29. Malam Tahun Baru

1.5K 204 13
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau ingetin untuk selalu vote cerita ini disetiap partnya dan jangan lupa komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf. Supaya aku bisa lebih semangat lagi untuk update ke part selanjutnya!!!

Kalian juga bisa follow wattpad aku dan juga meramaikan Tiktok aku yaitu (rumahsinggah_ dan haniioktav24) lalu Instagram aku yaitu (hanii.oktav dan wattpad_haniioktav24). Selamat membaca kesayangan aku.

*******

Banyak orang bersiap menjemput tahun baru, bahkan tidak sedikit pula dari orang yang ingin melaksanakan perayaan besar, kecil atau hanya perayaan sederhana. Malam yang sering dinanti oleh banyak kalangan, baik orang dewasa, para remaja atapun anak-anak sekalipun.

Malam pergantian tahun ini biasanya identik dengan pesta kembang api, barbeque-an, nonton bioskop, makan-makan bersama keluarga besar, jalan-jalan ke taman dan juga jalan-jalan mengelilingi kota. Kegiatan seperti itu tak lagi Natta lakukan sejak lama saat Bang Mahen pergi merantau ke Semarang. Namun ada yang berbeda dengan malam pergantian tahun ini. Tidak seperti biasanya yang hanya di rumah saja, tahun ini Natta bisa merayakan tahun baru dengan para saudaranya dan menghabiskan waktu bersama di pantai.

Seperti saat ini, Natta yang sedang menyusun bangku lipat yang bertuliskan speeds tepat berada di bagian belakang. Semua sudah tersusun rapih tujuh bangku yang berada di tepian pasir pantai dan yang lainnya masih sibuk dengan membakar jagung, sosis maupun daging. Natta mencoba duduk di salah satu bangku, dia berusaha duduk hati-hati sebagai percobaannya karena sejujurnya Natta baru pertama kali duduk di bangku lipat ini, ada rasa takut kejengkang kebelakang atau bangku ini tidak bisa menahan bobot badannya sendiri. Namun, saat Natta sudah duduk sempurna semuanya aman, tidak sia-sia Hairis memborong tujuh bangku lipat hanya untuk malam tahun baru hari ini.

"Gua nggak nyangka, kalau malam ini di pantai ramai banget," gumam Natta pada saat melihat sekeliling, dia tidak menyangka bahwa beberapa keluarga juga ada yang menghabiskan waktu di pantai.

"Bang cobain, enak banget ini," tawar Jay yang menghampiri Natta hanya untuk menyuruh abangnya mencicipi daging yang sudah matang dan Natta menerimanya dengan suka rela.

Melihat abangnya duduk sendirian membuat Jay ikut duduk di samping Natta, tangan anak itu tidak berhenti menyuapi mulutnya dengan daging yang dia bawa dari tempat pembakaran.

"Ngapain dah disini sendirian?" Jay berucap dengan nada sebal. Sebab Natta tidak ada di tempat pembakaran, Jay yang kewelahan di suruh-suruh oleh yang lainnya.

"Duduk," jawab Natta apa-adanya.

"Jawabannya nggak salah sih, cuma salah juga," kata Jay, yang sontak membuat Natta terkekeh. Keduanya sama-sama melihat ke arah laut, bahwa malam hari laut tidak terlihat apa-apa selain bintang dan bulan yang menyinari lalu di percantik oleh kembang api kecil-kecil yang sudah pada menghiasi penjuru langit.

Ombak melambai-lambai bersahut dengan desiran alam dan suara-suara yang timbul dari tepi pantai. Menyambut debu-debu pantai yang pasrah tersapu air, terobang-ambing tak bertujuan. Keduanya duduk diam dan mata mereka tertuju ke arah lautan. Berharap akan sesuatu, berdoa agar semuanya baik-baik saja. Rasa dingin dan nyaman jelas terasa membungkus suasana. Angin menghembus semakin kencang menyibak kedua rambut lelaki tampan itu.

"Bang Natta paling sayang ke siapa dari kita semua? pasti Bang Hairis, ya?"tanya Jay penasaran. Memang sudah dari lama Jay ingin bertanya tentang ini, Jay percaya bahwa Natta merupakan saudaranya yang paling penyayang. Jay hanya penasaran, apakah permasalah diantara ke dua abangnya membuat Natta lebih kelihatan menyayangi Hairis ketimbang yang lainnya.

"Lo," jawab Natta.

"Aku?" tanya Jay sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Lo sama Cessa!" jelas Natta.

Alnattan dan Ceritanya | Na JaeminWhere stories live. Discover now