16. Bukan Keluarga Bahagia

19.5K 1.9K 9
                                    

Haloooooooo
Apa kabar gladsss???
Ada yang nungguin Max update?
Cung sini yang nunggu Max update☝🏻
Gak lumutan kan nunggunya?

Langsung aja dibaca.
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen.
Happy reading
.
.
.
.
.

“Pulang ke rumah sekarang juga!”

“Tidak, sebelum pria itu pergi.”

“Papamu sudah pergi, Max. Pulanglah sekarang.”

“Hmm.”

Max memutus sambungan telepon dengan kakeknya begitu saja. Tangannya terangkat menyugar rambutnya dengan kasar.

Tubuhnya bersandar pada tembok dengan pikiran yang bercabang.

“Lo kenapa? Putus cinta?”

Pertanyaan itu keluar begitu lancar dari mulut Steve yang sejak tadi memandangi Max dengan tatapan bingung. Tak hanya Steve, beberapa anggota yang sedang berada di markas pun tak bisa untuk tak melayangkan tatapan bingung akan keterdiaman Max sejak datang tadi.

Max mendengus. Ia menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

“Terus? Gak dikasih jatah sama ayang?”

Max membuka sepatunya dan melempar pada Julius. Dan beruntungnya sepatu Max mengenai wajah Julius yang langsung mengaduh kesakitan. “Mulut Lo perlu dirobek,” sinisnya dengan tajam.

Bukannya marah, Julius justru terkekeh pelan. Kakinya melangkah mendekati Max yang masih memasang wajah sinis.

“Butuh hiburan?”

“Gak. Gue mau balik ke rumah.”

Max langsung berdiri. Merapikan kemejanya yang sedikit kusut.

“Nanti malam mau ikut party?” tawar Diego.

Of course,” jawab Max tanpa beban.

Mereka semua tersenyum lebar melihat Max yang menyetujui untuk datang ke pesta malam ini. Tentunya akan sangat menyenangkan jika Max ikut bergabung.

[Hello Max]

Max memarkirkan motornya di garasi rumah. Melepas helm yang melindungi kepalanya. Ia merapikan rambut yang berantakan.

Tanpa menekan bel, Max langsung membuka pintu rumah dan disambut oleh wajah mengerikan sang kakek beserta ajudannya.

Max menghembuskan nafas panjang. Sudah dipastikan telinganya akan segera mendengarkan ceramah yang tak ada habisnya.

“Masuk kamar!” titah Anggara dengan wajah dinginnya.

Max mengernyitkan dahi bingung. Tumben sekali kakeknya itu membebaskan dirinya dengan begitu mudah. Bahkan mungkin ini pertama kali bagi Max terbebas dari ceramah panjang kakeknya.

Tak mau membuat Anggara menarik ucapannya, Max langsung beranjak menuju kamarnya dengan diam. Meskipun ia merasa cukup curiga dengan sikap kakeknya.

Sesampainya di kamar, Max langsung mengunci pintu. Membuka kancing kemejanya satu per satu hingga bertelanjang dada. Ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Waktu masih menunjukkan pukul 16.30. Dan Max baru bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan tenang.

Tok
Tok
Tok

Hello MaxWhere stories live. Discover now