03. •Bertemu•

39.5K 3.8K 63
                                    

“Althaia!”

Panggilan itu membuat Althaia yang dilanda kebingungan menoleh. Ia menatap gadis yang lebih tinggi darinya itu dengan pandangan bingung.

“Lo siapa?” tanyanya dengan nada was-was. Ia tak tahu siapa gadis di hadapannya kini.

“Gue Althaia Calista.”

Mendengar jawaban itu sontak saja mulut Althaia terbuka lebar. “Lo tokoh Althaia itu?” tanyanya setengah tak percaya.

“Iya. Gue Althaia.”

“Kenapa gue bisa ada di sini? Dan kenapa gue bisa masuk ke dalam raga Lo itu?”

Gue akan ceritakan semuanya! Tapi jangan pernah potong perkataan gue, deal?”

“Oke.”

Tokoh Althaia tersenyum tipis melihat wajah Althaia yang terlihat penasaran. Ia langsung menggenggam kedua tangan Althaia dengan eratnya. Pandangan matanya berubah menjadi sendu.

“Gue mohon sama Lo untuk merubah semua alur yang ada di dalam cerita tersebut. Jangan buat tokoh Althaia mati mengenaskan di tangan orang yang dicintainya. Buatlah happy ending bagi tokoh Althaia di cerita tersebut.”

“Bagaimana caranya?”

“Terserah, Lo bisa pakai cara apapun supaya tokoh Althaia gak menderita. Gue menaruh banyak harapan sama Lo. Jangan kecewakan gue, ya?”

“Tapi kenapa harus gue?”

Tokoh Althaia tak menjawab. Melainkan pergi begitu saja meninggalkan Althaia yang kebingungan setengah mati.

Tak lama kemudian, cahaya putih menarik tubuh Althaia untuk masuk ke dalam cahaya tersebut. Dan semuanya terlihat gelap.

“AL!” teriak Grace seraya mengguncang tubuh Althaia yang tertidur dengan posisi duduk di perpustakaan.

Althaia membuka kedua matanya sempurna. Ia melirik sekitar dan menghembuskan nafasnya lega saat melihat ruangan yang terlihat nyata.

“Gue ketiduran,” gumam Althaia seraya meringis tak enak.

Grace memutar bola matanya malas. “Gue kira Lo kenapa-kenapa, ternyata malah ketiduran di perpustakaan. Sialan banget Lo buat gue khawatir!” makinya tak terima.

“Maaf. Kayaknya gue terlalu nyaman di perpustakaan sampai ketiduran gini.”

“Ya udahlah. Ayo ke kelas, bentar lagi bel masuk bunyi.”

Althaia bangkit dari duduknya. Membenarkan tatanan rambut yang sedikit berantakan.

Keduanya berjalan beriringan menuju kelas. Namun, saat melewati toilet, keduanya dikejutkan dengan kehadiran Dylan dan Maudy yang keluar dari bilik toilet dengan penampilan acak-acakan.

Mulut Grace menganga melihat Dylan dan Maudy. Begitu juga dengan Dylan yang terkejut karena kepergok oleh Althaia. Namun, senyum miring tercetak jelas di bibirnya.

“Gila! Kalau mau mesum itu tahu tempat, ini sekolah malah dibuat untuk tempat mesum,” cibir Althaia jengah.

“Cemburu Lo?” tanya Dylan dengan sombongnya.

Althaia mendelik. “Gue? Cemburu? Gak sudi!”

Dylan terkekeh pelan. “Ngaku aja. Pasti Lo panas kan lihat gue sama Maudy.”

“Mimpi Lo ketinggian! Yuk Grace, kita ke kelas.”

Grace mengangguk dan mengikuti langkah Althaia yang sudah lebih dulu. Sebelum itu, ia mengacungkan jari tengahnya untuk Dylan dan Maudy.

Hello MaxWhere stories live. Discover now