungi, tapi malam ini tidak.

Gara menyelonong tanpa izin masuk ke dalam kamar Natta. Membuat Natta menoleh melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa lo nggak dateng tadi?" tanya Gara.

Natta menutup novel yang sedang dia baca, dia biarkan novel tersebut berada di atas meja, berniat malam ini dia akan membuat konten dengan novel tersebut. Alih-alih menjawab pertanyaan Gara, Natta memilih untuk bertanya, "Azel udah pulang?"

"Gua anter tadi."

Natta mengangguk, "Thanks."

"Lo belum jawab pertanyaan gua, kenapa lo nggak dateng tadi?" tanya Gara sekali lagi.

"Tiba-tiba kepala gua sakit tadi," jawab Natta.

"Kepala lo yang sakit apa hati lo yang sakit?" cecar Gara spontan.

Natta diam, dia lebih memilih menghiraukan ucapannya Gara.

Gara menarik napas jengah dengan sifat sahabatnya ini, " Lo kenapa sih, Nat? Kita udah nungguin lo berjam-jam disana. Lo nggak kasihan apa sama pacar lo udah dandan cantik-cantik cuma buat ngerasa pantas bisa jadi pacar lo!" cecar Gara kembali.

"Nggak begitu maksud gua, Gar," ucap Natta.

"Terus apa yang lo maksud?"

"Sarah?"

"Lo takut Sarah dateng lagi di kehidupan Lo?"

"Lo nyesal pacaran sama Azel?"

"Atau lo bimbang sama perasaan lo sendiri?"

Pertanya bertubi-tubi yang Gara ucapkan dengan suaranya yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

"Pala gua pusing, Gara!"

"Lo hidup di tahun berapa sih? Punya ponsel gunanya buat apa, kan bisa lo hubungin kita-kita kalau mau di undur waktunya? Nggak usah cari pembelaan kalau lo yang salah!"

"Maaf." Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Natta malam ini.

Gara menghembuskan napasnya kembali, menetralkan deru napasnya agar lebih stabil. Malam ini entah kenapa Gara sangat emosi dengan Natta.

"Marah-marahnya udah apa belum?" tanya Natta.

"Kenapa? lo mau gua katain lagi?"

Natta menggelengkan kepalanya, menunduk dengan tatapan kosong. Natta tahu Gara sedang marah dengan dia. Gara paling tidak suka jika janji yang sudah di buat namun tidak di tepati. Apalagi ini mengenai orang yang mereka cintai.

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang