38. If You Hurt Me

1.5K 226 125
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku. 

*******

Sore, ketika kelas Natta sepenuhnya selesai, Natta berniat untuk mampir terlebih dahulu ke kedai kopi Johan, kedai kopi yang tak kunjung di buka oleh sang pemiliknya. Hari ini Natta memang tidak pulang bersama Azel selepas kelas selesai, kelas gadis itu sudah selesai sejak siang tadi. Dengan langkah cepat Natta berjalan menuju parkiran dan mengendarai motor yang selama ini sudah menemaninya cukup lama, dengan kecepatan sedang. Sesekali dia mengklakson pengemudi-pengemudi liar yang menyusuri jalan Jakarta.

Natta memarkirkan motor di suatu tempat yang memang sengaja Johan sediakan untuk parkir pengunjung. Entah apa yang mendorongnya untuk mengunjungi tempat ini. Barangkali, dia hanya ingin mencari tempat untuk bersantai dan mengopi. 

Plang Coffee Shop dengan nama Kedai Kopi Rumah Singgah sudah terlihat sejak dia memarkirkan motornya tadi. Dia menghentikan langkahnya, memerhatikan kedai kopi dari arah depan beberapa saat, berharap jika nanti kedai kopi tersebut dibuka secara resmi dapat banyak pengunjung yang menikmati, setidaknya agar beban yang di pikul oleh Johan sedikit berkurang. Setelah itu, Natta melangkah kan kakinya lebih cepat lagi untuk segera masuk ke tempat itu.

Natta selalu kagum melihat Coffee shop yang dibangun oleh Johan, saat dia membuka pintu hal pertama yang di lihat  ialah tulisan besar yang terdapat di area salah satu dinding dengan bertuliskan 'Selalu ada tempat singgah untuk rasa yang tak mampu di utarakan' dia tersenyum entah kenapa dia selalu kagum dengan tulisan yang ada di dinding itu. Tulisan yang cocok sekali menggambarkan Kedai Kopi Rumah Singgah milik Johan. 

"Loh Nat? ngapain, lo, kesini?" tanya Johan. Laki-laki itu sedikit terkejut bahwa ada orang yang mendatangi kedainya. 

"Mampir, mau lihat-lihat persiapan kedai kopi, lo," ucap Natta. Dia melihat sekujur sudut kedai kopi milik Johan lalu duduk di bangku yang tidak jauh dari kasir. 

"Sudah 90 persen sih, sebulan lagi opening kayaknya, doain ya biar lancar," Ucap Johan.

"Pasti."

"Kuliah lo hari ini gimana? aman?" tanya Johan.

Natta tersenyum dibalik masker, ini yang paling dia suka dari keluarganya. Walau setiap hari ada saja kelakuan angin badai ribut yang menghampiri, dia suka jika ada yang bertanya kepada dia bagaimana dengan hari-harinya, Johan yang paling sering bertanya.

"Pusing banget kuliah, tapi kalau nggak kuliah lebih pusing," ungkap Natta mengenai apa yang ada di kepalanya saat ini. 

Johan terkekeh, dia pernah merasakan titik terendah menjadi mahasiswa, "Gapapa nikmatin aja, walaupun gua juga nggak tau nikmatnya dimana?"

"Gua udah di tahap pasrah," keluh Natta kembali. Setelah menarik napas yang cukup panjang, Natta beranjak dari tempat duduknya, dia malas jika harus membahas tentang perkuliahan hari ini, dia sudah cukup lelah ditambah dengan organisasi yang dia ikuti.

"Temen lo udah jadi lo tawarin kerja sama gua?" Johan berbicara kembali.

"Oiyah, lupa gua. Besok gua tawarin ke temen-temen gua," ujar Natta. Lalu tidak sengaja pandangannya mengarah, melihat ada Al-Quran  di tas Johan yang terbuka. 

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminWhere stories live. Discover now