34. Seribu Alasan yang Meyakinkan

1.4K 192 30
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.
*******

"Ini harus banget, ya. Gua pulang sama lo, Nat?" tanya Keyla. Mengingat Natta sudah menunggu dirinya sekitar kurang lebih tiga puluh menit di area parkiran prodi kejurusannya.

Natta mengangguk, "Iya. Kalau nggak sama gua lo mau balik sama siapa?"

"Gua bisa minta jemput supir gua lah." Keyla beralasan.

"Lo nggak punya supir, Key."

"Maksud gua, bokap gua yang jemput."

"Bokap lo sibuk, nggak mungkin bisa jemput, lo. Cepet naik!" Natta menyuruh Keyla untuk segera naik ke atas motornya.

"Hallo Ma? Ohh Mama mau jemput."

Natta terkekeh saat melihat Keyla yang sedang menaruh ponselnya di depan telinga gadis itu, seolah Mamanya menelepon. Padahal Natta tahu bahwa Keyla sedang pura-pura saja menelepon.

"Katanya nyokap gua bisa jemput, make mobil. Lihat tuh mendung, jadi kayaknya gua lebih enak di jemput nyokap gua make mobil," ucap Keyla sambil menunjuk langit yang sekarang sudah sedikit menampakkan perubahan menjadi lebih gelap.

"Bukannya Mama lo nggak bisa nyetir mobil, Key?"

"Kok lo tau?" Keyla terkejut, bagaimana Natta bisa mengetahui jika Mamanya tidak bisa menyetir mobil. Sejujurnya Keyla hanya mencari alasan saja agar tidak pulang bersama Natta.

"Ohh beneran nggak bisa nyetir? Padahal tadi gua asal ngomong doang." Natta kembeli terkekeh melihat tingkah dari sahabat pacarnya ini.

Keyla pasrah karena sudah tidak ada lagi alasan yang bisa dia buat agar tidak pulang bersama Natta. Keyla hanya malas jika harus berlama-lama dengan laki-laki itu di sepanjang perjalanan. Seperti yang orang-orang ketahui bahwa pemuda itu memiliki sifat yang dingin dan tak banyak bicara berbanding dengan dirinya. Ditambah semesta seperti nya tidak mendukung gadis itu, melihat awan yang sudah menghitam, menandakan sebentar lagi hujan akan turun. Dan mau tidak mau pasti jika turun hujan, mereka akan meneduh. Mengingat bahwa Natta tidak bisa terkena hujan.

"Ayo!" ajak Natta.

"Kalau hujan nanti gimana?" tanya Keyla.

"Nggak bakalan hujan, percaya sama gua," ucap Natta meyakinkan Keyla. Kemudian laki-laki itu melepas jaketnya dan di berikan kepada Keyla. "Pakai, angin nya kencang banget."

Keyla jelas terkejut, saat Natta menyodorkan jaketnya. Laki-laki mana yang rela meminjamkan jaketnya secara cuma-cuma kepada seorang gadis yang bukan pacarnya. Keyla terdiam cukup lama sambil memerhatikan jaket yang berada pada genggaman laki-laki itu.

Melihat Keyla yang terdiam, membuat Natta sedikit geram dan menyadari bahwa gadis itu sedikit merasa tidak nyaman atas perilaku yang baru saja dia lakukan, "Angin kencang, lo mau masuk angin?" tanya Natta.

Dengan keterpaksaan akhirnya Keyla mengambil jaket itu dan dia pakai. Kemudian menaiki motor Natta. Motor itu melaju melewati perkarangan area parkiran. Beberapa pasang mata pun sesekali melirik mereka berdua yang sekarang sedang berboncengan. Seolah akan ada gosip baru yang akan mereka dengar setelah ini.

*******

Sekarang keduanya sedang menepi di parkiran halte bus. Di tengah perjalanan hujan turun sangat deras menerpa keduanya. Bukan hanya mereka berdua saja yang meneduh, ada beberapa anak sekolah yang baru pulang, ada tukang ojek online yang ikut meneduh sesekali melihat ke arah ponselnya barangkali ada pesanan yang masuk, lalu ada bapak tua yang membawa gerobak wedang ronde, melihat itu Natta sedikit terheran bahwa sudah lama sekali dia tidak melihat ada yang jualan wedang ronde. Terakhir dia bisa mencicipi di daerah Muara Sunter bersama Johan.

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminWhere stories live. Discover now